Chapter 01 - Xiao Zen

4 1 0
                                    

Di bawah panasnya terik, kereta kuda berlaju menuju dataran gersang nan jauh dari kehidupan. Melewati tanah tandus penuh dengan debu yang beterbangan, beberapa kereta kuda lain juga sampai di tempat yang dituju, sebuah kota kecil di daerah pinggiran. Daerah ini berdekatan dengan lembah, dan juga pertambangan milik kerajaan.

Seorang remaja yang terlihat berusia belasan tahun menatap tanah tandus nan gersang dengan wajah tertutup dengan kotoran dan debu. Ia turun dari kereta, begitu banyak orang yang di bawa ke tempat itu.

Distrik pinggiran yang di jaga oleh keluarga Wang, keluarga yang menangani wilayah pinggiran, bagi mereka yang dihukum dengan pengasingan.

Remaja laki-laki itu berjalan dengan tertunduk lesu,  ia bersama orang lain di bawa ke lorong bawah tanah, mereka tak mengetahui apa maksud para prajurit kerajaan membawa semua orang di sini.

Seorang pria dengan kumis putih terlihat berusia tiga puluh tahunan duduk dengan santai di atas kursi cukup mewah, tubuhnya sangat berisi hingga perutnya adalah hal yang paling mencolok diantara anggota tubuh lainnya. Ia sedang duduk dengan tenang, mengurus banyaknya buku di meja miliknya.

Salah satu prajurit kerajaan mendekat, "tawanan baru," ucap prajurit kerajaan dengan tenang.

"Lu Han!" ujar pria besar itu memanggil nama di kertas yang diberikan oleh prajurit kerajaan.

Seorang pria tua maju dengan perlahan, wajahnya penuh dengan keriput mengingat usianya yang sudah lanjut terlihat dari setiap helai rambutnya yang berwarna putih pucat, serta keriput di setiap kulitnya.

Pria tua itu memasuki sebuah pintu yang ditunjuk oleh pria besar bernama Wang Gui, "Xiao Zen." Pria besar itu kembali memanggil sembari mencari pemilik nama, di dalam kerumunan orang.

Rwnaja itu segera berdiri ia yang sejak tadi bermuka masam, matanya coklat kekuningan menyala seakan kesal dengan sesuatu.

"Kau, sampah keluarga Xiao? Apalagi yang diperbuat kepala keluarga sampai berhutang ke pejabat kota. Bawa dia ke desa! Ia akan tinggal sebagai budak wilayah pengasingan."

Dengan cepat bawahan Wang Gui membawa pemuda itu keluar, menuju desa lain. Matanya tertutup kain, tangannya diikat dengan erat, sembari ditarik seperti budak.

Ini salah sang ayah, kepala keluarga yang tergila-gila dengan judi hingga berhutang kepada keluarga lain. Kini pemuda itu menjalani hukuman di wilayah pengasingan.

Xiao Zen dilepaskan, tali yang mengikatnya terlepas, kain yang menghalangi penglihatannya juga selesai di buka.

Ketika duduk menatap kekosongan seseorang mendekatinya, itu adalah seorang anak laki-laki yang menggemaskan, ia memberi Xiao Zen sebuah roti. Tatapan kosong itu sama dengan yang dimiliki Xiao Zen, dengan segera Xiao Zen tersenyum kecut sembari menerima roti milik anak tersebut.

Anak itu segera berlari menjauh, ia berlindung di balik seorang wanita, anak itu mengintip sedikit dari belakang remaja perempuan tersebut.

"Senang bertemu denganmu, namaku Jiling," ujar remaja perempuan itu dengan senyum manis. Walau pakaian lusuh wajah manis, dan gerak halus setiap langkahnya menampilkan keanggunan.

Suara Jiling menarik perhatian Xiao Zen, pemuda itu melirik gadis dihadapannya dengan sekilas. Ia tak terlalu peduli akan sikap remaja perempuan itu, dan kembali menatap kekosongan.

Wanita itu masih tersenyum dan mendekati Xiao Zen, ia menepuk pundak pemuda itu. "Bersemangat lah, aku akan kembali esok hari."

Siang berganti malam, Xiao Zen masih mematung di jalan, dengan posisi yang tak berubah sejak tadi.

Semakin malam suara riuh terdengar, Xiao Zen mencari arah suara, terlihat seseorang berjubah hitam dengan tudung yang menutupi kepalanya berjalan bersama Wang Gui.

The Guardian Of The GateDonde viven las historias. Descúbrelo ahora