07

19 2 0
                                    


"Jangan pernah lupa kalo karma itu selalu berlaku".

-senja-

***

Senja dan langit keluar dari kelas. Mereka berjalan menuju ke kantin untuk mengisi perut.

Semua tatapan mengarah ke langit dan senja. Tapi tidak di pedulikan oleh kedua orang itu.

Mereka memasang wajah datar tanpa ekspresi. Sampai di kantin, mereka langsung memesan makanan.

Mereka lumayan mengantri. Langit berdiri di belakang senja untuk berjaga jaga.

Selesai memesan makanan. Mereka mencari meja yang kosong, senja melihat ada meja yang kosong di ujung.

"Sana". Ujar senja.

Mereka berjalan menuju ke meja itu. Tidak ada orang yang menempati meja itu.

Mereka mulai makan dengan tenang. Tiba tiba devan datang ke meja mereka untuk makan.

Senja memgacuhkan devan yang duduk di samping nya. Suasana kantin sangat ramai.

Selesai makan, senja hanya diam dan memainkan ponsel sesekali membalas pesan dari azriel. Devan terus menatap senja yang sibuk sendiri.

"Nja". Panggil devan.

" Hm". Deham senja.

"Lo pulang bareng gue ya". Ujar devan.

" Gue ada urusan". Jawab senja.

"Ya udah gue tunggu". Ujar devan.

" Gak usah". Jawab senja.

Senya tersenyum tipis, azriel baru saja selesai membelikannya motor baru. Bahkan warna motor nya azriel langsung yang memilihkan.

Senja tidak sabar lagi untuk mengendarai motor baru nya. Dan pasti nya itu akan memudahkan nya untuk menjalankan misi.

Bel masuk pun berbunyi, semua murid masuk ke dalam kelas mereka masing masing. Senja dan langit jalan beriringan.

"Keliatannya lo lagi senang". Ujar langit.

" Pasti, motor gue udah datang". Jawab senja.

"Wah keren, gue mau liat ntar malam". Ujar langit.

" Lo datang aja jam 10". Jawab senja.

"Oke". Jawab langit.

Mereka sampai di kelas, dan langsung saja duduk di bangku masing masing. Tak lama pak jaka masuk ke dalam kelas.

" Selamat siang semua nya". Sapa pak jaka.

"Siang Pak". Jawab para murid.

" Wah pada semangat kalian semua ". Ujar pak jaka.

" Pasti dong pak". Jawab gisel, sekretaris kelas.

Pak jaka hanya terkekeh. Kemudian pak jaka mulai mengambil absen para murid.

Pak jaka menyebutkan nama murid satu persatu, setelah itu pelajaran di mulai. Para murid menyimak pelajaran pak jaka dengan tenang.

Tidak ada suara di kelas itu kecuali suara pak jaka yang sedang menjelaskan pelajaran. Senja hanya diam dan mendengarkan dengan malas.

Pak jaka mengajar pelajaran bahasa Jerman. Sekolah itu juga di lengkapi guru yang menguasai bahasa asing.

"Sekian penjelasan dari bapak, sekarang kerjakan latihan halaman 37". Ujar pak jaka.

LangitsenjaWhere stories live. Discover now