Em \\ he was the one who asked her to back to his side

Start from the beginning
                                    

Jaehyun sentuh sepasang tangan. Sepuluh jemari yang ringkih, ia bungkus dengan kelima jarinya sendiri.

"Ikuti proses rehabilitasi dengan benar, Rose. Agar kamu bisa secepatnya keluar dari sini. Menikah denganku, pindah ke rumahku, dan sembuh bersamaku."

Sebab sejatinya, sebagaimana Rose, Jaehyun pun sama sakit melihat perempuan yang dulunya punya hari-hari gemilang sebagai seorang mega bintang, aktris yang membintangi film-film layar lebar laris di pasaran, kini hanya selalu menemui hari-hari redup sebagai seorang tahanan.

Tapi, Rose enggan dibebaskan.

Katanya, di sini lebih baik ketimbang di mana pun.

Katanya, di sini, ia bisa makan tanpa harus repot-repot bermain peran, tanpa harus repot-repot terjaga dari suatu pagi sampa pagi dua hari kemudian, belum lagi perkara makian sutradara kalau ia salah mengucap dialog atau ekspresinya kurang main.

Di sini, ia aman dari terpaan fitnah, gosip, ujaran kebencian, teror, dan hal-hal menakutkan lainnya yang dulu ia terima hanya demi bisa makan.

Di sini, ia aman dari tamparan seorang wanita yang menyebut dirinya ibu tapi berlagak bak penagih hutang.

Jaehyun sakit, menyadari bahwa dahulu, selama ada di sisinya, ia tidak lebih dari sekedar pendamping tanpa guna.

Memangnya, apa gunanya, sebagai manusia yang mengaku mencinta, ketika kekasihnya terluka, ia hanya sibuk menonton dan bertepuk tangan?

Maka, dari itu, setelah berkawan dengan penyesalan dan rasa berdosa itu cukup lama, Jaehyun kini beranjak dari kursinya, mendatangi kursi tempat perempuan itu duduk.

Lalu, berlutut.

"Aku tidak bisa. Aku tidak bisa lagi menahannya. Tanpamu, aku benar-benar ...."

Dalam-dalam, menunduk.

"... aku sungguh kesulitan."

Ruangan menghening sekian detik.

"Apa yang Anda lakukan, Dokter Jung? Ruangan ini dilengkapi CCTV, Anda lupa? Jika tidak ingin dipecat, maka profesional lah seperti biasa! Kembali ke tempatmu, atau kubuat laporan pada petugas lapas kalau ada dokter yang menyelewengkan tugasnya, melamar pasiennya, berlutut, menangis, dan ...."

"Oleh karena itu, kumohon!!" menyela, mengangkat dagu dan pandangannya. Jaehyun tatap, dengan mata lembabnya, seraut wajah yang memandangnya tak suka.

Tapi, persetan.

"Kumohon, ... kembalilah! Kembalilah ke sisiku, Rose."

Persetan.

Selamanya, terlalu lama. Untuk merana selamanya, Jaehyun rasa tak sanggup. Setiap hari, rasanya seperti menyelami neraka.

CCTV, profesionalitas, pekerjaan atau apa pun itu. Jaehyun sudah tidak peduli.

Namun, perempuan itu masih peduli, sehingga ditinggalkannya kursi, ruangan, dan Jaehyun di dalam sana. Ia melenggang tanpa beban, kembali ke ruang tahanannya.

Sementara itu, Jaehyun yang sampai hari ini masih tidak juga memahami benar sosoknya, hanya menelan kecewa.

Merogoh saku jas, mengeluarkan sebuah cincin.

Ingin Jaehyun, bisa menyematkannya di jari manis perempuan itu. Terdengar muluk sekali, untuk ukuran laki-laki yang pernah melukai hati.

Setara memang, jika diganjar oleh situasi di mana ia ditinggalkan, bahkan tanpa sempat cincin itu ia perlihatkan.

[]

                []

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Em
\\  he was the one who asked her to back to his side  \\


[SERENADE IN E MINOR]
by linasworld

***


notes:
finally, back to prolog, guys!
congrats^^ kamu hebat kamu kuat
dan,

are you ready for the ending?

thankyou for reading ^.^


SERENADE IN E MINOR [END]Where stories live. Discover now