24 || Gasena & Adek bayi 🍓

Start from the beginning
                                    

Manuel mulai berbicara dan menjelaskan lagi materi meeting hari ini, Manuel memang terlihat sangat perbedaannya ketika bersama para karyawan dan Gasena. Manuel sangat kental sosok pemimpin yang memiliki sifat tegas tapi itu hilang jika sudah di hadapkan dengan Sifat Gasena.

Manuel menjadi manusia paling sabar setiap kali menghadapi suasana hati Gasena yang bisa berubah kapan saja dan dimana saja. 

🍓🍓🍓

"Hari ini apa ada jadwal tambahan?" tanya Manuel pada Off, off melihat iPadnya. "Gak ada Mew, cuma meeting tadi aja terakhir." Manuel mengangguk paham.

Mereka berada di lift sekarang untuk ke lantai bawah, Manuel harus menjemput Gasena karena sudah terlalu lama bermain di luar bersama Janie takutnya Gasena lelah tapi Manuel yakin Gasena tidak ada rasa lelah sama sekali.

Padahal Gasena sudah sedikit kesulitan berjalan karena kehamilannya sudah cukup besar dan membuat Gasena sering kelelahan tapi energi Gasena itu benar-benar banyak entah Manuel saja tidak paham dengan istrinya itu.

Usia kandungan tujuh bulan harus sering di perhatikan walaupun Gasena paham jika di dalam perutnya itu ada manusia lain yang hidup, tapi tetap saja sebagai seorang suami Manuel harus selalu siaga dan menjaga.

Pintu lift terbuka dan mereka berpapasan dengan beberapa Karyawan, mereka menunduk hormat ketika melihat Manuel dan Off melintas.

Manuel memasukan satu tangannya ke saku celana dan fokus berjalan dengan melirik mencari Gasena, entah kemana janie membawa istrinya itu. Janie dan Gasena sangat dekat, Janie terkadang menjadi sumber kenakalan Gasena juga.

Manuel membuka pintu utama Gedung besar miliknya dan melirik sekitar, Manuel mengerutkan keningnya bingung. "itu Gasena kan? Dia main sama kucing jalanan." Off menunjuk ke arah depan, Manuel akhirnya berjalan menghampiri Gasena.

"Sayang," panggilan Manuel membuat Gasena menoleh, Gasena tersenyum ke arah suaminya. "om lihat Kittennya Gemas-gemas sekali hihi... Ingin berkenalan dengan adek bayi, Asen ingin makan Kitten supaya kitten bertemu adek bayi." Manuel menahan tangan Gasena.

Mata Manuel teralih ke arah pergelangan tangan Gasena disana terikat tali balon, Manuel melihat balon dan kemudian memijat pangkal hidungnya lelah. "Ini siapa yang pasangkan?" tanya Manuel pada Gasena.

"Kakak, Kakak bilang supaya Asen tidak hilang jadi balon di ikat saja di tangan Asen hihi... Asen suka Om." Gasena menjawab dengan wajah berbinar senang, ada saja ide Janie itu. "Wkwk, pinter banget sepupu gue kalau ilang tinggal di cari aja yang bawa balon langsung keliatan." Off terkekeh cukup pintar ide Janie itu.

"Kak Janie nya kemana?" tanya Manuel lagi, Gasena menunjuk ke arah satu toko. "Beli ice cream untuk adek bayi Om, adek bayi ingin Ice Cream nyam-nyam enak!" Manuel mengangguk paham.

"Sayang baik-baik aja kan?" Manuel kembali bertanya kali ini dengan mengusap pipi Gasena. "Iya Om, Asen tidak nakal kok tanya saja kakak. Asen sudah menjadi Mimu yang baik," ujar Gasena dengan menunjukkan deretan Gigi bayinya pada Manuel.

"PAK BOS!! HAH— Maaf saya tinggalin adek sendirian karena adek ma—"

"Iya sudah diam saya tau suaramu tidak enak di dengar," tegur Manuel tidak mau mendengarkan penjelasan Janie. "Sialan Lo pak bos!" umpat Janie mendengkus kesal jika bukan suami Gasena sudah Janie pukul wajah menyebalkan itu.

My Little Baby (END) ✓ Where stories live. Discover now