Bab 11

45.1K 1.3K 124
                                    

Varo duduk di kursi yang ada di teras rumahnya ditemani secangkir kopi yang sengaja ia buat. Beberapa kali Varo melirik ke arah jalanan rumahnya yang terlihat sepi, sudah hampir pukul 11 malam tapi Bella belum juga pulang. Biasanya tak seperti ini, meskipun banyak omong Bella selalu menuruti aturan yang mereka sepakati.

Pesan-pesan yang Varo kirim belum Bella baca. Saat coba ia telpon, ponsel gadis itu juga tidak aktif. Posisi terakhir Bella beberapa jam lalu ada diperjalanan yang entah mengarah kemana. Varo mulai khawatir, ia takut terjadi sesuatu dengan gadis tengil itu.

Varo berniat untuk menelpon orangtua Bella, barangkali Bella sempat memberitahu kedua orangtuanya kemana dirinya akan pergi. Tapi, belum sempat Varo lakukan masuk sebuah pesan dari Galih. Awalnya Varo berniat mengabaikannya saja tapi karena pesan yang Galih kirim berupa sebuah foto, ia penasaran juga.

Galih

Send pict

Ponakan lo

Varo sempat mengernyitkan dahinya heran ketika sekilas membaca pesan yang dikirim dari pop up yang muncul. Setelah Varo buka keseluruhan pesan tersebut hanya terdengar dengusan kasar darinya.

Varo sendiri tidak tahu situasi apa yang sedang terjadi, tapi dari foto tersebut terlihat Bella yang tampak terdiam menunduk dengan wajah pucat sedangkan disampingnya ada sosok yang Varo kenali sebagai Ali  tampak babak belur tak berdaya. Tanpa membuang waktu Varo langsung menyambungkan sambungan telpon kepada Galih.

"Dimana?" Tanya Varo tanpa basa basi, setelah sambungan terhubung.

"Kantor gue, cepet kesini"

"Oke"

Varo bergegas masuk ke dalam untuk mengambil jaket dan juga kunci motornya. Setelah mengunci pintu, agar cepat sampai Varo memilih mengendarai sepeda motornya. Biasanya Varo adalah tipe pengendara yang selalu taat dengan aturan di jalan, namun kali ini ia mengendarai motornya dengan sedikit ugal-ugalan, dengan kecepatan penuh menyalip beberapa kendaraan. Hasil dari beberapa kali menerobos lampu merah ia akhirnya bisa sampai lebih cepat ke tempat yang dituju.

Karena lift sudah mati Varo terpaksa naik ke lantai atas dengan menyusurui tangga. Sampai dilantai yang dituju Varo langsung membawa langkah lebarnya masuk ke dalam sebuah ruangan yang sudah sering ia kunjungi. Dan, tanpa dipersilakan ia menerobos masuk begitu saja ke dalam.

Sesaat setelah ia masuk pandangannya langsung tertuju pada sosok gadis yang sedang tertunduk ketakutan di ujung sofa.

"Bella!" Ucap Varo, dengan nafas terengah. Ia langsung berjalan menghampiri gadis itu untuk memastikan keadaanya.

Mendengar namanya dipanggil Bella yang semula terus menunduk segera menoleh ke sumber suara. Melihat sosok laki-laki yang sudah sangat ia kenali dengan segera Bella berdiri, menghamburkan tubuhnya masuk ke dalam pelukan laki-laki itu.

"Om..." Bella berucap lirih, dengan tangan memeluk erat tubuh Varo. Adanya Varo membuatnya merasa jauh lebih aman.

"Aku takut!" Cicit Bella.

Varo sebenarnya ingin marah, tapi tak tega melihat Bella yang sepertinya benar-benar sangat ketakutan, Varo balas pelukan dari Bella tak kalah eratnya. Bisa Varo rasakan tubuh yang ada dalam dekapannya ini bergetar hebat, menandakan jika Bella benar-benar ketakutan.

"Bocah brengsek yang bawa lari mobil gue jadiin ponakan lo buat jaminan" jelas Galih. Ali, bocah yang sudah ia laporkan polisi sebab membawa kabur mobil rental miliknya itu sudah berhasil orang-orang suruhannya temukan. Galih yang sebenarnya malas berurusan dengan masalah hukum memberikan Ali kesempatan untuk mengembalikan mobil miliknya maka laporan akan ia cabut. Tapi, karena mobil itu entah mungkin sudah dijual kemana, Ali sanggup untuk melunasi semuanya beserta kerugian dalam waktu dekat. Galih mengiyakan saja asal ia meminta sebuah jaminan, ia tak mau tertipu lagi. Ia sudah mengetahui track record Ali yang memang ternyata pernah beberapa kali tersandung kasus yang sama.

Om Varo [21+]Where stories live. Discover now