Pernikahan 3

9 1 2
                                    

Sementara itu di rumahnya, Diana sedang tersenyum lebar. "Astaga, cucuku Diana Larios. Rasa-rasanya seperti mimpi" kata Julieta sambil tersenyum. "Benar, oma tersayang. Rasa-rasanya seperti mimpi" kata Diana sambil tersenyum. "Baiklah, cucuku Diana Larios. Apakah kau sudah hafal?" tanya Julieta sambil memeluk erat. "Belum, oma tersayang. Namanya sulit sekali" jawab Diana sambil memeluk erat. "Baiklah, cucuku Diana Larios. Berusahalah" kata Julieta. Seketika itu juga, Diana tidur.

Sementara itu di sebuah kamar, Darius dan Wilma tersenyum. "Astaga, cucuku Diana Becker. Rasa-rasanya seperti mimpi" kata Julieta sambil tersenyum. "Benar, oma tersayang. Rasa-rasanya seperti mimpi" kata Diana sambil tersenyum. "Baiklah, cucuku Diana Becker. Apakah kau sudah hafal?" tanya Julieta sambil memeluk erat. "Belum, oma tersayang. Namanya sulit sekali" jawab Diana sambil memeluk erat. "Baiklah, cucuku Diana Becker. Berusahalah" kata Julieta. Seketika itu juga, mereka tidur.

Sementara itu di rumahnya, Daniela sedang tersenyum lebar. "Astaga, cucuku Diana Larios. Rasa-rasanya seperti mimpi" kata Julieta sambil tersenyum. "Benar, oma tersayang. Rasa-rasanya seperti mimpi" kata Diana sambil tersenyum. "Baiklah, cucuku Diana Larios. Apakah kau sudah hafal?" tanya Julieta sambil memeluk erat. "Belum, oma tersayang. Namanya sulit sekali" jawab Diana sambil memeluk erat. "Baiklah, cucuku Diana Becker. Berusahalah" kata Julieta. Seketika itu juga, Daniela tidur.

Sementara itu di sebuah kamar, William dan Jennifer tersenyum. "Astaga, cucuku Diana Larios. Rasa-rasanya seperti mimpi" kata Julieta sambil tersenyum. "Benar, oma tersayang. Rasa-rasanya seperti mimpi" kata Diana sambil tersenyum. "Baiklah, cucuku Diana Larios. Apakah kau sudah hafal?" tanya Julieta sambil memeluk erat. "Belum, oma tersayang. Namanya sulit sekali" jawab Diana sambil memeluk erat. "Baiklah, cucuku Diana Becker. Berusahalah" kata Julieta. Seketika itu juga, mereka tidur.

Sementara itu di rumahnya, Carlos dan Johannah berduaan. "Astaga, Johannah Ramiro. Hatiku senang sekali" kata Carlos sambil tersenyum dengan lebar. "Benar, Carlos Uribe tersayang. Aku merasa hal serupa" kata Johannah sambil tersenyum. "Baiklah, Johannah Ramiro. Sekarang saatnya tidur" kata Carlos sambil melepas jubah. "Baiklah, Carlos Uribe tersayang. Sekarang saatnya kita tidur" kata Johannah sambil melepas jubah. Seketika itu juga, mereka berdua tertidur dengan pulasnya.

Sementara itu di sebuah kamar, Carlos dan Constanza berduaan. "Astaga, Constanza Fernandez. Hatiku senang sekali" kata Carlos sambil tersenyum dengan lebar. "Benar, Carlos Uribe tersayang. Aku merasa hal serupa" kata Constanza sambil tersenyum. "Baiklah, Constanza Fernandez. Sekarang saatnya tidur" kata Carlos sambil melepas jubah. "Baiklah, Carlos Uribe tersayang. Sekarang saatnya kita tidur" kata Constanza sambil melepas jubah. Seketika itu juga, mereka berdua tertidur dengan pulasnya.

Sementara itu di sebuah kamar, Daniel dan Michelle berduaan. "Astaga, Michelle Osorio sayang. Hatiku senang sekali" kata Daniel sambil tersenyum lebar. "Benar, Daniel Uribe tersayang. Aku merasa hal serupa" kata Michelle sambil tersenyum. "Baiklah, Michelle Osorio. Sekarang saatnya tidur" kata Daniel sambil melepas jubah. "Baiklah, Daniel Uribe tersayang. Sekarang saatnya kita tidur" kata Michelle sambil melepas jubah. Seketika itu juga, mereka berdua tertidur dengan pulasnya.

Sementara itu di kamar lainnya, Diego dan Veronica berduaan. "Astaga, Veronica Bracho sayang. Hatiku senang sekali" kata Diego sambil tersenyum dengan lebar. "Benar, Diego Uribe tersayang. Aku merasa hal serupa" kata Veronica sambil tersenyum. "Baiklah, Veronica Bracho. Sekarang saatnya tidur" kata Daniel sambil melepas jubah. "Baiklah, Diego Uribe tersayang. Sekarang saatnya kita tidur" kata Veronica sambil melepas jubah. Seketika itu juga, mereka berdua tertidur dengan pulasnya.

Sementara itu di kamar lainnya, Damian dan Caroline berduaan. "Astaga, Caroline Sandoval. Hatiku senang sekali" kata Damian sambil tersenyum dengan yang selebar-lebarnya. "Benar, Damian Uribe tersayang. Aku merasa hal serupa" kata Veronica sambil tersenyum. "Baiklah, Caroline Sandoval. Sekarang saatnya tidur" kata Damian sambil melepas jubah. "Baiklah, Damian Uribe. Sekarang saatnya kita tidur" kata Caroline sambil melepas jubah. Seketika itu juga, mereka berdua tertidur dengan pulasnya.

Sementara itu di rumahnya, Daniel sedang bermimpi buruk. "Astaga, Dustin Smith. Penampilan pasien sempurna" kata Jessica sambil tertawa. "Benar, Jessica Boyer. Penampilan pasien sempurna" kata Dustin sambil kagum. "Astaga, suamiku Dustin Smith. Bulu dadanya lebat" kata Jessica. "Benar, isteriku Jessica Boyer. Bulu dadanya lebat" kata Dustin. "Baiklah, Jessica Boyer. Nikmatilah saja waktumu" kata Dustin sambil merekam video. "Baiklah, Dustin Smith. Sepertinya pasien kita ereksi" kata Jessica sambil tersenyum. Seketika itu juga, Donato terbangun dari tidurnya.

Sementara itu di rumahnya, Dastan sedang bermimpi buruk. "Astaga, Derek Smith. Penampilan pasien sempurna" kata Jannet sambil tertawa. "Benar, Jannet Samdean. Penampilan pasien sempurna" kata Derek sambil kagum. "Astaga, suamiku Derek Smith. Bulu dadanya lebat" kata Jannet. "Benar, isteriku Jannet Samdean. Otot-ototnya besar" kata Derek. "Baiklah, Jessica Boyer. Nikmatilah saja waktumu" kata Derek sambil merekam video. "Baiklah, Derek Smith. Sepertinya pasien kita ereksi" kata Jannet sambil tersenyum. Seketika itu juga, Dastan terbangun dari tidurnya.

Sementara itu di rumahnya, Carlos sedang bermimpi indah. "Astaga, Johannah Ramiro. Rasanya aku bahagia sekali" kata Carlos sambil tersenyum lebar. "Baiklah, Carlos Uribe. Sepertinya aku tahu" kata Johannah sambil ikut tersenyum. "Tetapi, Johannah Ramiro. Apakah yang aku pikirkan?" tanya Carlos sambil mencium. "Rumah kita akan kedatangan tamu" jawab Johannah jujur. "Baiklah, Johannah Ramiro. Siapakah nama tamu tersebut?" tanya Carlos sambil tertawa. "Entahlah siapa, Carlos Uribe. Tetapi, dia calon cucu kita" jawab Johannah senang. Seketika itu juga, mereka diam.

Sementara itu di dekat loket, Carlos sedang asyik merokok. "Astaga, Constanza Fernandez. Rasanya aku bahagia sekali" kata Carlos sambil tersenyum lebar. "Baiklah, Carlos Uribe. Sepertinya aku tahu" kata Constanza sambil tersenyum. "Tetapi, Constanza Fernandez. Apakah yang aku pikirkan?" tanya Carlos sambil mencium. "Rumah kita kedatangan tamu" jawab Constanza sambil jujur. "Baiklah, Constanza Fernandez. Siapakah nama tamu tersebut?" tanya Carlos sambil tertawa. "Entahlah siapa, Carlos Uribe. Tetapi, dia calon anak kita" jawab Constanza senang. Seketika itu juga, mereka diam.

Sementara itu di sebelah kursi, Daniel sedang asyik merokok. "Astaga, Michelle Osorio. Rasanya aku bahagia sekali" kata Daniel sambil tersenyum lebar. "Baiklah, Daniel Uribe. Sepertinya aku tahu" kata Michelle sambil tersenyum. "Tetapi, Michelle Osorio sayang. Apakah yang aku pikirkan?" tanya Daniel sambil mencium. "Rumah kita kedatangan tamu" jawab Michelle sambil jujur. "Baiklah, Michelle Osorio. Siapakah nama tamu tersebut?" tanya Daniel sambil tertawa. "Entahlah siapa, Daniel Uribe. Tetapi, dia calon anak kita" jawab Michelle merasa senang. Seketika itu juga, mereka diam.

Sementara itu di dekat parkiran, Diego sedang asyik merokok. "Astaga, Veronica Bracho. Rasanya aku bahagia sekali" kata Diego sambil tersenyum lebar. "Baiklah, Diego Uribe tersayang. Sepertinya aku tahu" kata Veronica sambil tersenyum. "Tetapi, Veronica Bracho sayang. Apakah yang aku pikirkan?" tanya Diego sambil mencium. "Rumah kita kedatangan tamu" jawab Veronica sambil jujur. "Baiklah, Veronica Bracho. Siapakah nama tamu tersebut?" tanya Diego sambil tertawa. "Entahlah siapa, Diego Uribe. Tetapi, dia calon anak kita" jawab Veronica merasa senang. Seketika itu juga, mereka diam.

Sementara itu di dekat Diego, Damian sedang asyik merokok. "Astaga, Caroline Sandoval. Rasanya aku bahagia sekali" kata Damian sambil tersenyum lebar. "Baiklah, Damian Uribe. Sepertinya aku tahu" kata Caroline sambil tersenyum. "Tetapi, Caroline Sandoval. Apakah yang aku pikirkan?" tanya Damian sambil mencium. "Rumah kita kedatangan tamu" jawab Caroline sambil jujur. "Baiklah, Caroline Sandoval. Siapakah nama tamu tersebut?" tanya Damian sambil tertawa. "Entahlah siapa, Damian Uribe. Tetapi, dia calon anak kita" jawab Caroline merasa senang. Seketika itu juga, mereka diam.

La Playa de Sanur 4Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ