"Pertanyaan selanjutnya, seperti bagaimana pandangan Anda tentang membangun keluarga kedepannya?"
Doyoung menunda segala rencananya untuk membersihkan apartemen sore ini demi menonton perdana variety show dimana Jaehyun menjadi bintang tamu pada episode kali ini.
Jaehyun, sahabat dan teman kecilnya yang sangat ia banggakan sejak dahulu. Jaehyun, yang menjadi tempat pulang Doyoung kapanpun ia merasakan lelah, dan juga Jaehyun, yang tak lama lagi akan melamar seseorang yang ia cintai.
Doyoung juga ikut serta dalam segala persiapan proses lamaran yang akan dilakukan sang sahabat. Rencananya, malam nanti, tepat jam 12, Jaehyun akan menjalankan aksinya untuk melamar calon pasangannya pada salah satu gedung pencakar langit yang telah didekorasi sedemikian rupa sejak jauh-jauh hari.
Doyoung tentu saja berbahagia untuk sahabatnya. Sangat.
"Saya dapat membayangkan masa depan sebagai suatu yang menyenangkan.. dan membahagiakan mungkin? Dimana saya bangun pagi untuk mengantarkan anak saya ke sekolah, atau pulang lebih awal untuk menikmati makan malam yang dibuat oleh pasangan saya nantinya."
Doyoung beranjak sejenak dari sofa biru besar miliknya, matanya tetap tertuju pada TV di ruang tamu sedangkan tangannya berusaha meraih popcorn yang baru saja ia beli di depan apartemen tadi saat pulang.
Mengambil sebotol minuman bersoda, Doyoung memastikan dirinya untuk tidak tertinggal satu kalimatpun yang diucapkan oleh Jaehyun.
Acara yang ia tonton kali ini memang merupakan siaran langsung dari studio, sehingga ia tidak ingin tertinggal bahkan satu momen dari show ini.
Sesekali Doyoung tertawa atas jawaban Jaehyun yang cukup jenaka, melontarkan candaannya seperti biasa, seperti saat ia mengungkapkan seribu leluconnya kepada Doyoung.
Seperti bagaimana ia selalu tertawa atas segala hal yang lucu maupun setengah lucu yang diungkapkan oleh Doyoung.
Perlu Doyoung akui, Doyoung suka mendengar tawa Jaehyun.
Akan tetapi, di pertengahan pertanyaan yang disampaikan oleh interviewer, tiba-tiba saja sesuatu menginterupsi Jaehyun. Atmosfir yang terlihat di TV menjadi tegang saat asisten pribadi Jaehyun menyodorkan ponsel milik lelaki itu kepada pemiliknya.
Untuk sesaat, Jaehyun terlihat membelakangi kamera dengan staff yang tiba-tiba berlalu lalang di depan kamera, meminta operator acara untuk segera menjeda acara. Karena suatu hambatan, Doyoung sebagai penonton juga tidak mengerti.
Yang Doyoung tahu, sebelum acara tersebut berganti dengan jeda pariwara, terlihat Jaehyun berbalik ke kamera dengan mata yang memerah dan menahan tangis.
Apa yang terjadi?
–
Kegelisahan Doyoung tidak kunjung mereda sejak sore tadi, nomor Jaehyun tidak merespon meskipun sudah terhitung puluhan kali usaha Doyoung untuk menghubungi lelaki itu.
Doyoung melihat jam dinding, telah menunjukkan pukul 11.30, 30 menit sebelum rencana Jaehyun untuk melamar kekasihnya.
Sebuah ide muncul di pikiran Doyoung, maka ia berlari meraih kunci mobilnya dan menyambar asal coat yang digantung di dekat pintu keluar.
Doyoung melajukan mobilnya menuju dimana Jaehyun seharusnya berada, sambil merapalkan doa di sepanjang perjalanan menuju tujuan agar sahabatnya itu dalam keadaan yang baik-baik saja.
Setelah menempuh perjalanan yang memakan waktu sekitar 23 menit lamanya, Doyoung telah tiba di area gedung hotel termewah di kota itu, akan tetapi, terlihat tidak ada satupun tempat parkir yang kosong. Maka, Doyoung memutuskan untuk turun dan menyerahkan kuncinya kepada staff hotel yang berjaga di luar untuk meminta bantuannya mencarikan parkiran yang kosong.
Saat Doyoung setengah berlari memasuki lobi hotel tersebut, ia bertemu dengan asisten pribadi Jaehyun.
"Kak."
"Oh, Doyoung.." raut dari asisten pribadi Jaehyun itu tidak dapat didefinisikan oleh Doyoung mengenai apa yang sebenarnya terjadi. "Mau ketemu Jaehyun? lantai 14, kamar 1401."
Tanpa bertanya lebih lanjut, Doyoung kembali berlari menuju lift. Tak perlu menunggu lama, lift membawanya menuju lantai yang dimaksudkan.
Setelah denting dari dalam lift berbunyi, pintu lift segera terbuka, detik itu juga Doyoung membawa langkahnya cepat, dan penuh khawatir.
Setibanya di depan pintu bernomor 1401, Doyoung sedikit terkejut melihat pintunya tidak tertutup rapat, maka saat ketukannya tidak menghasilkan jawaban dari dalam, ia memutuskan untuk melenggang masuk.
Objek pandang yang pertama kali ia tangkap adalah, Jaehyun duduk membelakanginya, dengan sebuket bunga yang indah di tangannya, dan jas yang tadinya digunakan untuk acara TV diletakkan di atas sofa dekat pintu masuk.
"Jaehyun?"
Yang dipanggil tidak menjawab, melainkan hanya menoleh, dan perlahan berjalan mendekat ke Doyoung.
Ia tetap memegang bunga yang entah untuk siapa itu, lalu berdiri di hadapan Doyoung.
"Jaehyun, kenap — "
Tepat sebelum Doyoung menyelesaikan pertanyaannya, di detik yang sama Jaehyun melempar bunga tersebut ke lantai.
Pandangan Jaehyun tidak lepas dari Doyoung, ia semakin memajukan langkahnya. Matanya menyalang, entah apa penyebabnya.
Doyoung dibuat bingung dengan perilaku Jaehyun, ia berniat merapihkan kembali bunga yang berserakan tersebut, namun ketika dirinya baru saja berjongkok dan mengambil satu tangkai bunga, Jaehyun akhirnya bersuara.
"Kenapa nggak bilang dari awal?"
Doyoung menolehkan kepalanya ke atas, kepada Jaehyun. "Apa?"
"Kenapa lo nggak bilang dari awal kalau lo tau semuanya? Kenapa, Doyoung?!"
–
![The Ending [ Jaedo ]](https://img.wattpad.com/cover/368977320-64-k755827.jpg)