-Part 6-

476 92 18
                                    

Demi gadis yang ditaksir, Limario sanggup melakukan apa saja. Seperti saat ini, dia bahkan ikut mengambil jurusan hukum sama seperti Chaeyoung karena dia ingin terus disamping gadis itu walaupun dia tidak menyukai jurusan itu.

Tapi tidak apa apa deh. Jika difikirkan, ada untungnya juga dia mengambil jurusan hukum. Bagaimana kalau nanti dia bisa menjadi pengacara? Nah itu kesempatannya untuk terus dekat sama Chaeyoung dong.

"Kenapa?" Pertanyaan dari Chaeyoung membuyarkan lamunan Lisa.

"E-Eoh, aku kenapa memangnya?"

"Kamu lihatin aku terus. Apa ada sesuatu di muka aku?"

Lisa mengangguk "Ada sesuatu"

"Apa itu!?" Panik Chaeyoung.

"Ada kecantikan yang luar biasa"

Blushh

Pipi Chaeyoung bersemuh merah "Lisa ihh! Aku serius tahu!" Omelnya sedikit malu.

Lisa malah terkekeh "Aku serius Chaeng. Kamu memang cantik"

"Kamu suka gombal ya. Sama seperti Limario"

"Walaupun Limario suka gombal sama cewek cewek, dia itu sosok yang akan bucin sama orang yang dia cintai. Aku yakin deh"

"Bagus deh. Semoga saja dia menemukan cewek yang tepat"

"Bagaimana kalau kamu saja yang menjadi ceweknya?"

"Nde!?"

Chaeyoung melotot kaget "Jangan ngadi ngadi kamu"

"Waeyo? Kamu sama Limario itu cocok loh" goda Lisa.

Namun Chaeyoung mendengus "Aku tidak ingin pacaran sama mana mana cowok"

"Baiklah baiklah aku mengerti. Maaf kalau aku bikin kamu merasa tidak nyaman" ujar Lisa merasa bersalah.

Chaeyoung menggeleng "Tidak apa apa. Lagian kamu juga tidak tahu"

"Chaeyoung-ssi" mereka menatap seorang siswa yang memasuki kelas mereka.

"Iya Sunbae?" Sahut Chaeyoung.

"Pak Jangwo ingin bertemu kamu dalam ruangannya sekarang"

"Baiklah Sunbae. Terima kasih infonya"

Setelah mengangguk, siswa itu berganjak pergi dari kelas itu.

"Aku akan menghubungi Jennie Eonnie duluan" ujar Chaeyoung.

Dahi Lisa mengernyit "Kenapa harus menghubungi Jennie Nuna?"

"Jennie Nuna?" Bingung Chaeyoung.

Lisa tersadar "Ah, maksud aku Jennie Eonnie. Kenapa kamu harus menghubungi dia?"

"Pak Jangwo sering memanggil aku keruangannya tapi aku risih sama dia. Tatapan dia bikin aku tidak nyaman. Selama ini juga aku akan ditemani oleh Jennie Eonnie" jelas Chaeyoung.

"Ah Pak Jangwo? Aku sering mendengar kabar kalau dia itu pria mesum si" ujar Lisa sedikit berbisik.

"Bagaimana kamu bisa tahu?" Tanya Chaeyoung.

"Lim yang ngomong" sahut Lisa diangguki oleh Chaeyoung.

"Mendingan aku saja yang menemani kamu. Jennie Eonnie pasti lagi belajar" lanjutnya.

"Apa tidak apa apa?" Tanya Chaeyoung ragu.

"Tidak apa apa Chaeng. Lagian Donsen kita juga belum tiba nih. Ayo kesana sekarang" ajak Lisa yang langsung saja menggandeng tangan Chaeyoung.

Tanpa membantah, Chaeyoung akhirnya mengikuti langkah Lisa untuk menuju keruangan Pak Jangwo.

"Bagaimana Lisa bisa tahu dimana ruangan Pak Jangwo?" Batin Chaeyoung merasa bingung.

"Chaeng, kita sudah sampai" ujar Lisa membuyarkan lamunan Chaeyoung.

Gadis itu menghela nafasnya dengan kasar sebelum mengetuk pintu ruangan Pak Jangwo.

Setelah mendapat sahutan, keduanya langsung saja memasuki ruangan itu dengan Lisa yang tidak pernah melepaskan gandengan tangan mereka.

"Chaeyoung, saya meminta kamu kesini sendirian saja loh. Siapa lagi yang kamu bawa kali ini?" Tanya Pak Jangwoo sedikit tidak suka dengan kehadiran Lisa.

Pak Jangwo ini adalah sosok pria yang baru saja berumur 28 tahun namun sikapnya yang mesum itu membuat siswa siswi tidak menyukainya.

"Annyeonghasaeyo Songsaenim. Saya Lisa, siswa pindahan" Lisa memperkenalkan dirinya dengan sopan walaupun saat ini dia begitu kesal dengan tatapan Pak Jangwo yang tertuju kepada Chaeyoung.

"Hurm" sahut Pak Jangwo dengan cuek "Bisa kamu tunggu diluar? Ada yang perlu saya bicara dengan Chaeyoung" lanjutnya.

Chaeyoung sontak mencengkram tangan Lisa. Gadis ini mula takut ketika membayangkan kalau Lisa pergi meninggalkan dirinya berduaan dengan sosok pria mesum itu.

"Tidak!" Namun bantahan tegas dari Lisa ini mampu membuat Chaeyoung bernafas lega.

"Apa maksud kamu Lisa-ssi?" Tanya Pak Jangwo sedikit kesal.

"Saya tidak akan meninggalkan Chaeyoung berduaan sama Bapak. Kalau ada sesuatu yang ingin Bapak bahas dengan Chaeyoung, katakan saja. Saya tidak akan mengganggu!" Datar Lisa.

"Tapi disini hanya ada satu bangku kosong" Pak Jangwo masih saja berusaha mengusir Lisa.

"Itu tidak menjadi masalah" secara tiba tiba, Lisa berganjak duduk diatas bangku itu lantas dia menarik Chaeyoung agar duduk diatas pangkuannya.

Perlakuannya itu bukan saja membuat Pak Jangwo kaget namun Chaeyoung juga tidak kalah kagetnya.

"L-Lisa" panggil Chaeyoung merasa tidak enak.

"Tidak apa apa Chaeng. Santai saja" bisik Lisa menenangkan Chaeyoung.

Chaeyoung menghembuskan nafasnya dengan kasar bagi meneultralkan raut wajahnya "Jadi, ada apa Bapak ingin bertemu saya?"

"Saya hanya ingin mengundang kamu untuk makan malam bersama keluarga saya"

Dahi Chaeyoung mengernyit "Kenapa harus saya?"

"Karena kamu satu satunya siswa yang mendapat nilai tinggi di jurusan hukum. Asal kamu tahu, Papa saya adalah mantan pengacara. Mungkin saja dia bisa membantu kamu" jelas Pak Jangwo.

"Tapi masih banyak siswa yang lebih hebat dari saya Pak. Mendingan Bapak mengundang mereka saja" tolak Chaeyoung dengan sopan.

Pak Jangwo menghela nafasnya dengan kasar "Chaeyoung, saya tahu kamu mengerti maksud saya. Selama ini saya sudah sering memberi code kepada kamu. Apa kamu masih belum menyadarinya?"

"M-Maksud Bapak apa?"

"Saya suka sama kamu Chaeyoung-ah. Dan saya ingin kamu menjadi istri saya. Umur saya juga masih 28, cocok sama umur kamu yang 23 tahun" ujar Pak Jangwo tanpa basa basi.

"Maaf Pak tapi saya hanya menganggap Bapak sebagai Donsen saya. Saya yakin wanita diluar sana yang cocok menjadi istri Bapak" tolak Chaeyoung.

Sementara Lisa pula hanya berdiam diri dengan wajah datarnya. Marah, dia benar benar merasa marah saat ini.

"Tapi Chae-"

"Maaf Pak" potong Chaeyoung "Kalau tidak ada apa apa lagi, kami permisi" lanjutnya bergegas menarik Lisa pergi dari sana.

"Dasar pria menyebalkan!" Marah Lisa setelah mereka keluar dari ruangan itu.

"Kamu marah?" Tanya Chaeyoung.

"Iya!" Balas Lisa "Awas saja kalau kamu dekatin dia!" Lanjutnya posesif.

Tanpa mendengar sahutan dari Chaeyoung, dia langsung berganjak pergi dari sana untuk menghilangkan emosinya itu.

Chaeyoung pula menatap kepergian Limario dengan bingung "D-Dia cemburu? Tapi kenapa? Apa jangan jangan dia menyukai Pak Jangwo!?!"

Waduhh, mbak Chaeyoung sudah salah fahamಥ‿ಥ





Tekan
   👇

Sacrifice of LoveWhere stories live. Discover now