10. Marriage Proposal

1.7K 238 119
                                    

min 111 vote yh baru next😘😘😘

(maaf aku terpaksa melakukan ini supaya jariku yg menyala ini rehat🤭
adik-adik mohon kesadarannya untuk tidak kesini yh xixixi)

🍀

Geewoni terbangun dari tidurnya, ia antara kaget dan tidak melihat Suhyeon masih terlelap dengan mulut terbuka sedikit. Geewoni tersenyum, dia duduk lebih dahulu, lalu memperbaiki letak tangan Suhyeon dengan hati-hati agar tidak kebas. Wanita itu menopang wajahnya, menatap pemandangan indah di depan matanya.

Geewoni memperhatikan setiap detail wajah Suhyeon, betapa 6 tahun mengingatkannya akan setiap detik yang terlewat. Apakah ada yang berubah selain status mereka? Dia hanya melihat wajah Suhyeon yang lebih tegas dan dewasa.

Wanita dengan rambut panjang lurus terurai itu melirik arah jam dinding, sudah pukul 6 sore. Rasanya aneh kalau bangun jam segini. Dia beranjak dari kasurnya, pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Geewoni sudah merasa lebih baik, dia bahkan senyum-senyum sendiri dibawah guyuran shower. Wanita itu menghabiskan 30 menit untuk mandi, rambutnya sudah tergulung rapi dalam balutan handuk, namun Geewoni lupa membawa piyama, tentu saja karena ia terburu-buru, ia hanya menggunakan bathrobe. Berharap Suhyeon belum bangun.

“ASTAGA KAGET!!!! KENAPA DI DEPAN PINTU KAMAR MANDI?” ia nyaris terpeleset melihat Suhyeon bersandar di dinding bagian luar.

Suhyeon menggeleng, “Apa kau terbiasa begini karena ini rumahmu?” matanya menatap lekat sang lawan bicara, Geewoni menyilangkan lengannya tepat di depan dada, lalu menggeleng.

“Lalu apa? Apa kau berniat menggodaku?” Suhyeon bertanya dengan nada rendah, sedangkan Geewoni bereaksi, perutnya kaku. Dia berada di bawah atap yang sama dengan pria dewasa. Geewoni menggeleng cepat, “Aku lupa.” cicitnya.

“Lupa, apa terburu-buru?” skakmat. Geewoni merinding sekujur tubuh. Tiba-tiba dia gelagapan, “A-apa k-kau sudah bangun dari tadi?” Suhyeon mengangguk, sedangkan kaki Geewoni terasa tidak bertulang sekarang. Wanita itu meremas lengan bathrobe-nya, apakah dia ketahuan memandang wajah rupawan itu? Sedangkan Suhyeon tidak mengalihkan pandangannya dari Geewoni, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki.

“Maafkan aku, aku rasa, aku perlu membersihkan diri.” katanya dengan sisa tenaganya. Kalau tadi ia lemas karena sakit, sekarang dia tidak berdaya karena hatinya gembel.

Suhyeon mendekat, sedangkan Geewoni nyaris berlari jika Suhyeon tidak menyentak tangannya. Tubuh Geewoni dan Suhyeon berada di bawah ketegangan yang nyata, tangannya berada pada pinggang ramping wanita itu, sedangkan tangan Geewoni pada pundak Suhyeon. Keduanya beradu tatap.

“A-apa sih?” Geewoni berusaha lepas dari Suhyeon, namun lelaki itu malah menahan, kedua alisnya diangkat seolah bertanya, mau apa?

Geewoni menelan ludahnya kasar, ia sudah memprediksi akan jatuh terduduk secara konyol jika tidak ditahan begini.

Suhyeon menempelkan kening mereka, menatap wajah Geewoni dari jarak kurang dari 10 cm. Sedangkan Geewoni mengalihkan tatapan matanya untuk melirik sisi lain.

“Aku disini, Gee. Di depanmu.”

Oh shit. Bahkan sekarang suaranya lebih manis dari madu. Batin Geewoni berteriak.

Geewoni mencoba menatap sang lawan bicara dengan posisi seintim ini, “Kau mau apa?” tanyanya, malang sekali. Kewarasannya sudah di ujung tombak. Her last straw.

“Mau kamu.”

BANGSAT! Geewoni bersumpah akan membunuhnya suatu saat nanti.

Blissful of Renewal | soohyun jiwonWhere stories live. Discover now