outro of serenade in e minor

Start from the beginning
                                    

Katanya, "Sampai jumpa besok di altar."

Altar kini telah dihias sedemikian cantik dengan properti pernikahan. Kursi-kursinya hampir penuh oleh tamu undangan.

Jaehyun pun telah berpenampilan rapi dengan setelan tuxedo hitam-nya, telah berdiri di depan pendeta, tersenyum ketika pandangannya yang berkelana ke seluruh penjuru gereja bertemu dengan ayah, ibu, dan adik perempuannya yang duduk di kursi paling depan jajaran kanan.

Seorang laki-laki yang berperan sebagai panitia pengurus pernikahan datang dari arah kiri, mendekat pada Jaehyun, membisiki.

Dan itu, terjadi sangat cepat.

Tentang bagaimana senyuman Jaehyun menjadi samar lalu lenyap. Mata yang cemerlang berganti redup. Wajah yang riang berganti muram. Badan yang berdiri tegap tiba-tiba saja roboh dan untuk bertahan agar tak tumbang Jaehyun butuh tangan laki-laki di dekatnya kini sebagai penopang.

Tentang bagaimana kaki yang lemas itu dipaksa agar berayun cepat di atas karpet merah yang membentang di tengah-tengah keramaian.

Gereja dan manusia-manusia di dalamnya yang kebingungan, ditinggalkan.

Jaehyun kendarai sebuah mobil tanpa perhitungan sehingga itu melaju sangat cepat di jalanan, mengerem sangat mendadak di depan sebuah gedung unit apartemen elit yang halamannya telah dipenuhi oleh banyak manusia.

Beberapa dari mereka, berseragam. Beberapa lagi, berpakaian bebas rapi dengan membawa kamera dan alat perekam suara. 

Menerobos keramaian. Jaehyun berlarian masuk ke dalam lift, menatap kosong dinding lift yang merefleksikan dirinya.

Kemana perginya kerapian pagi tadi? Yang tersisa kini hanya berantakan.

Kembali berlarian. Jaehyun akhirnya menjangkau sebuah unit yang semalam nampak normal tetapi kali ini tidak.

Keberadaan garis berwarna kuning bercorak hitam membuat tempat itu menjadi tidak normal di mata Jaehyun.

Garis polisi, dilarang melintas.

"Pihak yang tidak berkepentingan dilarang masuk, Pak!"

Persetan. Jaehyun abaikan perkataan itu. ia singkirkan tiap manusia yang berusaha menghalangi jalannya masuk ke dalam rumah itu.

Ia teriakan, "AKU CALON SUAMINYA!" pada mereka.

Pada akhirnya, sampai.

Sampai Jaehyun di titik paling kacau, di sepanjang kekacauan yang pernah terjadi di hidupnya. 

Di antara banyak manusia sibuk di dalam sana, tangis paling lantang, jerit paling histeris, sedih paling sempurna, dan hancur paling lebur adalah kepunyaannya.

Memeluk erat perempuan yang berbaring di ranjang adalah keinginan terbesar Jaehyun. Akan tetapi, Ia hanya berakhir diseret paksa keluar dari tempat kejadian perkara yang tak memperbolehkan pihak tak berwenang masuk ke sana.

Bunga di saku jas Jaehyun, terjatuh.

Itu diambil oleh seorang petugas kepolisian.

"Kudengar Anda adalah calon suaminya."

Diberikan pada Jaehyun yang terduduk lemas di lorong gedung, bersama dengan secarik memo dan tepukan pelan di punggung.

Katanya, "Banyak perempuan di luar sana bergonta-ganti pria. Kamu beruntung bertemu dengan satu yang mencintaimu sampai matinya."

Tak memberi tanggapan. Jaehyun hanya memandang kosong, secarik memo di tangan yang ketika membacanya, ia seolah mendengar suara lembut perempuan tercinta.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 01 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SERENADE IN E MINOR [END]Where stories live. Discover now