Masalah Baru!

13.1K 573 54
                                    

Gerbang sekolah lagi.

Gong Taekwang berhenti sejenak seraya memandang gedung sekolahnya yang mewah. Tangan kanannya erat memegang tas yang terlampir di bahu kanannya. Sudah kesekian kalinya ia menghela nafas, seakan ada beban berat yang melebihi ribuan ton yang sedang ia pikul.

Hari ini seharusnya menjadi hari yang menyenangkan bagi Gong Taekwang, tapi apa? Suasana hatinya tidak mendukung.

Akhirnya dengan langkah berat, Taekwang berjalan kembali menuju kelasnya. Kelas 2-3.

Kali ini semua masalah telah selesai. Lee EunBi err.. Go EunBi telah kembali ke kelas 2-3. Dia sekarang punya banyak teman dan semakin sering tersenyum. Go EunByul yang keluar negeri. Guru Kim Jun Suk yang telah menjadi sosok kakak untuk Taekwang dan guru private yang baik. Han Yi An yang kembali menjadi perenang profesional dan Kang SoYoung yang telah mendapat karmanya.

Semuanya kembali normal, kecuali masalah keluarga Taekwang sendiri.

Mungkin karena itu suasana hati Taekwang buruk meskipun EunBi ada di satu kelas yang sama dengannya.

Ibunya yang telah memulai hidup baru berniat keluar negeri dan menetap di sana. Yah, Taekwang telah terbiasa hidup tanpa ibunya. Tapi..

Bukankah anak remaja macam dirinya masih butuh sosok seorang ibu?

Luar negeri itu jauh loh, tidak seperti dari Gangnam ke Tongyeong yang bisa di tempuh dengan menaiki bus saja.

Ah, ingin rasanya Taekwang mengacak rambut hitamnya yang sudah tertata itu.

Oke, kembali kedunia nyata..

Taekwang telah sampai di kelasnya, seperti biasa ia menenggelamkan wajahnya di balik lipatan tangannya. Tertidur. Meski sebenarnya ia tidak benar-benar tidur. Ia mendengarkan semua suara yang ada di sekitarnya.

Suasana kelas tidak ada yang berubah. Tetap berisik di pagi hari seperti ini.

"Hei, Gong Tae! Tidak ada kerjaan lain selain tidur?!"

Ya, suara Lee Shi Jin adalah salah satu suara berisik itu.

Tanpa merubah posisinya, Taekwang bergumam. "Menjauh. Suaramu mengganggu."

Taekwang tidak tahu bagaimana ekspresi Shi Jin saat ia berkata seperti itu. Yang pasti suara Cha Song Joo terdengar menghibur Shi Jin. Ah, tentang kedua sahabat itu entah Taekwang harus berkomentar apa. Mereka benar-benar baik dalam berteman.

Taekwang kembali duduk tegak. Melirik jam tangannya dengan enggan. Sudah hampir bel masuk, tapi EunBi belum terlihat batang hidungnya. Apa dia terlambat? Atau tidak masuk?

Bicara soal EunBi..

Taekwang tidak tahu EunBi sudah jadian atau belum dengan Han Yi An. Rasanya begitu menyakitkan untuk menanyakan hal itu. Padahal sudah berkali-kali EunBi menolak Taekwang, tapi tetap saja hati Taekwang tidak bisa berbohong. Dia telah menyukai EunBi dengan amat sangat.

Taekwang menoleh ke pintu. Tepat satu detik sebelum bel masuk, dua sosok itu datang. Bersamaan! Mereka berangkat bersama! Catat itu!

Bertambah buruklah hari Gong Taekwang.

Mereka memang satu jalur, jadi tidak aneh jika mereka berangkat bersama- Taekwang mulai meyakinkan hatinya dengan fikiran positif.

Mereka mulai sering bersenda gurau berdua. Yah.. Han Yi Ahn itu sahabat saudara kembarnya Eun Bi. Jadi apa salahnya? -

Dan EunBi mulai menjauh dari Taekwang. Duh, soal ini Taekwang tidak tahu bagaimana caranya menyemangati dirinya sendiri.

Sebenarnya EunBi tidak menjauh dari Taekwang, hanya saja Taekwang yang merasa seperti itu karena Yi An yang terus menempel pada EunBi.

Hingga mata EunBi menyorot ke arahnya. Gadis itu masih tersenyum manis. Tanpa tahu bagaimana porak-porandanya hati Taekwang setiap kali melihat mereka berdua.

Taekwang kembali mengalihkan pandangannya ke depan. Ke papan tulis hijau di depannya. Han Yi An sudah duduk manis di sebelahnya dengan wajah berseri. Ya iyalah, siapa juga yang tidak senang berangkat bersama orang yang di suka?!

Ingin rasanya Taekwang kembali menenggelamkan wajahnya. Tapi sosok guru matematika yang datang membuatnya harus mengurungkan niatnya itu. Hari ini adalah pembagian hasil ulangan matematika yang di laksanakan minggu lalu. Dan Taekwang yakin dia akan melampaui nilai-nilai teman-temannya yang lain karena ia sudah bekerja keras untuk belajar beberapa minggu terakhir ini.

Seorang Gong Taekwang belajar? Hey jangan tertawa! Karena hubungannya dengan sang ayah sudah membaik, Taekwang berniat membuat ayahnya lebih bangga padanya. Lagipula, sang ayah adalah orang yang sukses dan memiliki banyak perusahaan. Jadi, Taekwang harus mulai serius dari sekarang karena hanya dialah satu-satunya penerus sang ayah. Benar kan?

"Ingat hukuman yang akan ku berikan pada nilai-nilai yang di bawah rata-rata?" Suara guru itu menyusup di keheningan kelas.

Beberapa anak mengangguk. Termasuk Kwon Ki Tae yang mulai menutup kedua telinganya. Harus Taekwang akui, guru ini memang memiliki wibawa lebih. Anak 2-3 lumayan takut padanya karena ia tidak segan-segan memberi hukuman yang berat untuk anak-anak yang tidak bisa di atur atau memiliki nilai kecil. Sangat berbeda dengan guru Kim yang memiliki jiwa penyayang. Mungkin kalau guru Kim ada di sini, kelas ini akan lebih terlihat bahagia.

Ck, sial. Gong Tae memang lebih menyukai guru Kim daripada guru killer ini.

Hingga nama Go EunBi disebutkan dengan nilai tertinggi. Tertinggi?-

Yah, mungkin memang Taekwang tidak bisa melebihi EunBi dalam hal matematika.

"Gong Taekwang.."

Taekwang mendongak, tadinya ia menunduk seraya menyender di kursinya. Ia sedikit merasa kecewa karna nilainya bukan yang tertinggi. Tapi, guru itu memanggil namanya. Apa nilainya yang paling kecil? Tapi, belum semua nilai yang di umumkan.

"Nilaimu mengejutkanku. Kerja bagus, Gong Taekwang." Guru itu tersenyum sedikit seraya mengibas-ngibaskan kertas nilainya. Taekwang masih terdiam di tempatnya dengan alis yang mengkerut.

Bahkan satu kelas pun benar-benar hening dengan puluhan pasang mata yang menyorot ke arahnya. Taekwang mengerti apa arti tatapan itu. Mereka tidak percaya. Eh, kecuali EunBi. Gadis itu terlihat bahagia untuknya.

"Kau tidak mau mengambil kertas ini? Aku yakin kau ingin menunjukkannya pada ayahmu. Nilaimu hanya berbeda 0,25 dengan Go EunBi."

"Huh?" Aku yakin kau ingin menunjukkannya pada ayahmu..

Satu hal yang Taekwang tidak suka dengan guru ini. Dia sok tahu dan terlihat menyebalkan.

Taekwang bangkit dari duduknya. Berjalan pelan dengan puluhan sorot pasang mata yang menghujam kearahnya. Rasanya seperti artis yang sedang naik daun. Bhak!

Taekwang mengambil hasil ulangan itu. 90,25. Nyaris sempurna. Mau tidak mau, senyum puas pun Taekwang lontarkan.

"Wah.. Hebat, Gong Tae!"

"Bagaimana bisa?"

"Ck, harus lebih banyak belajar lagi nih!"

"Ajari aku, Gong Tae!"

Yap, begitulah suara-suara berisik di kelas itu. Jadi, seperti ini rasanya menjadi pintar? Bahkan Han Yi An melihatnya dengan iri. Itu menyenangkan. Setidaknya Taekwang masih satu langkah di depan Yi An.

Dan sudah di putuskan.. Gong Taekwang akan berubah mulai dari sekarang. Ia akan menjadi penerus ayahnya yang terbaik dan mampu melebihi sang ayah dalam hal yang positif tentunya.

Tidak akan ada lagi Gong Taekwang yang senang bermain-main.

TBC

Ada yang mau lanjut? Komentar nya sayah tunggu! xD 

After Who Are You : School 2015Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang