Namun, saking antusiasnya menunggu jawaban dari Cetta, Karina tidak menyadari ada segerombolan laki-laki yang berjalan dengan tergesa-gesa dari belakang. Gerakan mereka terlalu cepat sampai-sampai beberapa orang yang ada di sekitar sana tidak sempat menghindar hingga terjadi aksi dorng-mendorong. Berbeda dengan Cetta, laki-laki itu memiliki refleks yang cepat. Tepat sebelum segerombolan pemuda itu tiba di dekat mereka dan mendorong dengan membabi-buta, Cetta sudah lebih dulu menarik Karina ke sisi yang berseberangan. Membuat gadis itu terkesiap karena dalam sekejap mata, dia terasa seperti terbang. Bukan main, Cetta mengangkat tubuhnya seperti laki-laki itu mengangkat sekantung kapas.
"Pulang lah, emang mau ke mana lagi?" Cetta menjawab singkat, tepat setelah dia melemparkan tatapan tajam pada sekelompok remaja seusia mereka yang berjalan seenaknya hingga menimbulkan keributan. Ini juga yang jadi alasan kenapa Cetta malas sekali datang ke acara musik seperti ini. Tidak menutup kemungkinan ada oknum-oknum kurang kerjaan yang sengaja membuat keributan demi kepuasan pribadi. Seperti anak-anak yang barusan melintas itu contohnya. Mereka menyeruduk dengan ugal-ugalan, membuat sebagian orang yang masih mengantre di pintu keluar terdorong hingga beberapa di antaranya jatuh terjerembab di tanah. Orang-orang yang menjadi korban kejahilan mereka sontak mengamuk, tetapi mereka hanya menunjukkan raut wajah tak bersalah dan hanya haha-hihi tidak jelas.
"Apa-apaan, sih? Kan bisa jalannya pelan-pelan!!"
"Nggak bisa, mereka emang sengaja."
"Kok kamu malah belain mereka?"
"Enggak lagi ngebelain, emang kenyataannya gitu. Nggak lihat tuh malah ketawa-ketawa gitu? Tujuan mereka emang itu, ngerusuh buat seneng-seneng."
Karina berdecak, kemudian memutar bola matanya dengan malas. Sekonyong-konyong, gadis itu mengambil langkah lebar dan berjalan mendahului Cetta. Padahal, dia bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa antrean keluar di hadapannya masih chaos. Dia bahkan nyaris terdorong ke belakang saat beberapa orang yang ada di sekelilingnya mulai adu argumen. Sepertinya, apa yang berlangsung saat itu bukan lagi sekadar senggol-menyenggol. Beberapa orang yang tadinya sudah keluar lapangan bahkan kembali lagi masuk dengan ngotot dan marah-marah. Saking bingungnya, Karina sampai tidak tahu harus berbuat apa. Jika dia nekat menerobos masuk ke dalam kerumunan itu, dia bisa saja menjadi manusia geprek. Untungnya, Cetta dengan cepat meraih tangannya dan menariknya keluar dari pergerumulan manusia berbadan besar itu.
"Udah tau lagi rusuh, ngapain lewat situ sih?"
"Ya pintu keluarnya di situ! Kalau nggak lewat situ terus lewat mana?" Karina bersungut-sungut, tetapi dia tidak menghindar sama sekali saat Cetta membawanya jauh dari kekacauan itu.
Karena semakin lama situasi semakin tak terkendali, mereka terpaksa mengambil sisi terjauh lapangan supaya bisa keluar tanpa harus terjebak di dalam pertikaian yang berlangsung. Tanpa berpikir panjang, Cetta melompat di atas baricade yang terpasang sepanjang lapangan. Sementara di tempatnya berdiri, Karina semakin mendengus sebal. Gadis itu tak bergerak sedikit pun, yang dia lakukan hanya menatap Cetta yang sudah berada di luar lapangan dengan pandangan bengis.
"Jahat ya kamu!" pekiknya, membuat Cetta tersentak dan menoleh ke arahnya dengan sepasang alis yang nyaris bertaut.
"Apa? Bisa lompat nggak?"
"KAMU NGGAK LIHAT HARI INI AKU PAKAI ROK?!"
Saking carut-marutnya dia saat itu, Cetta benar-benar tidak menyadari bahwa Karina memakai rok jeans di bawah lutut malam itu. Mau dengan gaya apa pun, gadis itu pasti tidak bisa melompati baricade setinggi pinggang orang dewasa itu. Melihat raut wajah merengut kekasihnya, diam-diam Cetta merasa tergelitik. Raut wajah gadis itu merah padam, dan Cetta sadar benar bahwa dia tidak bisa menjahili kekasihnya itu lebih dari ini. Tanpa mengatakan apa pun, laki-laki itu melompat lagi ke sisi dalam lapangan, melompati baricade di hadapannya untuk kedua kalinya.
YOU ARE READING
Fatal Trouble [PREVIEW]
Teen FictionBuku ini menonjolkan karakter Adelardo Cetta Early, anak keenam dalam Suyadi brothers. Memiliki alur maju-mundur, buku ini mengupas sisi Cetta yang jarang diceritakan dalam buku-buku sebelumnya. Mengangkat tema kenakalan remaja dan kompleksitas hidu...
PROLOG
Start from the beginning
![Fatal Trouble [PREVIEW]](https://img.wattpad.com/cover/381568584-64-k501983.jpg)