Kita Teman, kan?

3.7K 289 42
                                    

Malam harinya, Taekwang sedikit demam. Dokter telah mengatakan itu sebelumnya. Kakinya akan di gips dan kemungkinan akan sembuh sebulan kemudian, itu paling cepat. Itu semua karena ia memaksakan kakinya saat di bandara hingga menjadi sedikit 'lebih buruk' dari sekedar terkilir.

Ayahnya tidak tahu menahu soal kakinya. Taekwang sengaja tidak bilang apapun pada ayahnya karena Taekwang tahu ayahnya tengah sibuk sekarang. Terpaksa pula ia tidak masuk sekolah besok. Dulu, ia akan senang begitu ia sakit. Karena dengan begitu, ia bisa bolos masuk kelas. Tapi sekarang, rasanya begitu sayang melewatkan pelajaran.

Gong Taekwang benar-benar sudah berubah, kan?

Taekwang tidak benar-benar sendiri saat sakit seperti ini. Ahjumma selalu ada di sampingnya. Sejak dulu sebenarnya Ahjumma selalu menemaninya di saat kedua orang tuanya tidak bisa berada di sisinya. Ah, dia jadi ingat saat ia sakit dulu dan saat itu pula EunBi menelfon nya.

Drt.. Drt..

Taekwang mengambil ponsel di atas bupet yang berada di samping tempat tidurnya dengan malas. Tertulis nama EunBi di layar itu. Baru juga ia memikirkan gadis itu dan kini ia menelfonnya. Mungkinkah EunBi tahu kalau Taekwang tengah memikirkannya? Hah, tidak mungkin.. 

Pasti kau berfikir EunBi memiliki semacam telepati dengan Taekwang? Jangan bercanda! Itu akan menjadi cerita yang lain lagi nantinya..

Kembali lagi ke Taekwang. Dengan cepat ia menekan tombol hijau di layar ponselnya.

"EunBi-ya?" Suara serak Taekwang terdengar pelan.

"Taekwang-ah. Gwaenchana?"

Taekwang tersenyum. "Hm, gwaenchana.." Bohongnya.

"Kau pasti sedang senang, ya?"

Taekwang tetap tersenyum dan kali ini bertambah lebar senyumannya. "Dari mana kau tahu? Hum, aku senang."

"Aku ikut senang kalau begitu. Berhasil bertemu ibumu, kan?"

"Iya.." Taekwang penasaran, ia belum bilang kesiapapun kecuali Kim Jun Suk--yang memang sudah tau-- tentang pertemuannya dengan sang ibu. 

"Oke, istirahatlah, Taekwang-ah."

"Hm.. Selamat malam, EunBi-ya." 

Dan dibalik rasa pusing di kepalanya saat ini, terselip pula rasa bahagia karena EunBi yang menelfonnya. Setidaknya ia telah mendengar suara EunBi malam ini. Mungkin dia bisa bermimpi indah tentang EunBi. Eh, bukan mimpi yang engga-engga loh! Taekwang masih polos untuk bisa bermimpi yang aneh-aneh. Hahaha.. (Dilempar sendal.)

.

Keesokan harinya..

Taekwang benar-benar bosan. Ia hanya tiduran di tempat tidur dan tidak melakukan apa-apa. Ia merasa kasihan pada Ahjumma yang sedari malam selalu menjaga dan menyiapkan makanan untuknya.

Taekwang sudah bilang dia tidak apa-apa dan memaksa Ahjumma itu untuk beristirahat. Tapi, Ahjumma menolaknya. Ahjumma bilang, dia tidak bisa istirahat jika Taekwang sakit. Duh, rasanya Taekwang benar-benar terharu. Ternyata masih banyak orang yang menyayanginya tanpa ia ketahui sebelumnya.  

Sebenarnya tidak masalah jika ia masuk sekolah hari ini. Toh, dia nanti bisa kembali menjadi Taekwang yang selalu tidur di jam pelajaran untuk sementara karena ia masih sedikit demam. Tapi, sepertinya Kim Jun Suk telah memberikan surat ijin atau semacamnya kesekolah agar Taekwang bisa istirahat hari ini.

Namun tetap saja ia benar-benar menyesal tidak masuk sekolah. Jika ia masuk sekolah, pasti tidak akan sebosan ini. Akhirnya ia mencoba untuk bangkit untuk bermain game. Sudah lama juga ia tidak bermain game.

After Who Are You : School 2015Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang