"Sayang, kau tidak merindukan ku sama sekali?"

Yeonjun menatap istrinya dengan raut wajah yang dibuat kesal. Mendengar itu Beomgyu mengerjabkan matanya lalu mencoba tersenyum sehangat mungkin.

"Tentu saja yang mulia"

"Ck, sudah kukatakan jangan memanggilku seperti itu. Aku harus mengatakan nya berapa kali lagi agar kau bisa memanggilku dengan sebutan yang lebih santai. Aku ini suamimu, kita sudah menikah selama tiga tahun, tapi kau masih setia memanggil ku seperti itu"

Senyum paksaan itu masih terus mengembang diwajah cantik Beomgyu.

"Tidak apa apa yang mulia, aku lebih nyaman memanggilmu seperti ini"

"Bagaimana jika hyung? Kau dulu memanggil ku dengan itu. Aku ingin mendengar nya lagi"

Seketika senyuman itu perlahan mengendur, netranya menatap sendu kepada Yeonjun. Lalu Beomgyu menundukkan kepalanya dan menggeleng.

"Maaf yang mulia, yang itu aku juga tidak bisa"

Yeonjun terdiam menatap Beomgyu yang tertunduk. Kemudian ia bangkit dan duduk tepat disebelah istrinya. Tangannya mengangkat wajah Beomgyu agar berhadapan dengannya. Mau tidak mau kini keduanya harus saling berpandangan.

"Kenapa? Apakah kau tidak bisa kembali lagi seperti dulu?"

Beomgyu hanya bisa diam memandang netra Yeonjun yang berubah menjadi sendu. Sakit hati yang selalu ia pendam mendadak menyeruak kembali hanya dengan menatap nya. Namun Beomgyu terlalu pandai dalam menyembunyikannya.

"Apa yang mulia menginginkanku kembali seperti dulu? Yang mulia ingin aku menjadi adikmu lagi?"

"Tidak, kau sudah menjadi istri ku sekarang. Aku tidak ingin kau kembali menjadi adikku. Kau adalah milikku, kau tau aku sangat mencintaimu"

Yeonjun merangkum wajah cantik Beomgyu dengan kedua tangannya. Matanya memandang khawatir, takut Beomgyu akan pergi dari nya.

"Maka dari itu, yang mulia tidak perlu membahas nya lagi... Bukankah yang mulia baru saja menyelesaikan pertempuran? Bagaimana jika yang mulia istirahat saja, aku rasa yang mulia terlihat sangat lelah"

Yeonjun tersenyum sambil membelai wajah istrinya.

"Aku akan istirahat setelah aku menikmati hidanganku"

Sedetik kemudian Yeonjun menyambar bibir istrinya. Melumat dan menghisap keseluruhan bibir tipis tersebut dangan rakus. Merasakan manisnya bibir merah jambu yang tak gagal membuatnya candu.

Beomgyu hanya mengikuti sesuai irama yang Yeonjun berikan. Memejamkan mata mengingat seseorang yang paling dicintainya saat ini sedang berada tak jauh darinya. Sesak, itulah yang kini ia rasakan saat Yeonjun mulai melesakkan lidahnya. Sebenarnya Beomgyu masih menganggap Yeonjun adalah kakaknya. Maka dari itu saat mereka melakukan adegan intim seperti ini Beomgyu merasa hatinya semakin sakit.

Dan benar kejadian itu tak luput dari penglihatan Taehyun. Panglima tersebut menelan ludahnya kasar. Tenggorokan nya terasa tercekat dan semakin menyekik. Melihat orang yang dicintainya tengah berciuman dengan orang selain dirinya. Tangannya mengepal erat, serta airmata yang mulai terbendung. Taehyun mengalihkan pandangannya berganti menatap patung dewa yunani. Menghela nafas panjang untuk menetralkan emosinya.

Beomgyu memejamkan mata erat saat bibir Yeonjun sudah mulai menjelajahi lehernya. Beomgyu menggigit bibir nya kedalam, menahan lenguhan yang siap keluar kapan saja bila bibirnya terbuka. Tangannya meremat erat lengan tuksedo yang dikenakan Yeonjun.

Menyesakkan, ini sungguh benar benar menyesakkan.

Akhirnya lenguhan pun lolos ketika sang raja menggigit tulang selangka nya. Tak berhenti disitu Yeonjun menurunkan bibirnya untuk membuat kissmark didada mulus milik sang istri. Tuksedo yang dikenakan Beomgyu kini sudah tak tersampir sempurna. Kancingnya pun sudah terbuka entah sejak kapan Yeonjun membukanya.

THE KINGDOM || YEONGYU || TAEGYU - [ End ]Where stories live. Discover now