19. Pregnancy

1.2K 184 149
                                    

Geewoni berkaca di cermin pada walk in closet, ia berdiri menyamping melihat ukuran perutnya yang tampak membuncit setelah 5 bulan berlalu. Wanita itu mengelus lembut perutnya, bibirnya mengerucut seolah mempertimbangkan sesuatu.

“Perutku membesar, dadaku membengkak, punggungku sering sakit. Masih banyak lagi yang akan aku alami, diriku sudah tidak sama lagi.”

Geewoni termenung sejenak, ia baru tersadar ketika asi merembes keluar dari bajunya. Wanita itu cukup kaget, lalu duduk di depan cermin dan mengawasi satu per satu perubahan pada dirinya.

“Setelah bayinya lahir, aku butuh 18 bulan untuk kembali seperti semula.” Geewoni mengusap ujung matanya, tatapannya tetap pada pantulan dirinya dalam cermin.

Geewoni menunduk mengawasi perutnya yang besar, “Kamu baik-baik saja, kan? 3 bulan lagi kita bertemu.” katanya, sambil mengelus permukaan perutnya. Geewoni menggigit bibirnya, mulai merasakan kecemasan akibat pengaruh hormonnya.

“Apa aku kelihatan jelek tanpa perawatan yang biasa aku lakukan?”

Pintu kamar mandi dibuka, Suhyeon terkejut melihat keadaan istrinya yang tampak tidak baik.

Suhyeon duduk di bawah, tampak khawatir, “Kenapa? Kenapa menangis?”

Geewoni menatap wajah suaminya, bukannya langsung menjawab, wanita itu makin berkaca-kaca, “Kenapa kau tetap tampan? Ini tidak adil!”

“Kenapa menangis?”

Geewoni terisak, “Tubuhku...”

“Tubuhmu kenapa?”

Wanita itu menutup wajahnya, kedua kakinya ditekuk, lalu lanjut menangis.
Suhyeon khawatir melihat istrinya, ia duduk di samping istrinya, lalu memeluk Geewoni erat tanpa bertanya lagi.

Suhyeon khawatir melihat istrinya, ia duduk di samping istrinya, lalu memeluk Geewoni erat tanpa bertanya lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tangisan Geewoni mereda usai beberapa menit, ia melihat wajah suaminya yang tampak khawatir

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tangisan Geewoni mereda usai beberapa menit, ia melihat wajah suaminya yang tampak khawatir.

“Apakah aku menyebalkan selama hamil?” tanyanya, matanya berkaca-kaca lagi.

Suhyeon menggeleng, memeluk istrinya lagi, “Tidak sama sekali.”

Geewoni menangis tersedu-sedu, memegang siku suaminya.

Blissful of Renewal | soohyun jiwonWhere stories live. Discover now