Part 1

450 19 0
                                    

_Luka itu terlalu menyakitkan untuk kau kenang. Kau pun harus tahu bahwa tak ada luka yang abadi. Saatmu untuk bahagia kini telah tiba. Belajarlah, belajarlah untuk bahagia walau hatimu pernah merasa sakit. Sungguh, ini waktumu untuk bahagia..._


Hari pertama di musim gugur. Dedaunan berguguran dengan indah. Angin seolah bernyanyi mengiringi daun-daun yang berjatuhan. Di musim ini, cuaca terasa sangat dingin dan membuat sebagian orang memakai pakaian tebal untuk bertahan di tengah rasa dingin. Di suatu taman kampus, tepatnya Seoul National University, seorang gadis tengah duduk di sebuah bangku kayu taman kampus tersebut. Dia menunggu seseorang yang saat ini sangat dirindukannya. Sesekali dia tersenyum kecil, is merasa bahagia sebab orang yang sangat dicintainya akhirnya mengajak dia bertemu setelah beberapa minggu yang lalu seseorang itu tidak pernah memberinya kabar. Beberapa saat berlalu, sosok yang ditunggu oleh gadis itu akhirnya datang. Gadis itu melambaikan tangannya pada pria yang sejak tadi ditunggu olehnya.

"Duduk disini Oppa!" ucap gadis itu. Pria itu pun akhirnya duduk di samping gadis itu. Mereka berdua hanya terdiam dan tak tahu harus bicara apa.

"Oppa, ada apa? Mengapa kau mengajakku bertemu? Dan mengapa beberapa minggu ini kau tak pernah memberiku kabar?" tanya gadis itu, mengakhiri kebisuan antara mereka berdua.

Pria yang berada di sampingnya hanya terdiam, dan sama sekali tak menjawab apa yang ia tanyakan. "Oppa... ada apa denganmu? Kenapa kau hanya diam? Ah aku tahu, kau pasti merasa bersalah karena tak pernah menghubungiku beberapa minggu ini kan? Dan kau pasti sangat merindukanku kan?" tebak gadi itu.

"..."

"Oppa~ palli bicaralah..." ucapnya sambil sesekali menarik-narik lengan jas yang dikenakan oleh pria berwajah dingin itu.

Pria itu akhirnya mengarahkan pandangan padanya. Dia menggenggam bahu gadis itu sambil menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Ni Ra-ya, aku rasa hubungan kita cukup sampai disini..."

DEG

Ucapan dari pria itu membuat Ni Ra merasa tersambar petir di siang hari. Setahunya, hubungannya dengan pria itu baik-baik saja dan tidak ada masalah. Namun apa yang terjadi sebenarnya? Dia pun tak pernah merasa mempunyai salah terhadap laki-laki yang dicintainya itu.

"Apa? Apa kau bercanda, Oppa?" tanyanya tak percaya.

"Tidak. Aku tak bisa melanjutkan hubungan ini lagi. Sebaiknya hubungan kita cukup sampai disini." Ucapnya dingin. Tanpa bisa dicegah lagi, air mata akhirnya mengalir dari mata Ni Ra yang berstatus sebagai pacar pria itu.

"Wae Oppa? Memangnya apa salahku? Apa aku berbuat kesalahan hingga kau ingin berpisah denganku?" tanya Ni Ra seolah menuntut penjelasan.

"Tidak. Kau tidak salah, Ni Ra-ya. Aku dijodohkan oleh orang tuaku dengan gadis bernama Hwang Seo Yeon..." jelas pria itu.

"Apa? Lalu mengapa kau menyetujuinya begitu saja, Oppa? Apa kau tak ingin mempertahankan cinta kita?" tanya gadis itu masih dengan isakan kecil.

"Mianhae, Ni Ra-ya. Aku tak bisa menolak keinginan orang tuaku. Mianhae, jeongmal mianhae Ni Ra-ya..." ucap pria itu lagi, namun tak ada sedikit pun penyesalan yang nampak di wajahnya.

"Mengapa kau semudah ini mengakhiri semuanya, Oppa? Apa kau tak pernah mencintaiku?" tanya gadis itu semakin menangis.

"Mianhae..." hanya kata itu yang bisa pria itu ucapkan. Dia seolah tak merasa bersalah sedikit pun atas perbuatan yang dia lakukan pada gadis yang ada di depannya.

"Wae Oppa? Wae? Mengapa kau menyakitiku seperti ini? Apa aku sama sekali tak berharga di matamu?" ucap Ni Ra itu sedikit berteriak. Pria yang ada di hadapannya hanya terdiam. Sesaat kemudian pria itu memandang Ni Ra dan menggenggam bahu gadis itu.

"Dengarkan aku, Ni Ra-ya. Kita tidak bisa melanjutkan hubungan ini lagi. Aku harap kau bisa mengerti akan keputusanku ini. Carilah laki-laki yang lebih baik dariku." ucap pria itu tanpa merasa bersalah. Perlahan pria itu beranjak pergi dan meninggalkan Ni Ra sendiri di tengah musim gugur yang dingin diiringi luka hati yang sangat perih.

"Kyuhyun Oppa... kenapa kau lakukan ini padaku?" ucap Ni Ra sambil menangis tersedu. Dia menekan dadanya yang terasa sakit dan seolah sulit untuk bernapas.

Ni Ra terus menangis tanpa peduli terhadap orang-orang yang menatapnya dengan tatapan heran. Sesaat kemudian, pemandangan yang sangat menyakitkan akhirnya membuat dia semakin merasa sesak. Gadis itu melihat Kyuhyun—pria yang tadi memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengannya—mengantarkan seorang gadis dengan menggunakan mobilnya. Ni Ra bisa melihat apa yang Kyuhyun lakukan di dalam mobilnya. Kyuhyun mengacak rambut gadis itu dan mencubit pipi gadis itu dengan gemas. Benar-benar pemandangan menyesakkan yang tak ingin dia lihat.

"Jadi diakah Hwang Seo Yeon itu, Oppa?" gumamnya sambil melihat mobil Kyuhyun yang telah berlalu dari hadapannya. Ni Ra semakin menangis dan menunduk semakin dalam.

"Jadi itukah alasannya, Oppa? Kau... mencintai gadis lain?" gumam Ni Ra. Ia tersenyum miris, menangisi nasibnya yang malang karena telah mencintai seorang pria pengkhianat seperti Cho Kyuhyun.

"Kau jahat Cho Kyuhyun!! Jahat!!" ucapnya sambil menekan dadanya yang terasa sesak.

Ni Ra melangkah meninggalkan taman kampus itu. Langkahnya perlahan menuju ke atap kampus, tempat dimana dia bisa merasakan hembusan angin yang bisa membuatnya damai. Dia menghirup udara sebanyak-banyaknya di atap kampus itu karena dari tadi dadanya terasa sesak seakan kehabisan oksigen. Namun seberapa banyak udara yang dia hirup, itu tidak berhasil membuat sesaknya hilang. Rasa sakit itu terus mengganggu pikirannya dan sulit untuk dihilangkan. Dia menangis lagi, bahkan tangisan yang lebih kencang dari tangisannya di taman kampus tadi.

"Kau jahat Cho Kyuhyun! Jahat!" teriaknya di atap kampus. Pikirannya benar-benar kacau dan tak peduli pada hal apa pun. Dia tak menyadari kehadiran seseorang yang sejak tadi tertidur di sebuah kursi di atap kampus itu.

Sakit. Hanya itu yang Ni Ra rasakan saat ini. Gadis itu hanya bisa berteriak di atap kampus untuk melampiaskan semua rasa sakitnya. Ia tak tahu mengapa rasanya bisa sesakit ini.

"Kau jahat Cho Kyuhyun! Jahat!" teriak Ni Ra lagi. Ia seolah tak puas dengan semua teriakannya yang mungkin bisa merusak gendang telinga milik orang lain.

"Berhenti berteriak, gadis cengeng!" teriak seseorang. Seketika Ni Ra menoleh dan mendapati seorang senior di kampunya kini tengah menatapnya dengan tatapan tajam. Dia sepertinya marah karena teriakan Ni Ra telah mengganggu tidurnya tadi. Ni Ra tertegun beberapa saat, rasanya ia tahu siapa sosok lelaki yang berteriak padanya barusan. Dia Yesung, seniornya di kampus yang sering dijuluki pria aneh aneh oleh mahasiswa Seoul National University karena dia sering membawa kura-kura ke kampus.

"Yesung Sunbae..." ucap Ni Ra terbata. Entahlah, ia merasa takut dengan tatapan Yesung yang begitu tajam dan menusuk itu.

"Apa kau tak punya pekerjaan lain hah? Teriakanmu itu sangat mengganggu! Kau sudah membuatku terbangun! Dan sekarang kura-kura milikku juga terbangun dari tidurnya karena suaramu!!!" teriaknya pada Ni Ra.

Ni Ra masih diam mematung di jarak yang sedikit jauh dari pria itu. "Mi... mianhae..." Ni Ra berusaha melontarkan kata maaf walau hatinya dilanda rasa takut.

"Tak bisakah kau berteriak di tempat lain hah? Kau itu benar-benar gadis cengeng menyebalkan!!" teriak Yesung lagi. Dia akhirnya beranjak sambil membawa kura-kura yang ada di box kecilnya. Dan pandangannya bertemu dengn pandangan sayu milik Ni Ra. Dia memberikan tatapan tajam lagi pada Ni Ra hingga gadis itu merasa bulu kuduknya merinding.

"Lain kali menangis dan berteriaklah di tempat lain! Kau mengganggu ketenanganku dan ketenangan ddangkoma!" ucap Yesung sinis dan langkahnya pun akhirnya menjauh dari Ni Ra.

"Ddangkoma? Ddangkoma itu siapa?" gumam Ni Ra dalam hati. Ni Ra tak ingin menghiraukan kejadian yang baru saja berlalu. Tapi sepertinya kejadian barusan membuat Ni Ra melupakan rasa sakitnya akibat diputuskan oleh Kyuhyun. Segera gadis itu beranjak pergi dari atap kampus dan segera pulang ke rumah.

***

TBC

Turtle PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang