Mantan ? (2)

489 82 3
                                    

Menjadi sahabat sakura sejak bertahun-tahun lalu membuat ino menyadari seberapa terluka sakura akan sikap acuh sasuke.

Kini semua orang sedang memandang ino menuntut penjelasan.

Sai menepuk pundak tunangannya itu.

" 6 tahun lalu saat itu sudah akhir semester 2 sakura memutuskan keluar dari jurusan kedokteran. Bukan tanpa alasan, sakura memang memiliki beasiswa penuh tapi sakura juga butuh uang untuk bertahan di konoha. Saat itu nenek sakura memerlukan perawatan orangtua sakura pun pindah ke sana untuk merawatnya mengesampingkan toko mereka disini, lalu keadaan di amegakure juga belum se stabil sekarang " Ino memandang sendu pada semua orang.

" Sakura tak mungkin membebani orangtuanya dia bekerja paruh waktu tetapi kuliahnya menjadi tak terkendali karna sebagai mahasiswi kedokteran memang membuat sakura sangat sibuk, kalau sakura bekerja dia tak sempat mengerjakan tugas kuliahnya, bila sakura mengerjakan tugas kuliah dia tak akan sempat bekerja. Hingga puncaknya toko mereka terjual untuk biaya perawatan nenek, hingga sakura memutuskan pindah ke apartemen dan orangtuanya menyewakan rumah mereka untuk tambahan keuangan " Lagi-lagi ino mengingat betapa frustasinnya sakura saat itu.

" Sakura tak bercerita padaku awalnya sampai sepupuku shikamaru yang satu kampus dengan sakura memberitahuku sakura berhenti kuliah. Saat itu sakura sangat butuh dukungan bukan secara finansial tapi dukungan moral karna kita semua tau bagaimana sakura, seseorang yang sakura harapkan menjadi sandarannya justru memberikan respon mengecewakan " Kata ino sambil menatap lurus sasuke.

" Sakura gadis yang kuat dia memang sempat berhenti kuliah tetap dia kembali ke kampus dengan semangat baru, dia berhasil mendapatkan beasiswa lagi meski bukan sebagai mahasiswi kedokteran. Dengan kesempatan itu dia masuk fakultas sastra dan bahasa, dia memulai dari awal beruntungnya tugasnya tak semenyita waktu seperti saat di kedokteran, sakura lulus lebih cepat dengan nilai yang memuaskan " Kata ino tersenyum bangga.

" Akan tetapi semua itu tidak sampai sana setelah lulus tiga tahun lalu sakura mengalami keadaan dimana dia menjadi sangat berhati-hati dan tak gampang percaya pada orang lain, dia menjadi pribadi yang lebih tertutup. Sakura bahkan sangat jarang keluar dari apartemennya, dia bekerja dari sana, bahkan kalau membutuhkan sesuatu sakura lebih memilih membeli online dan meminta petugas pengantarannya meletakkan di depan pintu " Perkataan ino mengejudkan semua orang.

Mikoto menatap khawatir, semua itu sampai terjadi pada sakura yang terkenal ceria.

" Bahkan untuk membuang sampah pun sakura membayar lebih pengelola apartemen untuk mengambil sampahnya di depan pintu " Kata ino lagi.

" Dia tak pernah mau berinteraksi dengan dunia luar, mungkin dalan setahun hanya dua kali dia keluar untuk pekerjaannya selebihnya sakura memilih berada di apartemennya " Kata ino.

" Apa yang dibilang ino benar " Kali ini tenten berbicara.

" Sakura bahkan ketika harus menemuiku untuk pekerjaannya lebih sering memakai topi dan masker dengan menunduk " Kata tenten.

" Apa.... Apa yang terjadi dengan sakura hiks " Mikoto tak sanggup membayangkan sakura yang menjalani hari seperti itu.

" Sakura kecewa dan trauma bibi, rasa tak percaya dan takut diabaikan membuatnya memilih untuk menghindari orang-orang, dia takut menjadi beban dan akhirnya kecewa dia takut orang lain risih padanya itu kenapa sakura lebih memilih menghindar dengan tak berinteraksi dengan dunia luar " Kata ino.

" Apa yang sudah kau lakukan sasuke ? " Perkataan fugaku terasa datar dengan nada yang menahan marah dan kecewa.

Mendengar penjelasan ino dari awal mereka menyimpulkan yang terjadi dengan sakura berhubungan dengan kekecawaan sakura pada sasuke.

" Oh iya satu lagi sakura sekarang bahkan berhenti meminum minuman kaleng favoritnya karna tak mau sakit dan bertemu dokter karna ketika bertemu dokter dia akan teringat dengan impiannya yang telah dia lupakan " Kata ino.

Dan tanpa permisi ino pergi dari sana.

" Kurasa hari ini sakura memaksakan diri untuk datang kesini " Kata sai lalu menyusul ino.

..

Seminggu ini sakura merasa diawasi padahal sakura tak kemana-mana hanya di apartemen dan duduk dibalkon dengan laptopnya atau menyapa para tanamannya, meski begitu sakura merasa seperti diawasi entah siapa.

" Hallo, iya ten. Besok aku akan ke kantor untuk memilih cover novelnya " Sakura berbicara dengan tenten.

Kali ini memang novel sakura akan mulai cetak. Setelah novel ini terbit sakura biasa mengambil jeda untuk istirahat.

Lagi pula suasana hatinya masih tak menentu untuk menulis lagi, pertemuan dengan orang-orang dimasalalu kemarin sungguh menguras emosi dan tenaga sakura.

Sakura memang takut dan canggung untung saja ino sahabatnya mau mengerti sakura, ino memang sahabat yang sangat bisa sakura andalkan.

Sakura lalu masuk kedalam apartemennya, menutup pintu kaca balkon.

Di bawah apartemen sakura seseorang memandang sakura yang baru masuk ke apartemen penuh arti.

Keesokan harinya sakura keluar dari apartemen dengan mengenakan topi dan masker seperti biasa, sakura pun menaruh sampah yang dia bawa ke depan unit apartemennya.

Ketika berbalik sakura kaget dengan seseorang yang juga baru keluar dari unit apartemen di sebelahnya.

" Kenapa dia ada disini ? "

Sakura dengan cepat merapikan topinya dan berjalan cepat sambil menunduk dan memencet lift dengan buru-buru, ketika lift terbuka pun sakura masuk dengan cepat dan memencet tombol lift berulang kali berharap lift segera tertutup.

Sayangnya seseorang berhasil masuk lift sebelum lift tertutup, sakura ingin keluar kalau saja orang itu tak berdiri tepat di depan pintu lift.

Lift berjalan terasa lambat bagi sakura yang biasanya cepat itu dia hanya dilantai lima tapi kenapa lift seolah dia berada dilantai 50 puluh.

Ketika lift sampai di loby sakura segera berjalan cepat keluar dan dengan cepat mengambil sepeda yang memang di sewakan untuk masyarakat dengan menscan barcode di sepeda.

Sakura memang selalu memakai sepeda untuk berpergian termasuk kemarin saat ke pertunangan naruto dan hinata makannya tak heran dia datang terlambat.

Seseorang memandang sakura yang tampak buru-buru itu, dia dapat melihat kegugupan dan kepanikan sakura dari gestur tubuh sakura.

Kini orang itu benar-benar membuktikan apa yang dibilang ino dan tenten saat dipertungan naruto dan hinata adalah kenyataan, sakura tampak berbeda.

Ada tatapan sendu dari orang itu ketika melihat perubuhan sakura meski tak dipungkiri sakura semakin cantik dengan rambut pink panjang dan kulitnya yang semakin putih dan sehat. Hanya saja perubahan sikap sakura membuatnya terluka dan kecewa pada dirinya sendiri.

Sakura yang dulu selalu menyapa dan memberi senyum ceria padanya juga celoteh sakura dengan randomnya kini tak dia dapatkan atau belum ?

' maafkan aku sakura '

Selama bertahun-tahun ini dia menyesali sikapnya yang menyepelekan hubungan jarak jauh berharap meski tanpa komunikasi hubungan mereka baik-baik saja karna saling cinta, padahal komunikasi itu sangat penting.

Kini dia harus menghadapi apa yang dia lakukan kepada sakura, sakura yang pendiam tentu opsi yang tak pernah terfikirkan olehnya.

Sasuke menyesal, ya orang itu adalah sasuke.

Dia segera mencaritahu alamat sakura dengan dibantu ibunya untuk membujuk ino lewat sai.

Baiklah mungkin ini saatnya untuk berjuang eh sasuke.

SakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang