"Kau lebih muda dari ku berkatalah dengan sopan sedikit" ujar Jun Seok percaya diri melirik lawan bicaranya yang langsung berdecih.

Jun Seok kemudian terkekeh kembali.
"Huh Rasanya baru kemarin Yeon Ji meninggalkan ku. Dan satu harinya ego sendiri membuat kerumitan sampai sekarang. Waktu itu aku hanya memikirkan bagaimana satu hal yang kami berdua cintai tetap ada hingga aku memaksa Teresa membuahi Sehun. Meskipun aku tahu kau sudah menjadi suami sahnya. "
Jun Seok berhenti sebentar pria tua itu tengah menyenderkan tubuh belakangnya yang pegal.

"Aku tidak pernah berpikir bagaimana keluargamu akan terusik, yang aku pikirkan waktu itu hanyalah kebahagiaan aku saat Sehun lahir."

Daehwan bungkam ia masih ingin mendengarkan pernyataan demi pernyataan yang keluar dari bibir tua itu sendiri.dirinya sudah lama menanti seperti sekarang, Saat Jun Seok menceritaan sendirinya walaupun ia sudah tahu jelas.

"Menjaganya layaknya ibu dan aku memukulinya. Egoku benar buruk hingga aku buta siapa wanita itu sebenarnya.
Maaf. Maaf karena banyak hal Nak, tentang aku, istriku,istrimu dan tentang sehun.seharusnya aku berterimakasih bukan malah menjadi iblis bagi keluargamu. Dengan Sehun sekarang ini, aku tidak bisa berbuat banyak terlebih aku memiliki dosa sendiri. Ketuaan ku berarti juga kemudaan kematianku,bukan? orang baik dan seperti itu Tuhan pinta."

Meletakan kopi panasnya di atas kursi itu.
Daehwan mengeratkan rahangnya.
"Kau buruk bahkan sangat buruk Tuan Oh. Permintaan maaf bukanlah suatu hal yang dapat menghilangkan rasa sakit Teresa yang kau perlakukan sesuai egomu.
Setiap malam, Teresa pulang dengan tangisan dan luka memar dan aku membencimu. Keluargamu adalah hartamu bukankah keluargaku juga hartaku Tuan Oh? Kenapa kau renggut? "

"Aku tidak menyalahkan Sehun dan marah padanya, jika itu jawabanmu adalah Anak Tuan Oh. Hanya saja aku sangat berbanding balik jika itu adalah Kau."sambung Daehwan saat ia tahu apa yang akan diucapkan oleh Jun Seok.

"Mungkin sulit jika memaafkan begitu saja biarkan ini berjalan dengan sendirinya. Aku pinta padamu Tuan Oh, lepaskan istriku dari dosa dan lingkaranmu dan biarkan kedua anak ku bahagia."

"Aku memang berniat untuk melepaskan---

Dan untuk melepaskan Sehun juga"

Daehwan membola jantungnya bergemuruh.

Jun Seok-ssi,

Apa kau akan menyuruh Sehun anak yang kau perjuangkan sedari dulu pergi darimu?












Bulan September, jongin masih tidak berubah. Ia masih anak bocah yang baik dan ingusan, bocah pintar dan masih suka berdagang kue coklat,Teman seorang Jan di
dan siswa Guru Nam Hyun Saa.
Namun sebulan ini, jongin menambah aktivitasnya.setiap ia pulang sekolah dan setiap ia selesai berjualan ia kan selalu datang ke gereja untuk berdoa.

Untuk diri,untuk Hyungnya, Untuk Sehun.

Tak ada lagi tangisan seperti pertama-tama bulan lalu, tak ada ia hampir mati karena sakit memikirkannya. Air matanya sudah kering, sudah banyak air mata yang tumpah dihidupnya. Ia kehilangan Ayah dan juga ibunya, dan ia tak mau lagi seperti itu.
Berkeras jongin berdoa sambil melipatkan tangannya.

Kali ini,hanya hadir ketakutan yang terbina didalam dirinya.
Ia takut hal buruk terjadi.
Jongin tidak akan siap menerimanya..

Dari awal, bagi jongin ini adalah segalanya dan harus baik-baik saja.
Pagi ini ia berdoa, dan sepulangnyakini sekarang ia tengah berdiri di depan pintu putih.
Tergenggam erat kaitannya Dengan tangan Hyun Saa dan Jan Di disekitarnya.
Hatinya berdetak jauh lebih kencang.

Pintu itu terbuka menampilkan pria tua dengan setelan casual hangatnya.berdiri memandang ketiganya dalam diam sambil menutup pintu.

"Jonginie, bukankah ini masih jam sekolah? Kenapa datang kemari hemm?"

I'M WITH YOU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang