Suatu pagi di kota Denpasar, Donato merasa sangat bersalah. "Astaga, Donato Larios. Perasaanku senang sekali" kata Windy sambil membelai. "Hentikan, Windy Parker. Kepalaku sakit" kata Donato. "Ayolah, Donato Larios. Cuacanya cerah sekali" kata Windy sambil tersenyum lebar. "Terima kasih,Windy Parker. Kepalaku sakit" kata Donato. "Ayolah, Donato Larios. Sebaiknya kau cepat mandi" kata Windy sambil memeluk erat. "Tetapi, Windy Parker. Semalaman kita mabuk" kata Donato sambil berusaha duduk. "Tentu saja, Donato Larios. Karena kau menolak bercinta" kata Windy sambil tersenyum. "Baiklah, Windy Parker. Sekarang aku akan mandi" kata Donato sambil memeluk erat. Seketika itu juga, Windy puas.
Sementara itu di sebuah kamar, Dastan sedang tersenyum lebar. "Astaga, Donato Larios. Perasaanku senang sekali" kata Windy sambil membelai. "Hentikan, Windy Parker. Kepalaku sakit" kata Donato. "Ayolah, Donato Larios. Cuacanya cerah sekali" kata Windy sambil tersenyum lebar. "Terima kasih,Windy Parker. Kepalaku sakit" kata Donato. "Ayolah, Donato Larios. Sebaiknya kau cepat mandi" kata Windy sambil memeluk erat. "Tetapi, Windy Parker. Semalaman kita mabuk" kata Donato sambil berusaha duduk. "Tentu saja, Donato Larios. Karena kau menolak bercinta" kata Windy sambil tersenyum. "Baiklah, Windy Parker. Sekarang aku akan mandi" kata Donato sambil memeluk erat. Seketika itu juga, Dastan senang.
Sementara itu di kota Sidoarjo, Carlos dan Johannah berduaan. "Astaga, Johannah sayang. Tolong gosok punggungku" kata Carlos sambil tersenyum. "Baiklah, Carlos sayang. Wajahmu seperti Enrique Rocha" kata Johannah sambil memuji. "Baiklah, Johannah sayang. Wajahmu cantik seperti Daniela Romo" kata Carlos jujur. "Baiklah, Carlos sayang. Sekarang berbalik menghadap kepada diriku" kata Johannah. "Baiklah, Johannah Ramiro. Perintahmu adalah tugasku" kata Carlos sambil memeluk. "Baiklah, Carlos Uribe. Rasa-rasanya aku rindu seperti ini" kata Johannah tersenyum. "Baiklah, Johannah Ramiro. Berikan aku sebuah ciuman" kata Carlos sambil tersenyum. Seketika itu juga, mereka bermesraan-mesraan.
Sementara itu di sebuah kamar, Carlos dan Constanza berduaan. "Astaga, Constanza sayang. Tolong gosok punggungku" kata Carlos sambil tersenyum. "Baiklah, Carlos sayang. Wajahmu seperti Fernando Colunga" kata Constanza. "Baiklah, Constanza sayang. Wajahmu cantik seperti Susana Gonzales" kata Carlos jujur. "Baiklah, Carlos sayang. Sekarang berbalik menghadap kepada diriku" kata Constanza. "Baiklah, Constanza Fernandez. Perintahmu adalah tugasku" kata Carlos sambil memeluk. "Baiklah, Carlos Uribe. Rasa-rasanya aku rindu ini" kata Constanza sambil tersenyum. "Baiklah, Constanza Fernandez. Berikan aku sebuah ciuman" kata Carlos sambil tersenyum. Seketika itu juga, mereka bermesraan-mesraan.
Sementara itu di sebuah kamar, Daniel dan Michelle berduaan. "Astaga, Michelle tersayang. Tolong gosok punggungku" kata Daniel sambil tersenyum. "Baiklah, Daniel sayang. Wajahmu seperti Jorge Salinas" kata Michelle sambil tersenyum. "Baiklah, Michelle sayang. Wajahmu cantik seperti Silvia Navarro" kata Daniel jujur. "Baiklah, Daniel sayang. Sekarang berbalik menghadap kepada diriku" kata Michelle. "Baiklah, Michelle Osorio. Perintahmu adalah tugasku" kata Daniel sambil memeluk. "Baiklah, Daniel Uribe. Rasa-rasanya aku rindu ini" kata Michelle sambil tersenyum. "Baiklah, Michelle Osorio. Berikan aku sebuah ciuman" kata Daniel sambil tersenyum. Seketika itu juga, mereka bermesraan-mesraan.
Sementara itu di kamar lainnya, Diego dan Veronica berduaan. "Astaga, Veronica tersayang. Tolong gosok punggungku" kata Diego sambil tersenyum. "Baiklah, Diego sayang. Wajahmu seperti David Zepeda" kata Michelle sambil tersenyum. "Baiklah, Veronica sayang. Wajahmu cantik seperti Sandra Echeverria" kata Diego jujur. "Baiklah, Diego sayang. Sekarang berbalik menghadap kepada diriku" kata Veronica meminta. "Baiklah, Veronica Bracho. Perintahmu adalah tugasku" kata Diego sambil memeluk. "Baiklah, Diego Uribe. Rasa-rasanya aku rindu ini" kata Veronica sambil tersenyum. "Baiklah, Veronica Bracho. Berikan aku sebuah ciuman" kata Diego sambil tersenyum. Seketika itu juga, mereka bermesraan-mesraan.
Sementara itu di kamar lainnya, Damian dan Caroline berduaan. "Astaga, Caroline tersayang. Tolong gosok punggungku" kata Damian sambil tersenyum. "Baiklah, Damian sayang. Wajahmu seperti Victor Gracia" kata Caroline sambil tersenyum. "Baiklah, Caroline sayang. Wajahmu cantik seperti Marlene Favela" kata Damian jujur. "Baiklah, Damian sayang. Sekarang berbalik menghadap kepada diriku" kata Caroline. "Baiklah, Caroline Sandoval. Perintahmu adalah tugasku" kata Damian sambil memeluk. "Baiklah, Damian Uribe. Rasa-rasanya aku rindu ini" kata Caroline sambil tersenyum. "Baiklah, Caroline Sandoval. Berikan aku sebuah ciuman" kata Damian sambil tersenyum. Seketika itu juga, mereka bermesraan-mesraan.
Sementara itu di kota Denpasar, Windy sedang berbaring manja. "Astaga, Donato Larios. Bulu-bulu dadamu halus" kata Windy sambil tersenyum lebar. "Terima kasih, Windy Parker. Terima kasih banyak" kata Donato sambil tersenyum. "Baiklah, Windy Parker. Sebaiknya aku jujur padamu" kata Donato sambil tersenyum. "Baiklah, Donato Larios. Sebaiknya seperti itu" kata Windy sambil tersenyum. "Baiklah, Windy Parker. Secepatnya kita harus memiliki seorang anak" kata Donato. "Baiklah, Donato Larios. Sebaiknya seperti itu" kata Windy sambil tersenyum. Seketika itu juga, Donato rebah.
Sementara itu di sebuah kamar, Dastan sedang tersenyum lebar. "Astaga, Donato Larios. Bulu-bulu dadamu halus" kata Windy sambil tersenyum lebar. "Terima kasih, Windy Parker. Terima kasih banyak" kata Donato sambil tersenyum. "Baiklah, Windy Parker. Sebaiknya aku jujur padamu" kata Donato sambil tersenyum. "Baiklah, Donato Larios. Sebaiknya seperti itu" kata Windy sambil tersenyum. "Baiklah, Windy Parker. Secepatnya kita harus memiliki seorang anak" kata Donato. "Baiklah, Donato Larios. Sebaiknya seperti itu" kata Windy sambil tersenyum. Seketika itu juga, Dastan puas.
