-Part 19-

427 82 25
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul 6 petang dan Limario memutuskan untuk membawa Chaeyoung makan sebelum menghantar gadis itu pulang.

"Kita dimana?" Tanya Chaeyoung berganjak keluar dari mobil Limario.

"Kita ada di pasar malam. Kamu bebas membeli apa yang kamu inginkan. Aku traktir"

"Tumben lo traktir gue? Ada apa memangnya?"

Limario menggedikkan bahunya dengan acuh "Memangnya salah kalau aku ingin mentraktir sahabat kepada kembaran aku?"

"Tidak salah si. Ya sudah deh, ayo" Tanpa sadar, Chaeyoung menggandeng Limario untuk berjalan jalan di sekitar pasar malam.

"Lim, gue mau itu" pinta Chaeyoung menatap satu makanan yang menarik perhatiannya.

"Hotteok? Mau berapa?" Tanya Limario.

"Satu saja deh"

Limario mengangguk lantas membeli hotteok yang diinginkan oleh sang gadis.

"Nih"

Chaeyoung sontak tersenyum "Terima kasih Lim"

"Sama sama cantik"

Chaeyoung menahan senyumannya ketika mendengar sahutan dari Limario.

"Tahan Chae, tahan. Dia ini buaya. Lo tidak boleh baper"

"Kamu mau kemana lagi?" Tanya Limario.

"Aku akan membeli makan malam untuk yang lain juga deh" sahut Chaeyoung.

"Ayo" kali ini Limario yang menggandeng tangan Chaeyoung dan gadis itu juga tidak mempermasalahkannya.

Setelah hampir 30 menit mengelilingi pasar malam, mereka akhirnya memutuskan untuk pulang. Lagian sudah banyak makanan yang dibeli oleh keduanya.

"Sudah lama gue tidak ke pasar malam. Terima kasih untuk hari ini. Lo juga sudah mentraktir gue" ujar Chaeyoung memecahkan keheningan didalam mobil.

"Nanti kalau kamu ingin kemana mana, bilang saja sama aku. Aku akan membawa kamu kemana mana yang kamu inginkan" ujar Limario dengan yakin.

"Ngomong ngomong, gue mau nanya sesuatu nih"

"Mau nanya apa?"

"Lo tahu soal Lisa sama Bambam?"

Limario menelan ludahnya dengan kasar "T-Tahu kok. Kenapa memangnya?"

"Lisa itu masih muda. Kenapa sudah punya pacar? Memangnya lo yakin cowok itu baik untuk Lisa? Bagaimana kalau dia menyakiti Lisa?"

Limario menahan senyumannya. Dari pertanyaan Chaeyoung, dia tahu gadis itu lagi cemburu.

"Bambam itu baik loh. Lisa juga nyaman sama dia. Jadi, aku tidak ada hak untuk menghalang mereka untuk bersama" ujar Limario pura pura serius.

"Ck, dasar" dumel Chaeyoung.

"Kenapa? Kamu kelihatan tidak suka kalau Lisa pacaran" Pancing Limario.

"Gue hanya tidak ingin kejadian gue dulu terjadi kepada Lisa"

"Dan alasan utamanya adalah karena gue cemburu. Lisa memang cewek tapi dimata gue, dia kelihatan seperti cowok. Apa salah kalau gue menganggap dia sebagai cowok?"

Sudah pasti semua kata kata itu hanya terucap dihatinya. Lagian, dia juga tidak mungkin jujur kalau dia suka sama sosok Lisa.

"Bagaimana kalau kamu saja yang menjadi pasangan Lisa? Kalian kelihatan cocok"

"Lo gila hah!? Gue sama Lisa itu cewek!" Kesal Chaeyoung.

"Ya sudah, kamu sama aku saja. Aku ini Lisa versi cowok"

Chaeyoung memutar bola matanya dengan malas "Tetap saja sikap lo sama Lisa itu berbeda"

"Berbeda bagaimana?" Bingung Limario.

"Lisa sosok yang baik. Perhatian sama gue. Pelindung untuk gue. Berbeda sama lo yang suka bikin cewek cewek diluar sana pada baper"

Limario menghela nafasnya dengan kasar "Apa aku memang kelihatan buruk dimata kamu?"

"Tergantung"

"Maksudnya?"

"Mungkin kalau lo berubah, gue tidak akan melihat lo sebagai buaya lagi si"

Jawaban santai dari Chaeyoung sontak memunculkan senyuman dibibir Limario.

"Apa itu artinya aku ada peluang kalau aku berubah?"

"Peluang apa?"

"Peluang untuk menjadi calon suami kamu"

Deg

Chaeyoung tersentak. Jawaban dari Limario sontak membuat hatinya merasa sedikit senang namun tidak dapat dipungkiri kalau dia masih trauma sama kejadian yang pernah menimpanya dulu.

Ting!

Bunyi notifikasi di ponsel Chaeyoung memecahkan keheningan yang terjadi selama beberapa menit itu.

"Bisa lo menghantar gue ke rumah sakit? Jennie Eonnie sama yang lain sudah menunggu disana" ujar Chaeyoung membaca pesan diponselnya itu.

"Memangnya kamu sakit? Kenapa harus kerumah sakit?" Tanya Limario pura pura tidak tahu.

"Gue trauma sama cowok jadi mereka memutuskan untuk membawa gue ketemu Psikiater"

Limario mengangguk faham "Semoga kamu segera sembuh ya. Kami harus tahu kalau di dunia ini tidak semua itu cowok brengsek"

Chaeyoung menghela nafasnya dengan kasar "Semoga saja ada yang tidak brengsek" lirihnya.






Tidak butuh waktu yang lama, mereka akhirnya tiba di lokasi yang dikirim oleh Jennie. Ternyata, Jennie bersama Irene dan Joy sudah berada disana.

"Kok bisa bareng?" Tanya Irene bingung.

"Tadi tidak sengaja ketemu di taman terus Lim bawa aku ke pasar malam deh. Aku juga sudah membelikan makan malam untuk kita semua" jelas Chaeyoung.

"Apa kalian kencan?" Tanya Joy menggoda.

Chaeyoung mendengus "Aku tidak mungkin kencan sama dia Eon"

"Aaaa waeyo Chaengie?" Rengek Limario.

Chaeyoung menahan senyumannya. Tidak tahu kenapa, dia merasa gemes ketika melihat Limario yang bertingkah imut itu.

"Menggemaskan"

"Y-Ya lo itu buaya" ujar Chaeyoung berdehem kecil.

"Aku akan berubah kok. Lihat saja nanti" balas Limario.

"Terserah" balas Chaeyoung dengan singkat.

"Sekarang ayo kita ketemu Psikiater. Eonnie sudah melakukan janji temu" ujar Jennie.

"Baiklah Eon" sahut Chaeyoung.

"Lo tidak akan pulang?" Tanya Joy kepada Limario.

Cowok itu menggeleng "Gue akan ikut menemani"

"Terserah lo saja deh" balas Joy.









Tekan
👇

Sacrifice of LoveWhere stories live. Discover now