Namun jika di pikir, ibu nya dan Ruby itu memiliki kesamaan, yakni mempunyai aura menenangkan, aura murni yang seakan-akan menekan sifat monster dalam tubuh nya.
Menghela nafas sejenak, Jendra lantas menyalakan pemantik dan membakar rokok.
Ia melirik sekilas Ruby yang tengah tertawa atas candaan Jayden, setelah itu kembali menghembuskan asap nikotin dengan tenang.
---
"Oi cebol." Orion melirik Ruby yang tengah tengkurap di atas sofa ruang kerja nya. Bocah itu masih asik dengan kegiatan nya yaitu menyusun pola rubik.
Pria itu mendengus saat tak mendapati respon. Ia menatap jam yang menunjukan pukul sebelas malam.
Orion bangkit setelah menyelesaikan berkas-berkas yang menumpuk di atas meja kerja nya.
"Cuci kaki mu, lalu tidur."
"Hggg.."
Ruby menyahut masih pada posisi yang sama, tidak bergerak se inci pun.
"Ruby."Orion mendekat, dan membalik paksa tubuh mungil itu.
"Papa Oliyon!"Ruby cemberut, melempar asal rubik nya.
"Bocah mana yang asik bermain di tengah malam."
Daripada kena omel, Ruby lebih baik memasang wajah tak punya dosa. Orion itu kalau serius seram tahu!
"Gendong..."Rajuk nya seraya mengulurkan ke dua tangan nya ke depan.
Orion berdecak seraya mengangkat tubuh mungil Ruby ke dalam gendongannya.
Langkah lebar nya berjalan keluar ruangan. Ini adalah ruangan kerja Orion yang berada di mansion. Ketahuilah, sejak keberadaan Ruby di mansion nya, ia jarang sekali menyibukkan diri di luar maupun di kantor.
Ia lebih memilih bekerja di rumah seraya memantau pergerakan bocah nakal yang ada di gendongan nya.
"Tidur awal baik untuk pertumbuhan tinggi badan mu. Apa kau ingin tetap terjebak di dalam tubuh cebol mu ini?"
Kan! Tetap saja kena omel. Ruby hanya menggeleng-gelengkan kepala.
"Jadi?"
Ruby mengerucutkan bibir mungil nya. "Halus tidul awal..."
"Bagus."
Sebelum menutup pintu, Orion sempat melirik rubik yang tergeletak di lantai dengan susunan pola warna yang sempurna. Ia menatap nya dengan pandangan sulit di artikan.
"Berapa umur mu?"
Ruby terdiam, ia tidak tahu. Dengan tak yakin ia mengangkat telapak tangan nya dan menunjukan tiga jari.
"Engg tiga.."
"Ya, wajar jika kau cebol. segera tidur."ucap Orion.
"Empeng Luby mana!"pinta Ruby. Fakta baru yang sebenarnya tidak mau Ruby akui.
Dia tidak bisa tidur tanpa empeng! Sudah lah jangan meledek nya ya, dia saja tidak tahu dan tidak bisa menyangkal kebiasaan itu. Huhuuu!
YOU ARE READING
RUBY ANDROMEDA (TERBIT)
Fantasy"Papa jelek." Itu dia, balita itu lah alasan nya. Alasan sang predator duduk tenang, dan menikmati celotehan tak jelas bocah mungil di pangkuan nya. "Perlu ku belikan kacamata, hm? Bahkan ketampanan ku bisa menghancurkan satu negara." "Jelek!" "Buta...
8. Ruby x Rubik
Start from the beginning
