Yeonjun di telepon oleh ibunya saat dia sedang melaksanakan tugas kuliah di Busan. Yeonjun langsung pulang ke Seoul waktu itu juga.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
" Bi, mamah mana?" Tanya Yeonjun pada pembantunya saat sampai di rumah.
" Oh tuan udah pulang, nyonya di kamar tuan, katanya kalau tuan pulang di suruh ke nyonya dulu."
" Iya bi." Yeonjun menyimpan tasnya di sofa lalu mengetuk pintu kamar ibunya. Tapi tidak ada suara, Yeonjun langsung membuka pintunya dan melihat ibunya sedang duduk di kursi dekat ranjangnya dengan wajah dan rambut berantakan.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Yeonjun kaget, dia langsung mendekat dan jongkok di depan ibunya sambil memegang tangan ibunya.
" Mamah, kenapa? Mamah sakit?"
Ibunya diam saja dengan air mata menggenang di pelupuk matanya tanpa memandang Yeonjun
" Mah, kenapa? Ada apa? Jangan bikin aku khawatir." Yeonjun memeluk ibunya. Ibunya terisak di pelukan Yeonjun.
" Mah, bicara. Aku tidak enak lihat mamah begini."
" Kenapa mamah selalu menjadi wanita yang di khianati dan di bohongi." Ibunya memulai narasinya.
Yeonjun melepaskan pelukannya dan menatap ibunya lekat-lekat.
" Maksud mamah? Siapa lagi yang nyakitin mamah sekarang?" Yeonjun belum sadar .
Ibunya memperlihatkan foto-foto Yeonjun dan Pharita, serta faktur dari pembelian berlian di toko berlian langganan ibunya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
