Sampai Kita Bertemu [On Going]

Prolog

Aira duduk di depan laptopnya, memandangi layar yang menampilkan pesan terakhir dari Kian. Kalimat sederhana itu terus terulang di pikirannya, “Semua akan baik-baik saja, selama kita percaya.” Tapi, seberapa kuat kepercayaan itu bisa bertahan ketika jarak dan waktu menjadi penghalang? 

Bukan sekali dua kali ia meragukan hubungannya. Dia tahu, Kian adalah pria yang baik, penuh tekad, dan selalu berusaha memberikan yang terbaik. Namun, Aira sendiri tidak yakin apakah hatinya cukup kuat untuk terus bertahan. Ia bukan perempuan yang sempurna—masa lalunya membayangi setiap langkahnya, membuatnya bertanya-tanya apakah ia layak dicintai dengan begitu tulus. 

Di sisi lain, Kian adalah seorang pria yang tampak tidak pernah goyah. Setiap tantangan yang mereka hadapi selalu dijawabnya dengan senyum percaya diri dan keyakinan bahwa mereka bisa melewatinya bersama. Tapi, Aira tahu, di balik itu semua, Kian juga menyimpan beban yang belum pernah ia ceritakan. 

Hubungan mereka dimulai sederhana, hanya dari percakapan singkat di dunia maya yang tanpa sengaja membuat mereka saling mengenal. Tidak ada yang menyangka bahwa dua orang asing dari kota yang berbeda, bahkan dunia yang berbeda, bisa saling menemukan dan membangun sesuatu yang begitu nyata. Namun, cinta mereka bukan tanpa ujian. 

Kini, Aira menatap kalender di meja kerjanya. Hanya tinggal beberapa hari lagi sebelum pertemuan mereka yang berikutnya—pertemuan yang mungkin akan menjadi titik balik dalam hubungan mereka. Apakah cinta mereka cukup kuat untuk menghadapi segala rintangan? Atau apakah semua ini hanya sebuah ilusi yang perlahan akan pudar? 

Dengan tarikan napas dalam, Aira menutup laptopnya. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tapi satu hal yang pasti: ia ingin mencoba. Untuk Kian, untuk dirinya sendiri, dan untuk cinta yang telah mereka bangun bersama. 

Dan siapa tahu, mungkin ini adalah awal dari sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang akan mengubah hidup mereka selamanya.