Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
" Kak, gimana kakinya?" Tanya Pharita, tangan mereka tidak lepas satu sama lain. Mereka saling pandang, Yeonjun juga merapihkan rambut indah Pharita.
" Udah sembuh kok."
" Jangan boong, kenapa masih kaku jalannya."
" Dikit, bentar lagi sembuh."
" Kenapa barusan manjat genteng, nanti kalau jatuh, kakinya tambah parah." Pharita tidak bisa menyembunyikan kecemasannya.
Yeonjun tersenyum gemas, dia mengecup bibir Pharita. " Kamu sayang banget yah sama aku?"
Pharita mengangguk, Yeonjun memeluk erat kekasihnya itu. Semalaman mereka bicara ngalor ngidur di atas kasur Pharita.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
" Kakak, lusa aku ke Thailand. Mamah ulang tahun."
" Yaahhh di tinggal lagi dong." Yeonjun tidak bisa tidak bertemu Pharita lama-lama.
" Maaf yah, ulang tahun mamah sangat penting buat aku, ayah juga akan datang ke sana meskipun suami mamah pasti ada disana juga."
" Ayah kamu sangat mencintai ibumu yah."
" Pasti pembicaraan ini menyakitimu kak, aku tidak enak karena kakak pasti memikirkan perasaan mamah kakak yang sudah di sakiti ayah karena ayah belum bisa move on."
" Tidak apa-apa. Kisah cinta memang unik. Bukan hanya terjadi bagi kita para darah muda, tapi orangtua kita pun hidupnya penuh romansa yang rumit."
" Iya kak."
Tok tok tok.. " sayang kamu udah tidur? Kamu bicara sama siapa?" Ayah Pharita mengetuk pintu Pharita, keduanya langsung diam, Pharita menjawab dengan jawaban yang bohong.
" Ada apa yah? Aku lagi nonton netflix, kekencengan yah volumenya, aku kecilin yah."
" Oh gitu, iya jangan terlalu keras dan jangan tidur terlalu malam."
