Part 2

7.9K 1K 58
                                    

Jauh dari kota, terdapat hutan lebat. Yang dimana suara-suara alam bersatu padu menjadi musik yang damai dan tenang. Pohon-pohon tinggi membuat sinar surya tak dapat masuk lebih dalam, itulah yang menjadikan suhu dingin tetapi sejuk. Sunyi, dan senyap, hingga aliran air sungai jauh pun terdengar. Lolongan, geraman, cuitan pun tak jarang menghiasi diam. Ditengah itu semua siapa yang tau? Terdapat rumah kayu yang cukup besar. Tanpa pagar, dan didominasi dengan kaca-kaca. Berdesain interior simple tetapi elegan. Sebuah rumah dalam hutan lebat, jauh dari populasi dan polusi. Siapa yang tak nyaman tinggal disana?

Tak lama sebuah mobil terparkir didepan sana. Mesin volvo s60 itu membuat seorang wanita yang sedang meminum teh nokcha hangatnya bangkit menuju pintu.

"Kau datang?" ucap wanita berusia 33 itu, setelah melihat pemuda —keponakkannya— itu menutup pintu mobilnya.

"Kelihatannya?"

"Masuklah Jim" pinta wanita itu.

"Tidak bi, aku hanya sebentar disini. Apa paman sedang membaca? Atau..."

"Dia di hutan" potong bibinya.

"Baiklah, aku akan ke paman. Bye bi.."

Jimin pun memasuki hutan, menyusul pamannya ke hamparan padang rumput yang biasa mereka kunjungi. Dia berlari dengan sangat cepat. Secepat hyena yang kelaparan. Walaupun begitu, setiap langkahnya tak menimbulkan suara sedikit pun. Seperti terbang tak menapakkan kakinya. Saking cepatnya, pepohonan dan rumput belukar disekitarnya, terterpa olehnya. Berlari, adalah hal yang disukai mereka.

Disisi lain, kedua lelaki dan satu pria sedang bermain lempar tangkap dengan bola baseballnya.

"Huahaha..kau konyol V" tawa lelaki berambut ungu dengan terpingkal-pingkal.

"Terima ini paman!"

WUUSHH. bola itu terlempar dengan sangat jauh, melebihi batas area mereka bermain. Tapi dengan sepersekian detiknya, paman berlari dan sudah kembali lagi dengan bola digenggamannya.

"Lemparan bagus V" puji lelaki yang berusia beberapa tahun lebih tua dari istrinya itu.

"Kau pun penangkap hebat paman" Jungkook memuji paman Park dengan senyuman manisnya.

"Kalau begitu, tangkaplah ini" paman Park memutarkan tubuhnya lalu melempar bola itu dengan sangat jauh.

Jungkook hanya menatap bola itu yang entah mengarah kemana.

"Aishh paman, aku ini bukan V. Bisakkah kau memperingan lemparan untukku? Aku paling muda disini" ucap Jungkook yang hanya berdiam ditempat.

"Yak, kau malas sekali!" V berseru padanya. "Ambilah cepat!"

"Sudah ada yang mengambilnya" jawab Jungkook.

"Sia—"

V tak menuntaskan pertanyaannya setelah Jimin muncul dari pepohonan dengan bola ditangannya.

"Seperti biasa, aku penangkap yang mengagumkan" Jimin membanggakan dirinya dengan melmpar-lempar bola itu disebelah tangannya.

"Ck angkuh sekali kau Jim" decak V dengan berkacak pinggang dan mengelengkan kepalanya.

"Jimin!" seru Jungkook. "Akhirnya kau muncul juga, begitu sibukkah sekolahmu?"

Jimin melempar bola kearah Jungkook dengan sangat cepat dan tekanan yang kuat, itu membuat Jungkook agak limbung.

"Oohh kau bukan malas, tapi payah" ejek V yang membuatnya langsung berlari karena Jungkook yang tak terima saat itu mengejarnya.

"Hai Jim" sapa pamannya yang membuatnya tersenyum miris. "V bilang kau berubah lagi kemarin."

Red HairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang