Mengusap wajahnya yang sangat terlihat garis kelelahan.begitu temaram malam ini yang membuatnya merasa tersesat.Banyaknya lembar-lembaran kertas diatas meja yang saat ini menangis tak terurus. Bahkan kopi susu itu sudah dingin tak diperhatikan.Menyenderkan tubuhnya di kursi.Memijat keningnya yang terasa panas dan pusing.tubuhnya tidak seperti hari lalu,wanita itu tengah sakit dalam bekerja.Sungguh,jika ia bisa untuk melawan. Maka detik ini juga ia akan melawan sekarang.Hati dan pikirannya kalah masih terfokus pada satu kisah dibulan lalu,menegangkan dan menyakitkan.Sampai sekarang tak ada perubahan yang semestinya yang membuat hati senang dan lega.
Merenggangkan otot tubuhnya yang kaku setelah itu merapikan lembaran kertas yang berserakan membuatnya bertambah pening dikepala.Seharian ia bekerja, melakukan ini dan itu untuk menggantikan seorang yang bulan lalu membuatnya kalah dalam perasaan ini. Bulan lalu yang membuatnya harus tertidur pulas sampai saat ini.
Melirik jam yang terpasang di pergelangan tangannya, pukul 8 malam dan sebentar lagi Dia akan sampai untuk menjemputnya.
Merapikan sekali lagi tempat itu kemudian meninggalkan ruangan dalam sepi.
"Apa sudah lama menunggu?"
"Tidak,aku baru saja sampai. Wajahmu pucat. Apa kau sakit hem?"
"Aku hanya pusing, mungkin akan baik jika makan terlebih dahulu"
"Ah baiklah.kita akan makan lalu kau akan mau kemana? Tidak.kau harusnya istirahat aku tidak ingin kau jadi lebih sakit."
Minseok tersenyum kala pemuda tampan --- calon suaminya itu berkata begitu, Chen terlihat sangat mengkhawatirkannya.
"Gwenchanha, kita Pergi Ke rumah sakit setelah itu"
-----------------------
Tak
Secangkir cup kopi hangat itu berdiri apik diatas kursi samping pria itu terduduk.
Cukup lama Ia memperhatikan pria tua itu diam ditempat dengan pandangan ke depan yang entah apa yang diperhatikannya sedari tadi.
Jangan tanyakan kenapa ia berada disini?
Kabar itu, kejadian bulan lalu dan itu membuat istrinya terguncang.
Tidak, saat ini bukan istrinya saja yang merasa seperti itu namun termasuk juga pria yang lebih tua ini.
Kini dalam posisi yang sangat sulit dimana kau harus membuat keputusan yang sungguh berat akan dilakukan.
Dimana kau akan memilih meneruskannya hidup atau memutuskan kehidupannya sampai disini?
Ini begitu parah..
Dan semua orang berada didalam lingkarannya.
Cukup lama terdiam di taman rumah sakit Korea selatan ditemani angin malam yang mengusik ketegaran. Hingga suara berat itu menggema di telinganya.
"Sepertinya akan hujan. Langit sangat hitam malam ini."
Canggung.
Bagaimana bisa?
Jawabannya Mereka berada dalam konflik keluarga yang rumit.
"Setidaknya kita tak akan basah kuyup disini."ujar yang lebih muda sambil menunjuk pohon dengan daun lebat disekitar.
Hening sebentar.
"Aku membeli kopi hangat untukmu.ku pikir tidak apa jika kau meminumnya sekarang. Cuaca semakin dingin"sambungnya
Pria tua itu terkesiap sesaat namun tertuntun untuk menerimanya. Di esapnya kopi itu sedikit demi sedikit.
"Ini sangat terasa. Bukankah kita sudah bertemu dari awal, Daehwan-ah?"
"Kau benar. Tapi kau melupakan fakta bahwa kita tidak pernah terlibat dalam obrolan Oh Jun Seok."
Jun Seok terkekeh.cukup tertantang ketika Daehwan berani menyebutkan nama lengkapnya.
YOU ARE READING
I'M WITH YOU (END)
FanfictionSehun bertemu anak kecil yang menjengkelkan, disitulah ia terbawa arus
