Kain yang menutupi bibir pemuda itu perlahan terlepas, tersingkap oleh tiupan angin yang membawa debu pertempuran. Wajahnya yang datar dan tenang kini terlihat jelas, memancarkan keteguhan yang tak biasa. Sorot matanya tajam, menembus lurus ke arah para musuh.
Shean menahan napas, matanya melebar saat ia menyadari sesuatu yang mencengangkan. Pemuda yang telah menyelamatkan mereka dengan keberanian dan keterampilan luar biasa itu ternyata bukanlah seorang pria dewasa, melainkan seorang anak kecil yang usianya masih sangat muda, bahkan lebih muda darinya.
"Dia?!...... masih anak-anak??." ucap Shean dalam hati tak percaya atas apa yang ia lihat.
™
Saat ini, Shean dan rekan-rekannya telah berada dalam kondisi aman. Mereka semua sudah dievakuasi jauh dari pertempuran dan ancaman para musuh. Pemuda yang telah menyelamatkan nyawa mereka juga berada di tempat yang sama, namun ia tidak bergeming. Pemuda itu berdiri tegap di depan sebuah benteng pertahanan, tubuhnya kaku seperti patung, tak bergerak sedikit pun.
Sudah satu jam berlalu, namun tak ada makanan atau minuman yang masuk ke mulutnya. Keheningan hanya dipatahkan oleh suara angin yang berdesir lembut, sementara matanya yang tajam tetap menatap horizon, seolah menunggu sesuatu yang tak terucapkan. Di bawah sinar matahari yang mulai condong ke barat, tubuhnya tampak lelah, namun wajahnya tetap datar, tak menunjukkan sedikit pun keletihan atau rasa lapar.
Shean yang memperhatikan dari kejauhan merasa takjub. Pemuda itu, meski tubuhnya masih muda, memiliki keteguhan dan ketahanan yang luar biasa, sebuah sosok yang lebih mirip seorang prajurit berpengalaman daripada seorang anak muda yang seharusnya masih menikmati masa muda.
Shean akhirnya memutuskan untuk menghampiri pemuda itu, membawa sedikit makanan dan minuman sebagai tanda penghargaan. Rasa penasaran yang sudah lama menggelayuti dirinya kini semakin kuat. Pemuda ini, dengan segala keberanian dan ketangguhannya, menyelamatkan mereka tanpa informasi tentang dirinya. Shean ingin tahu lebih banyak, siapa dia sebenarnya dan apa yang membuatnya begitu berbeda.
"Hei." panggil Shean kepada sang pemuda dengan lembut.
Sang pemuda tak menoleh sedikit pun, pandangannya tetap tertuju ke arah depan dengan tubuh yang tetap tegap.
"Saya bawa makanan buat kamu, makanlah kamu belum makan dari tadi." ucap Shean menyerahkan beberapa makanan kepada pemuda itu.
"Saya tidak lapar." ucap datar pemuda tersebut dengan tatapan yang tak berpaling dari arah depan.
"Udah santai aja, kamu masih muda harus banyak makan." ucap Shean menarik tubuh pemuda itu untuk duduk di sampingnya.
Mau tidak mau, pemuda itu duduk dan memakan makanan yang Shean berikan karena bagaimana pun, jujur pemuda itu merasa sangat lapar dan kehausan tapi apa boleh buat, tugas tetaplah tugas.
"Terima kasih sudah menyelamatkan saya dan rekan-rekan saya." ucap Shean tersenyum.
"Saya hanya menjalankan tugas." ucap pemuda itu disela-sela kegiatan makannya.
Shean tersenyum, "Tetap saja, kamu pahlawan bagi kami." ucap Shean sambil menepuk pundak pemuda tersebut.
"Siapa namamu?." tanya Shean.
Pemuda itu tak menjawab apa-apa, ia hanya fokus memakan makanan yang tersedia di depan matanya. Shean yang merasa pertanyaannya tak digubris pun sedikit tak enak karena sudah menanyakan sesuatu yang bisa disebut privasi.
"Ah maaf, saya tidak bermaksud." ucap Shean tak enak.
"Nama saya Christian, Lucian Christian." ucap pemuda tersebut.
Shean tersenyum, "Nama yang bagus, dimana kamu tinggal?." tanya Shean.
Sesaat setelah Shean bertanya, Christian tiba-tiba berdiri tegak dari duduknya, matanya tajam menatap ke arah hutan dengan fokus yang dalam. Senjata api di tangannya tergenggam erat, siap digunakan kapan saja. Dengan langkah mantap, ia mulai bergerak, hendak meninggalkan area tersebut. Misinya sudah selesai, dan ia tahu saatnya untuk melangkah pergi, meskipun Shean masih terdiam mencoba memahami apa yang baru saja terjadi.
"Tugas saya sudah selesai, terimakasih atas makanannya." ucap Christian yang semakin lama semakin menjauh dari sana.
Shean hanya berdiri terpaku, menatap kepergian Christian dengan senyuman tipis yang terukir di wajahnya. Meskipun pemuda itu sudah mulai menghilang di balik pepohonan hutan, pandangannya tetap tertuju pada langkah mantap yang diambilnya. Di dalam hatinya, rasa penasaran semakin mendalam.
Seorang prajurit muda dengan keahlian luar biasa, jauh melebihi dirinya yang telah lama menjadi komandan. Bagaimana mungkin seseorang yang begitu muda bisa memiliki keterampilan, ketegasan, dan keberanian seperti itu? Pikirannya terus berputar, mencoba menggali lebih dalam latar belakang pemuda yang begitu misterius ini.
Senyumnya tak pernah pudar, namun di baliknya, ada rasa kekaguman yang sulit untuk dijelaskan. Christian adalah sosok yang luar biasa, dan Shean merasa beruntung telah bertemu dengannya, meskipun ia tahu, jalan hidup pemuda itu mungkin jauh lebih berat dari yang ia bayangkan.
Di tengah-tengah pikiran Shean yang masih terfokus pada Christian, tiba-tiba sebuah ingatan melintas begitu saja, mengganggu ketenangannya. Ia teringat pada sebuah organisasi militer yang dikenal luas namun sangat tertutup, sebuah entitas yang telah lama beroperasi di balik bayang-bayang. Nama organisasi itu adalah Alpha Division, sebuah organisasi yang terkenal karena melatih pasukannya hingga menjadi monster, tentara yang tidak hanya terlatih, tetapi hampir tak terkalahkan, dirancang untuk menjalankan misi-misi paling berbahaya dengan keahlian luar biasa.
Satu nama, satu codename, tiba-tiba muncul begitu jelas dalam benaknya: Codename X. Seorang pemimpin yang sangat misterius, ketua sektor utama di Alpha Division, yang dikenal karena keahlian militer yang hampir tidak tertandingi dan kemampuan untuk mengendalikan pasukan elit.
Shean merasa seolah ada keterkaitan antara Christian dan organisasi tersebut. Rasa penasaran semakin membuncah, karena apa yang baru saja ia saksikan, keahlian Christian, sikapnya yang tenang namun mematikan, mengingatkannya pada ciri khas pasukan Alpha Division. Apakah mungkin Christian adalah bagian dari mereka? Atau bahkan, apakah ia adalah hasil dari pelatihan yang tak terbayangkan dari organisasi tersebut? Pertanyaan-pertanyaan itu berputar dalam benaknya, sementara wajah Codename X yang legendaris perlahan mengisi ruang pikirannya.
"Mirip sekali dengan Codename X." ucap Shean dalam hati.

••••••••••
Halo Halo, udah Up nih cerita Codename X.
Pioneers udah fiks gua hapus yaa.
Semoga cerita ini bisa sesuai dengan ekspektasi kalian ya.
Maaf kalo jelek ges, komen ya gimana debut nya.
•••••••••••••••••
Maaf kalo ada typo.
Makasih yang udah baca.
Jangan lupa vote ya, author butuh vote kalian juga.
YOU ARE READING
Code Name X [ The End ]
ActionSeorang pemuda yang baru saja bertemu kembali dengan keluarganya setelah berpisah selama 13 tahun di karenakan kecelakaan beruntun di sebuah jembatan yang terletak di Amerika Serikat, ia kehilangan ingatannya serta kehilangan kedua orang tuanya dan...
PROLOG
Start from the beginning
![Code Name X [ The End ]](https://img.wattpad.com/cover/385598917-64-k646198.jpg)