Part 1

10.1K 1.1K 26
                                    

Jimin yang terbaring diperaduannya seketika terganggu dengan ketukan dari batu kecil yang dilempar pada kaca jendela kamarnya. Dia pun bangkit dan membuka jendelanya itu.

"Hai Jim" sapa lelaki yang baru saja melompat masuk ke kamarnya, mendarat dengan mulus tanpa gesekkan apapun.

"Bila 'mereka' melihatmu, matilah kita" dengus Jimin sembari menyilangkan tangannya.

"Bukankah memanjat pohon sudah biasa dikalangan manusia."

"Memanjat pohon setinggi tiang listrik dan melompat pada jendela yang berjarak 4.5 meter itu diluar kebiasaan."

"Baiklah, ku takkan mengulangnya lagi. Jungkook mengajak kita ke hutan."

Jimin melangkah menuju kasurnya dan berbaring kembali. "Aku sedang tak mood, kalian saja sana, aku cape."

Lelaki berambut cokelat tanah itu menatap Jimin lama. "Kau berubah lagi? Ini yang keberapa?"

Jimin membuka matanya dan terduduk bangkit. "Sepuluh dalam kurang dari dua minggu."

"Hebat."

"Aku harus menemui paman."

Jangan pernah mencoba mendekatiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan pernah mencoba mendekatiku.

Rin. Perempuan itu baru saja memarkirkan sepedanya ditempat parkir khusus sepeda tentunya. Sebelum memasuki pintu utama, dia menyapa guru piket yang menjaga gerbang pagi ini. Kang Sae Rin, dia memang orang yang dikenal ramah dan ceria, walau terkadang dia memiliki sisi misteriusnya yang tidak dimengerti orang. Tapi semua orang nyaman berada didekatnya, auranya menghipnotis siapa pun yang berada didekatnya, menjadi tentram dan damai, tetapi sepertinya itu tidak diindahkan oleh Jimin, Park Jimin.

"Hai Rin!"

"Hai."

"Pagi Rin!"

"Pagi."

Rin menjawab setiap sapaan yang dituturkan padanya. Dia berjalan dengan sangat semangat seperti biasanya, dia menuju lorong loker untuk melihat jadwal dan mengambil beberapa bukunya disana. Saat dia berbelok ke lorong loker, disana terdapat sosok yang seketika membuat senyuman diwajahnya merekah. Dia pun langsung berlari menuju lokernya yang memang letaknya tepat disamping loker lelaki itu.

"Pagi Jimin" sapa Rin pada Jimin yang sedang mengambil buku dari lokernya.

Seperti kata orang, Jimin ini orang yang sangat cold-hearted dia pun jarang bersosialisasi dengan yang lain, mau bagaimana bersosialisasi jika orang yang baru melihatnya saja sudah dibuat canggung olehnya. Tetapi beda dengan gadis yang satu ini, sikap Jimin yang seperti itu malah membuatnya penasaran.

Jimin tidak menggubrisnya, dia malah langsung meninggalkan perempuan itu pergi tanpa meliriknya.

"Hai, Jimin" Rin menyusul Jimin. "Kau tidak marah karena kemarin lusa, kan?"

Red HairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang