"Kalian jangan bertengkar, bagaimana jika mereka nanti menangis." Ucap Gavin kepada Ray dan Xavi

"Ayah, aku mau melihat adik." Ucap Kai.

Arthur pun meletakan anak yang dia gendong ke tempat tidur bayi yang sudah mereka beli.

Ray juga ikut meletakan bayi yang dia gendong di samping bayi pertama.

"Ayah, apakah adik laki laki atau perempuan?" Tanya Kai.

"Yang rambut putih itu perempuan yang yang rambut biru itu laki laki." Jawab Cael.

"Siapa nama adik bayi?"

"Nanti kita akan menaminya saat papa mu sudah bangun." Ucap Cael.

"Mereka sangat kecil, aku akan melindungi adik bayi mulai sekarang karena aku kakak." Ucap Kai.

"Adik bayi pasti senang punya kakak seperti Kai." Ucap Arthur.

Hari ini Kai ingin libur dulu dari kelasnya untuk melihat adik bayi jadi dia masih menunggu Archel bangun.

Tak butuh waktu lama Archel akhirnya terbangun.

"Kau sudah bangun, tiduran dulu saja. Bagaimana perasaanmu?" Tanya Chris.

"Aku baik baik saja..." Archel memegang perutnya yang kembali rata.

"Apa mereka sudah lahir?" Tanya nya.

"Sudah, mereka di sebelahmu." Ucap Ziel.

Archel menengok ke samping tepatnya ke sebelah box bayi yang dikelilingi beberapa orang .

"Apa ada yang sakit?" Tanya Ziel

"Anehnya aku tak merasakan sakit apa apa. Seolah tubuhku hanya kembali ke awal sebelum hamil."

"Sihir mereka memang hebat. Syukurlah kalau kau tak sakit tapi untuk sementara istirahat dulu."

"Archel, apa ada yang sakit? Jika iya beritahu aku mana yang sakit aku akan berusaha menyembuhkannya." Cael yang menyadari Archel bangun langsung menghampirinya diikuti yang lain

Gavin dan Arthur mengendong bayi mereka untuk diperlihatkan ke Archel.

"Aku tidak merasakan sakit. Oh iya aku mau lihat mereka. Aku akan menggendong keduanya." Ucap Archel.

Gavin dan Arthur dengan pelan menyerahkan bayi itu kepada Archel.

Archel memandangi keduanya.

Setelah itu dia memandang ke arah keenam pasangannya.

Saat itulah dia menghela napas.

"Aku yang merasakan sakit, aku yang membawa mereka 9 bulan tapi kenapa kalian lahir malah tidak mirip denganku." Ucap Archel.

"Tapi tak apa karena kalian cantik aku maafkan." Archel membuka kain bayi itu sedikit.

"Mereka laki laki dan perempuan." Lanjutnya.

"Apa kalian punya ide nama?" Tanya Archel

"Gracelyn..." Ucap Arthur

"Boleh, nama yang bagus."

"Bagaimana dengan Asterio untuk yang laki laki?" Ucap Jace

Archel mengangguk saja

Karena dia juga bingung mencari nama.

"Gracelyn Calestine Aglais." Ucap Cael.

"Itu nama yang bagus." Ucap Xavi.

"Yang laki laki bagaimana kalau Asterio Astrophel Aglais." Ucap Ray.

"Baik, sudah diputuskan namanya. Selamat datang di keluarga ini Aster dan Grace." Ucap Archel.

"Nama yang bagus. Karena tugas kami sudah selesai maka aku dan Ziel akan kembali ke ruangan kami. Jika ada masalah panggil saja." Ucap Chris sebelum dia pergi.

"Aku lupa menanyakan siapa yang kakak." Ucap Archel.

"Yang perempuan lahir lebih dulu jadi dia adalah kakak." Jawab Ray.

"Lihat bukankah Grace mirip denganku. Tak sia sia perjuanganku ditolak Archel saat dia mengandung." Ucap Ray.

"Dia memang mirip denganmu tapi aku harap sifatnya tidak ikut menurun darimu." Ucap Gavin.

Mereka yang disana mengangguk kecuali Kai yang belum paham apa yang mereka katakan.

Kai hanya fokus melihat kedua adiknya yang baru lahir itu.

"Apa sifatku seburuk itu?" Ucap Ray.

"Begitulah." Jawab Archel.

"Ayah Ray baik kok." Ucap Kai.

"Terima kasih Kai sudah membela ayahmu ini." Ray dengan dramatis memeluk Kai.

Tak lama terdengar suara berisik dari luar ruangan.

Pintu pun terbuka.

"Archel, kenapa kau tak memberi kabar." Suara berisik itu membuat kedua anak yang baru lahir itu menangis.

"Astaga, kalian bisa lebih pelan sedikit tidak. Anakku menangis." Ucap Archel.

Arthur dan Cael segera menggendong kedua anak itu dan berusaha menenangkannya.

Keduanya juga mengambil susu yang sudah disiapkan pelayan jaga jaga jika mereka lapar.

"Ada urusan apa yang mulia dan kakak juga." Ucap Archel.

"Aku hanya khawatir kenapa kau tak memberi kabar selama berbulan bulan." Ucap Reon.

"Aku juga khawatir denganmu. Ayah dan ibuku serta Charllote mencarimu." Ucap putra mahkota.

"Mau bagaimana lagi aku harus menyembunyikan kehamilanku dan kebetulan kalian datang saat aku baru melahirkan." Ucap Archel.

"Hah? Hamil? Siapa yang hamil?" Ucap putra mahkota.

"Aku." Jawab Archel santai

"Bagaimana bisa?" Tanya Reon.

Archel pun perlahan menjelaskan semuanya.

"Ohh jadi ada keajaiban seperti itu. Tapi kenapa kau tidak memberitahuku." Ucap Reon.

"Sejujurnya aku lupa." Ucap Archel mencari aman

"Sudahlah yang penting kau baik baik saja. Apa kau tak merasa sakit?" Tanya Reon.

"Tidak, sihir milik Cael dan Ray sangat hebat." Jawab Archel.

"Syukurlah kalau begitu. Aku juga ingin melihat keponakanku." Ucap Reon.

Dia dan putra mahkota menghampiri kedua anak Archel yang sudah sesikit tenang setelah digendong oleh Arthur dan Cael.

"Siapa nama mereka?" Tanya putra mahkota.

"Grace dan Aster yang mulia." Ucap Arthur.

"Perempuan dan laki laki?" Tanya putra mahkota.

"Benar yang mulia, yang berambut putih itu perempuan sedangkan rambut biru laki laki." Jawab Arthur.

"Archel, apa kau akan memberitahu orang tuaku tentang ini?" Tanya putra mahkota

"Rencananya begitu saat mereka sedikit lebih besar. Tapi jika kau memberitahu mereka nanti saat pulang juga tak masalah. Mereka sudah seperti orang tuaku juga." Balas Archel.

"Rina pasti senang melihat mereka." Ucap Reon.

Reon dan Putra mahkota menghabiskan harinya di rumah Archel pada hari itu.

Mereka pulang saat hari sudah sore.

.

.

To be Continued

Reon dan putra mahkota otw menikah...

.

Sekian dari author

Bye bye semua

.

.
















I'm A Bottom (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora