Part 5

34.2K 3K 131
                                    

Tempat yang sepi itu adalah ruang remang-remang yang berisi sofa, peralatan menyanyi dan layar plasma yang menampilkan video klip lagu dengan liriknya, tepatnya ruang karaoke. Lampu warna warni berkedip-kedip berubah warna membuat matanya sakit.

Julian melipat dada sambil menekuk muka. Berapa langkah dari tempatnya duduk ada artis amatir yang tengah memegang mic dan jingkrak-jingkrak seperti orang gila. Itu Hazel. Menyenandungkan lagu rock dengan suaranya yang serak dan fals di sana-sini. Sebenarnya ia bisa saja pergi dari tempat karaoke itu sekarang, tapi entah kenapa itu tak dilakukannya sejak tadi.

Pecah kuping gue lama-lama, batin Julian dengan hiperbolisnya.

Hazel menatapnya sambil mengerling, tangannya mengajak Julian bangun untuk ikut bernyanyi. Julian tidak menanggapinya. Saat satu buah lagu metal berakhir, Hazel terlihat sangat puas. Ia tersenyum dengan wajah merah ke arah Julian, mungkin malu dengan suaranya yang tak bisa diseimbangkan dengan lagu yang bernada cepat itu.

"Yak, selanjutnya lo mau nyanyi apa, Jul?" seru Hazel dengan polosnya menggunakan mic. Julian sampai harus tutup telinga karena suara melengking dari benda itu. Ini sudah kesembilan lagu sejak Hazel menyanyi. Julian memilih berdiri dan menuju ambang pintu karaoke. Tapi, Hazel dengan cepat menahan bahunya. "Lo mau ke mana?" tanyanya.

"Toilet." jawab Julian ketus. "Lo mau ikut?"

Hazel menggeleng dan tangannya turun dari bahu Julian. "Jangan lama-lama, ya."

Begitu Julian keluar dari ruangan kedap suara itu. Pintu kembali tertutup otomatis. Hazel mendesah dan mendudukkan tubuhnya di lantai dekat meja. Ia menyesap cappucino yang tadi dipesannya sambil memilih-milih lagu lain yang judulnya tertera pada tracklist. Sampai bosan ia tak menemukan lagu apa yang ingin dinyanyikannya. Akhirnya Hazel memilih diam dan mengaktifkan ponselnya yang mati. Beberapa pesan masuk, semuanya dari Aneshka, pacarnya yang beberapa hari ini ia abaikan.

Hazel tertawa miris membaca semua pesannya. Lalu mengusap wajahnya dengan kasar. Meski ia tahu Aneshka mencintainya lebih dari apa pun, tapi Hazel tak pernah bisa memberikan hati seutuhnya untuk cewek cantik itu. Kalau ditanya siapa orang yang selalu ada di sisinya ketika ia sedih, jawabannya adalah Aneshka. Siapa orang yang mengerti bagaimana kondisi keluarganya, bagaimana ia terpuruk setelah kedua orang tuanya bercerai, dan siapa yang rela menemaninya menangis berhari-hari tanpa beranjak dari posisinya, jawabannya tetap sama; Anehska.

Namun, entah kenapa, Aneshka di hatinya tak lebih dari seorang adik.

Hazel tersadar dari lamunannya saat pintu ruangannya terbuka dan ia mendapati Julian duduk di kursi.

"Gue bingung milih lagu," katanya sambil pura-pura fokus ke layar tracklist. "Suara gue juga kayaknya hampir abis gara-gara nyanyi rock mulu. Lo nggak mau nyanyi?"

"Nggak,” jawab Julian sesingkat mungkin. Hazel terkekeh dan tangannya kembali sibuk menggeser-geser kursor. "Gue ada lagu yang bagus sih tapi nggak tau, ada atau nggak di situ."

Hazel menatapnya. "Nih, coba cari."

Julian langsung duduk di sebelah Hazel. Tangannya mengetik satu judul dan keluarlah beberapa lagu dari beberapa penyanyi. Ia menggeser pelan-pelan tak mau lagu yang ia ingin beritahukan ke Hazel, terlewat. Begitu lagu itu ditemukan, ia segera memasukkannya ke playlist dan mulai menyanyi dengan khidmat. Ruangan itu dianggap sebagai panggungnya.  Ia membiarkan suaranya mengalun sangat lembut, seolah-olah itu adalah satu-satunya bakat yang ia miliki, ia pun membuang rasa maunya jauh-jauh untuk menyanyi di depan orang lain.

Toh, cuma Hazel, cowok itu tak penting bagi hidup Julian.

Sedangkan Hazel, nampaknya ia cukup kagum dengan suara lembut itu, tak perlu cengkok yang bagus seperti penyanyi terkenal, suara ini sudah mampu membuatnya terpukau. Bahkan setelah bagian chorus lagu berakhir, backing vocal wanita terdengar mengiringi suaranya. Lalu beberapa jeda setelahnya Julian tak mengikuti alur lagu lagi, ia menaruh mic, duduk tenang bersandar di sofa tanpa dosa. Hazel kebingungan ketika nada mengambang dan Julian bungkam tiba-tiba.

RUN TO HIM [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang