Bab 1-Kau Pergi Dariku

341 16 0
                                    

"Aku sangat mencintaimu, Lyon!" Wanita berambut sepunggung menyunggingkan senyum, membingkai wajah rupawan bersuara merdu menatapnya.

"Aku pun mencintaimu, Eloish."

Wanita itu semakin memajukan wajahnya dan ketika bibir mereka sudah berdekatan, pagutan kecil tercipta. Pria yang masih bertahan duduk sebagai tumpuan sang kekasih mengangkat tangan, mendekati wajah bagian kanan sang wanita dan menyingkirkan anak rambut yang terjatuh menjuntai. Eloish yang masih setengah duduk di depan Lyon menjatuhkan diri sepenuhnya di dalam dekapan pria tampan yang mempunyai rambut sebahu. Ruangan temaram itu dihangatkan dengan pemanas elektrik, ditemani minuman hangat seduhan dari daun teh kering dan netra keduanya dimanjakan oleh rinai hujan menguji hawa nafsu untuk tak berdiam diri.

Eloish memejamkan mata karena menghirup aroma tubuh Lyon yang menenangkan, detak jantungnya bak detik waktu terus mengingatkannya jika setiap waktu bergulir memaksanya terus menua. Lyon menundukkan pandangannya sembari tersenyum tipis, ketika Eloish mendongak dan bertemu mata, bibir keduanya tak kuasa untuk tetap diam. Sebenarnya, Lyon sadar bila terkadang ia tak bisa menahan diri hanya sekadar memagut, Eloish menahan tubuh Lyon yang lebih besar darinya itu untuk tak mengurungnya dalam rasa membara. Eloish tahu tak akan mudah menyadarkan Lyon, tetapi sungguh ia menahan Lyon yang tak melepas pagutannya hingga nafas Eloish memburu.

"Berhenti, Lyon. Berhenti," pinta Eloish menahan Lyon untuk tak melucuti pakaiannya.

Lyon menunduk dan menarik nafas, lalu membuka lengannya membawa Eloish dalam dekapannya. "Begini saja sudah cukup."

Eloish mengangguk. "Maaf."

Lyon merubah posisinya menjadi rebahan dan tetap mendekap Eloish, hening dan tenang adalah suasana yang tercipta malam ini, tetapi Eloish tak benar-benar memejamkan mata seolah menunggu dalam diam, menunggu waktu yang tak akan memberinya izin kembali ke masa lalu meski ingin. Eloish mengagumi wajah Lyon, sangat, mulai dari hidungnya yang tercetak lancip sempurna, bibir yang seksi memagutnya panas. Mata! Mata itu terlihat cantik dan tegas dalam waktu bersamaan. Jemari tangan Eloish terangkat perlahan, ujungnya menyentuh lembut bulu halus dicetak rapi kreasi Tuhan tak ada duanya. Eloish menghela nafas lega, pemilik wajah rupawan itu mempunyai rasa yang sama dengannya dan terbalas.

Eloish memindahkan lengan Lyon yang telah tertidur, bangun pelan-pelan dan terduduk di atas karpet yang ada di bawah sofa menghadap tubuh Lyon mendengkur pelan. Eloish menelengkan kepalanya dan jatuh di sofa bertumpu lipatan lengan kanan menatap Lyon.

"Aku sangat mencintaimu, Lyon."

Eloish bangkit dari duduknya, beranjak meninggalkan Lyon yang tertidur di sofa dan kembali tak berapa lama sembari membentangkan selimut bulu bermotif kotak warna abu-abu dan mengecup bibir Lyon begitu dalam. Eloish tak kembali dalam dekapan Lyon dan terlelap, tetapi menata rumah Lyon dan membersihkannya dalam diam dan senyap tanpa sepengetahuan kekasihnya itu. Hening, tenang dan lembab adalah suasana yang ditinggalkan Eloish.

03.15 Lyon membuka mata sekejab, lengannya seharusnya berat, tetapi begitu ringan dan menunggu berharap Eloish akan muncul dari kamar mandi dan kembali terlelap dalam dekapannya. Namun, Lyon sudah menunggu dan tak mendengar suara apa pun selain keheningan rumahnya. Lyon menyibak selimut dan mencari keberadaan Eloish ke kamar mandi bawah, tetapi kosong dan lantainya kering tandanya tak ada kegiatan di sana berjam-jam sebelumnya, pun berbalik dan menyadari satu hal ketika melangkah sampai kemari, yaitu tak menemukan satu pun barang milik Eloish atau yang dibeli berdua. Hanya ada barang miliknya saja!

Lyon melangkah cepat naik ke tangga datar ke loteng di mana kamar pribadinya berada, di sana tertata jauh lebih rapi dan tetap tak menemukan apa pun di sana selain barang-barang miliknya saja. Lyon menghela nafas menuruni tangga menemukan ponsel miliknya ada di meja kecil dekat sofa besar tempatnya tidur.

Sweven Where stories live. Discover now