14. Fact

8 2 0
                                    

      Halooo!!

     Aku upnya cepet kan! Padahal baru kemarin keknya. Ayo kita bongkar siapa Brandon sebenarnya.

   Jangan lupa tinggalkan jejak sayang ku!

     Tandai typo

    Enjoy the story and

    Happy reading!!

     *****

     "Oh my god!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

     "Oh my god!"

      Degup jantung ku berdetak dua kali lebih cepat, terlebih ketika menyaksikan kejadian menjijikkan didepan sana. Berkali-kali aku menyakinkan diri jika semua ini hanya mimpi. Namunmbusan angin yang cukup dingin menyadarkan ku jika semua ini nyata.

      "Aww!"

     Hendak meninggalkan tempat ini. Mengubur keinginan ku yang nekat melihat bunga dan rusa. Namun sialnya, akar pohon yang cukup tebal membuat kaki ku tersandung dan pantat ku terbentur keras dengan tanah.

      Dan suasana menjadi semakin mencekam ketika pandangannya, memandang ku dengan tatapan predatornya. Jangan lupakan dengan sekitar mulutnya yang berlumur darah. Apa erangan sakit ku sekencang itu hingga dia bisa mendengarnya?

       Aku berusaha berdiri dengan sekujur tubuh yang gemetar. Aku harus tetap fokus agar bisa keluar dari sini. Namun lagi-lagi, semuanya terjadi kurang dari satu detik ketika dia melesat ke arah ku, membenturkan punggung ku cukup keras pada sebuah pohon besar tua yang telah tumbang.

      Ia berdiri didepan ku, dengan posisi kepala agak miring pun dengan kedua tangannya mengurung ku seolah aku adalah mangsa yang akan kabur.

       "B-b-bran y-you..."

      Tenggorokan ku terasa tercekat. Hidung ku dengan hidungnya pun menyisahkan jarak 10 cm.

     "Why, did you afraid with me?" Bisik Brandon ditelinga ku. Suaranya serak pelan.

       "N-no,"

       Aku berkata jujur. Sebagian rasa takut ku berpadu dengan kekaguman ketika melihat Brandon dengan jarak seintim ini. Lelaki ini bertubuh tinggi semampai-aku hanya sebatas dadanya saja, ia memiliki kulit putih pucat bak porselen, dingin layaknya es. Rambutnya hitam legam dan untuk matanya, ia memiliki iris kuning keemasan yang indah dengan pupil coklat gelap. Warna mata ini, persis seperti yang ku lihat di lab waktu lalu. Apa sebenarnya ini warna mata Brandon yang asli.

      "Tell me what do you see?" Lelaki itu bertanya dengan nada yang tetap berbisik.

      "Y-you kill the deer." Kata ku jujur.

      "Hm," Brandon berdeham, "and do you know what is that?" Tanyanya lagi.

       "Y-y-you're a v-vampire."

Unwanted StoryWhere stories live. Discover now