[8] CRAZY

82 1 0
                                    

Potongan buah terakhir Eric suapkan ke mulut Harmony, bertepatan itu si gadis dengan cekatan mengambil garpu bekas daging panggang kala pria tersebut lengah. Ia berhasil mendapatkannya, dan meletakkan benda itu di balik bantal secepat yang ia bisa.

Sentuhan terakhir, Eric memberikan minum padanya, setelahnya merapikan perlengkapan makan yang kotor itu. "Tunggu sebentar, ya!"

Eric berjalan menjauh, dan Harmoni tahu ia tak memperhatikan. Kaki pria itu berjalan terpincang-pincang dan bisa ia lihat bagian kaki yang melepuh tanpa alas. Bukannya merasa kesempatan kaburnya semakin besar, Harmoni membulatkan mata sempurna kaget. Ia terdiam seperti itu, ada rasa menyesal yang dicampur keharusan ia tidak bersimpati.

Ia dilema.

Sementara Eric kini membersihkan luka bakar yang ada di tangannya juga kakinya, menyemprotkan dengan semprotan dingin sebelum akhirnya memberinya salep. Pria itu meringis menahan sakit yang perih, bahkan kala ia berdiri dari duduknya dan mulai berjalan. Namun ia berprinsip tak ingin mengecewakan istrinya malam ini.

Sampai di kamar, Harmoni langsung menatap Eric, bagian tangan serta kakinya, sadar lukanya diperhatikan Eric tersenyum.

"Aku gak papa, kok," katanya, duduk di tepian kasur. "Cuman aku gak hati-hati, karena jarang masak panggang memanggang." Ia tertawa, mengusap rambut panjang istrinya yang masih tertegun. Harmoni masih dilema.

Mendekatkan wajahnya ke Harmoni, Eric memberikan kecupan dalam, yang semakin dalam dan seirama karena tanpa sadar Harmoni menikmati juga membalasnya. Naik ke kasur, Eric memeluk Harmoni yang kemudian menindih tangannya, hal yang membuat ia berdesis nyeri hingga ciuman terlepas dan Harmoni mengangkat badannya.

"Enggak, kamu obatnya, semua obat melalui proses yang disebut efek samping. Aku bakal sembuh ... aku bakal sembuh." Eric menatap kosong, mata cokelatnya menggelap nyaris hitam, sebelum akhirnya kembali menautkan bibirnya ke bibir ceri Harmoni.

Sisa rasa dari yogurt dan beragam buat bisa keduanya rasakan terbagi di dalam sana.

Eric tak mempedulikan rasa sakitnya, Harmoni menikmati sentuhan antar mereka. Melepaskan tautan, Eric dengan cekatan menanggalkan rantai dari tangan dan kaki Harmoni, menggendongnya masuk ke kamar mandi.

Pertarungan penuh kenikmatan itu berlangsung dengan bahagianya, di sebuah vila terpencil di hutan yang jauh dari pemukiman.

Sedang di kediaman Harmoni, tampak berduka atas diculiknya putri, calon istri, dari keluarga Harmoni. Polisi masih mencari, wanita dewasa itu begitu menyesal meninggalkan gadis kecilnya waktu itu sedang sang ayah juga calon suaminya frustrasi, masih tak ada jejak Harmoni Zachariah dan siapa yang menculiknya.

Cerita ini tersedia di
Playbook: An Urie
Karyakarsa: anurie
Dan bisa dibeli di WA 0815-2041-2991

Pengasuh Duda [21+]Kde žijí příběhy. Začni objevovat