Adaptasi

1 0 0
                                    

"Perkenalkan nama gue Angkasa, sebelumnya gue bersekolah di SMA 69 dan akhirnya dipindahkan kesini."
Kata pembuka singkat Angkasa ketika perkenalan di depan teman teman sekelasnya.

Sebelum ke perkenalan kelas, Angkasa berangkat dari rumah bude Yos jam 6.30 dan sebelum berangkat ke sekolah ia singgah ke warung di jalan untuk mengisap sebatang rokok, tanpa diketahui nya ternyata Angkasa dilihat oleh seorang siswa kelas X yang kebetulan lewat dari jalan itu.
7.14 ia baru sampai di sekolah, sedangkan kelas dimulai jam 7.15
Jadi, Angkasa hampir terkurung dari pagar karena terlambat. Setelah memarkir motornya, ia berjalan mencari kelas XI 3.

Ternyata selagi Angkasa mencari kelas, pelajaran sudah dimulai dan akhirnya Angkasa terlambat di hari pertamanya. Bu Ryinda baru saja memulai pelajarannya, dan ia selaku wali kelas Angkasa memaafkan dan memaklumi nya karena baru pertama kali masuk sekolah. Lalu ia disuruh memperkenalkan diri di depan kelas, Angkasa memulai berbicara dengan keheningan kelas ia berkata "Perkenalkan nama gue Angkasa, sebelumnya gue bersekolah di SMA 69 dan akhirnya dipindahkan kesini." Kelas langsung berbisik bisik membicarakan tentang logatnya yang sangat asing bagi telinga mereka, lalu bu Ryinda membisikkan kepada Angkasa agar tidak memakai kata ganti "gue elu" di sini.
Setelah mendengarnya ia baru sadar kata itu asing disini, lalu pandangannya langsung terfokus pada wanita yang duduk paling depan sisi kanan, wanita itu sibuk membaca buku karya Chairil Anwar dan Angkasa pun disuruh duduk di bangku kosong di belakang.

Pelajaran dimulai, dan Angkasa mencoba mengikuti pelajaran nya dengan pikiran yang sangat kemana mana, tubuhnya memang sekarang berada disekolah, tapi batinnya berada ditempat yang berbeda. Lalu dia mengamati satu satu teman sekelasnya, dia mulai membaca sifat dan cara pendekatan kepada orang seperti itu. Walaupun berat mengakuinya, Angkasa bakat membaca sifat dan karakter walaupun hanya dari kesan pertama. Perempuan di sebelahnya bernama Angel, Angkasa tak berminat mengajak ngomong perempuan itu, karena baginya yang penting sekarang adalah teman laki laki bukan wanita.
"Lihat anak baru itu, ganteng ga ra?" tanya Eca kepada Samudera yang sedang menulis catatan di papan tulis, lalu Samudera menjawab "Ganteng, tapi" kemudian iya lanjut menulis dan berkata " di kantin aja, nanti bu Ryinda marah.

Bu Ryinda menjelaskan tentang anatomi tubuh manusia sambil mengelilingi kelas, dan kelas pun mencatat apa yang dikatakan nya, lalu sampailah dia di meja Angkasa lalu memegang pundaknya agar dia bangun dari tidurnya. Bu Ryinda hanya memegang pundaknya lalu Angkasa bangun dan ia tidak tau kenapa ia bisa ketiduran dan ia juga heran kenapa tidak dimarahkan lalu dihukum seperti sekolah lamanya. Bu Ryinda melakukan itu karena sudah menjadi hasil rapat sekolah bahwa Angkasa harus diperlakukan spesial agar berubah ke arah yang lebih baik. Angel yang melihat hal itu tertawa kecil karena ia ketahuan tidur oleh bu Ryinda, lalu Angkasa memandang Angel yang tertawa tipis tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, lalu Angel berhenti tertawa karena merasa tidak enak.

Angkasa pun kembali melamun dan mulai membangun rencana untuk teman sekelasnya khususnya laki laki, ia ingin membentuk komunitas seperti Segara dulu, Walaupun tidak bisa menggantikan Segara di hatinya.

Mengapa Segara bisa seberharga itu baginya?
Mari kita lihat.
==> Part 5

Samudera Dan Angkasa Kala ItuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang