Part 6

16.2K 736 2
                                    

Rosalinda POV

Matahari masuk melewati celah kamarku, aku segera bangun dan bersiap-siap untuk pergi ke kampus.
Aku turun untuk sarapan dan berangkat kuliah karena hari ini aku ada kelas pagi. Aku telah sampai ke meja makan dan menyapa kak Vicky serta kedua orang tuaku. Setelah itu aku duduk di kursi meja makan.

"Rose kemana bi?" tanyaku pada bibi yang sedang menyapu lantai.

"tidak tahu non, dikamarnya tidak ada." jawab bibi.

Setelah itu, bibi pergi ke pasar untuk membeli bahan makanan yang sudah hampir habis. Tiba-tiba aku teringat perkataan Rose kemarin. Apakah benar ia pergi dan kemarin adalah pertemuan terakhir kami?

"Rosa, kamu mikirin apa sih" suara kak Vicky menghentikan lamunanku.

"tidak kak, aku tidak memikirkan apa-apa" jawabku.

"tidak usah berbohong, bicara saja pada kami" ucap papa.

"aku memikirkan perkataan Rose kemarin" jawabku.

"memang dia bicara apa?" tanya mama.

"kemarin dia bilang, dia akan pergi dan kemarin adalah pertemuan terakhirku dengannya." jawabnya.

"sudahlah biarkan saja dia pergi" jawab papa.

"ya sudah, kamu pergi saja ke kampus, nanti kamu telat" ucap mama.

Aku segera berpamitan dan berangkat ke kampus.

Roselinda POV

Aku sedang menuju ke kampus dengan Shania, aku ada kelas siang, di jalan aku melihat mama dan kak Rosa sedang didatangi oleh 2 orang preman bertubuh besar. Aku menyuruh Shania menungguku dan aku segera melawan 2 preman itu.

"hei bocah, mau apa kamu datang kemari" tanya salah satu preman tersebut.

"aku ingin menghajarmu" jawabku.

"jangan berhayal bocah" jawab satu preman lainnya.

"kita lihat saja" ucapku.

Aku dan 2 preman itu bertarung dan tentu saja aku menang karena aku jago karate. 2 preman itu pun kabur.

"kamu menolong mama bukan karena ingin dipuji kan?" tanya mama padaku.

"bukan, aku hanya ingin menolong mama, bukan karna ingin dipuji" jawabku.

"terimakasih karna telah menolong kami" ucap kak Rosa.

"sama-sama kak" ucapku.

Tiba-tiba Shania berlari dan memeluku.

"kamu tidak apa-apa kan?" tanyanya.

"aku tidak apa-apa" jawabku.

"kamu kemana saja, mengapa tidak ada di rumah" tanya kak Rosa.

"sudahlah tidak usah dipikirkan, Rosa ayo pulang" ucap mama.

"sudah, ayo lanjutkan perjalanan, nanti kita telat sampai kampus" ucap Shania.

Kami pun segera menuju kampus.

Seorang Anak yang TerlupakanWhere stories live. Discover now