Part 8

21.4K 575 48
                                    

Roselinda POV

Hari ini adalah ulang tahun Tessa dan Kenny. Aku pergi ke toko kue untuk membeli kue ulang tahun. Tapi, tak sengaja aku bertemu dengan Kak Vicky.

"Rose? ini Rose kan?" tanyanya.

"iya kak" jawabku.

"mereka siapa?" tanyanya sambil melihat ke arah Tessa dan Kenny.

"anak-anakku" jawabku.

"kau sudah menikah dan punya anak?" tanyanya, mungkin ia terkejut karena aku memang tidak memberitahukan keluargaku tentang pernikahanku.

"sudah" jawabku.

"kamu kenapa tidak memberitahu kami?" tanyanya.

"untuk apa? bukankah kalian tidak menyukaiku?" tanyaku balik sekaligus menjawab pertanyaannya,,,,,,lebih tepatnya menyindir.

"tapi kau harus memberitahu, apapun alasannya" ucapnya.

"besok kau datang saja, ada pertemuan keluarga, aku akan memberitahu papa dan mama" ucapnya lagi.

"aku akan kesana setelah memberitahu suamiku" ucapku.

Setelah itu, ia pergi dan aku membeli kue ulang tahun lalu aku pulang.

***besoknya***
Aku sudah memberitahu ucapan kak Vicky pada Riko dan hari ini aku, Riko,akan mengunjungi rumah mamaku.
Sesampainya dirumah mamaku, aku langsung mengetuk pintu dan Bi Inah pun membukakan pintu.

"ini non Rose kan? masuk non" ucapnya.

"hai semuanya" sapaku.

Semua orang yang melihatku terkejut karena kehadiranku kecuali Kak Vicky.

"Rose?" ucap mereka berbarengan

"Mengapa kalian terkejut? Bukankah Kak Vicky telah memberitau kalian bahwa aku akan datang?" Tanyaku

(Semua orang melihat Kak Vicky)
"Hehe.. aku sengaja tidak memberitau kalian" ucapnya.

Kami pun makan malam dan dilalui perbincangan-perbincangan dimulai dari suamiku, anak-anakku, pekerjaanku,dll. Papa dan mamaku juga sudah tidak mengacuhkanku. Ya..., ternyata mereka sudah menyadari kesalahannya dan aku juga sudah memaafkannya. Aku memakluminya karena mereka marah padaku karena pada waktu aku bayi, tangisanku terlalu kencang sehingga mengganggu klien papaku dan membuat mereka memutuskan kerjasama yang membuat papaku hampir gulung tikar. Memang sih hal itu tidak wajar. Bukankah bayi memang hanya bisa menangis karena belum bisa berbicara? Tapi ya sudahlah. Tidak baik bukan bila menyimpan dendam terlalu lama? Lagi pula biar bagaimanapun, mereka tetap orang tuaku..keluargaku. Jadi, aku tidak akan mempersalahkan kejadian yang terjadi masa lalu. Yang sudah berlalu biarkan saja berlalu. Setidaknya mereka sudah mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Itu sudah menjadi pelajaran yang berarti untuk mereka.
Sekarang mereka sedang bermain bersama Farah dan James (anak kak Vicky), Obert dan Vera (anak kak Rosa), Aldi, Tessa, dan Kenny (anakku). Sedangkan aku, Riko, Kak Vicky, Kak Rosa dan pasangan-pasangan mereka sedang bersenda gurau di ruang keluarga.

Akhirnya aku bisa merasa dianggap setelah sekian lama. Aku pun sudah mengetahui alasan mereka membenciku. Aku percaya ini adalah buah dari kesabaranku selama ini. Ini prinsipku : Apapun yang akan terjadi, terjadilah sesuai kehendak TUHAN.

TAMAT

Seorang Anak yang TerlupakanWhere stories live. Discover now