❄️❄️ twelve

518 41 0
                                    

[COLD]

❄️

SELAMAT MEMBACA

Senin pun tiba, dimana hari yang sangat dibenci oleh anak-anak remaja karena harus bangun pagi dan melaksanakan upacara bendera sambil berpanas-panasan.

Jangan ditiru temen-temen

Jaemin pun sama halnya. Ia malas sekali pagi-pagi begini sudah dibangunkan oleh ibunya yang meneriaki jaemin tepat ditelinga. Berdiri didepan cermin full body, setelah selesai mandi, sembari memakai almamater OSIS miliknya. Hari ini memang ada razia.

Semprotan parfum mahal yang berbau mint yang menenangkan. Tidak lupa merapikan rambutnya yang baru saja dipangkas kemarin bersama Jeno. Warna rambut memang tidak dilarang, tapi ukuran potongan yang sangat dijaga oleh sekolah.

Sepatu yang telah terpasang, tas ransel yang sudah bertengger dipundak kirinya, serta dompet dan handphone yang sudah aman si kantong seragam nya.

Mengambil kunci mobil koleksian nya dan bergegas menuju garasi. Jaemin akan sarapan disekolah nanti. Mungkin kekantin?

Diparkiran sudah ada beberapa siswa, mungkin karena terlalu pagi masih sedikit siswa yang berdatangan. Namun sudah ada beberapa anak OSIS yang berkumpul untuk melakukan razia didepan gerbang sanah sampai jam masuk dimulai.

Usai dengan urusan OSIS, dan acara merazia, niatnya akan menuju kantin namun langkah nya terhenti saat ada yang bergelayut di lengan kanannya.

Menolehkan kepalanya lalu bersitatap dengan orang yang tengah bergelayut manja, bedak yang dipakai gadis itu sampai menempel pada almamater nya saking tebal polesan make up itu.

Jaemin menghempas cekalan gadis itu dengan kasar tanpa memperdulikan ringisan sakit si gadis yang mana mendapat atensi dari siswa siswi yang berlalu lalang di koridor.

"iisshh...! Jaem kok dorong Vanesh sihh!" Ucapnya dengan nada yang mendayu-dayu minta di tabok. "Liat nih rok Vanesh kotor~" Rengek nya.

Jaemin menatap datar Vanesha yang dengan lancangnya memegang kembali lengan jaemin yang mana itu disaksikan seluruh sisiwa siswi. Mereka jelas merasakan hawa yang tidak mengenakkan.

Sampai atensinya bertabrakan dengan mata sipit seseorang yang membuat nya gelagapan. Menghempaskan kembali cekalan pada tangannya, sekarang Vanesha kembali terduduk dilantai dengan tidak etisnya. Jaemin berlari mengejar seseorang yang menatapnya dengan tatapan datar tadi.

"Sialan!" Geram jaemin yang masih terdengar oleh siswa siswi karena Susana koridor yang sepi membuat siapa saja mendengar geraman tertahan penuh emosi itu.

Mereka tahu jaemin mengejar siapa. Mereka sedikit syok tentunya, pertanyaan mereka sekarang. Ada hubungan apa si ketua OSIS dengan kapten basket?

Tapi tak urung ada yang mendukung kapal mereka berlayar. Fujo/Fudan nih pasti. Tapi mereka kembali memusatkan perhatian mereka pada siswi yang masih terduduk menyaksikan jaemin pergi begitu saja.

Mereka menertawakan tingkah konyol Vanesha. Bahkan ada yang memotretnya dan memajangnya diakun base sekolah.

'sialan. Awas aja gue bakal jadiin jaemin milik gue. Homo sialan kayak dia ga pantes buat dapetin spek kayak jaemin.' Batin Vanesha.

Butuh kaca tuh orang. Spek kek lonte kayak lo ga pantes dapetin spek malaikat kayak jaemin. Mit amit jabang babu.

Beralih pada jaemin yang kini sudah berada dipintu rooftop melihat punggung seseorang yang tengah membelakanginya sembari membakar nikotin.

COLD || JAEMJEN [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang