Part 7

347 65 9
                                    

"HAH? LAH BANGGGGGGGG! ANJIR LAH, KENAPA BEGO BANGET SIH?"

Kaylee menggeram ketika mendengar cerita Biru. Jadi katanya gak lama habis ketemu Prilly, ya dia langsung pulang. Benar-benar gak jadi menemani Prilly ke butik. Lebih ke takut sih, takut beneran Prillynya punya pasangan. Dan Biru takut kalau mengganggu Prilly seandainya beneran Prilly punya pasangan.

Kamoe kenapa cupu sekali Xabiru?

Biru mencubit lengan Kaylee gemesh. "Bukan bego! Gue takut anjir kalo dia udah punya pasangan dan beneran mau nikah? Gila kali. Yang ada gue dibilang perebut bini orang."

Kaylee mengaduh, lalu mendengus. "Denger ya bapak Biru yang paling pinter urusan kerjaan, tapi bego kalo urusan perempuan.. orang pergi ke butik buat fitting baju itu bukan berarti dia mau nikah! Bisa aja dia mau pergi pesta, atau ada acara yang mengharuskan dia beli baju ke butik." Tuturnya gemas pula. Abangnya ini benar-benar minta dijitak. Gimana bisa dapat calon istri kalau Biru terus begini?

"Pemikiran lo terlalu positif Kay. Gimana seandainya dia beneran mau nikah?" Kata Biru lagi. Benar-benar frustasi mikirin Prilly udah punya pasangan apa belum.

"Bukan terlalu positif bang. Tapi bisa aja kenyataannya kaya gitu," Kaylee membenarkan posisi duduknya, lebih menatap abangnya serius. "Sekarang gini, lo ada tanya ke Ka Prilly belum kalo dia udah punya pacar atau masih jomblo?"

Sebelum menjawab, Biru memicingkan matanya. "Sejak kapan lo panggil dia kakak?"

"Sejak hari ini. Gue ada chat-an sama Ka Prilly. Katanya jangan panggil mbak gitu, biar lebih akrab panggil kakak aja."

Biru cuma manggut-manggut. Hal yang wajar. "Ya gue gak tanya langsung si dia punya pacar atau enggak. Gue gak enak lah anjir, terlalu to the point."

Tangan Kaylee terulur menoyor kepala Biru. Biarin deh dikata durhaka, lagian dia gemesh banget sama Biru. Greget gitu loh.

"Kasih kucing kalo gak enak bang!" Katanya ketus, lalu menyambar ponselnya. "Biar gue yang tanya langsung,"

"Dih apan lo? Mau nanya siapa? Prilly?"

"Iya lah. Masa iya gue nanya satpam rumahnya," Kaylee memutar bola matanya malas. Abangnya ini benar-benar mengesalkan memang kalau urusan mencari calon istri.

Tangan Kaylee benar-benar membuka nomor Prilly, bahkan perempuan ini memencet tombol call. Sejenak ia melirik jam di ponselnya, masih jam delapan malam. Pasti belum tidur Prilly.

Menunggu beberapa detik, hingga panggilan tersebut diangkat.

"Halo?"

Biru dan Kaylee kompak menyerit, kok suara laki-laki? Apa benar dugaan Biru?

"Kaylee? Ini gue Kevlar. Prilly lagi ke toilet. Ini gue nemenin dia ke butik,"

Kakak-beradik itu menghela napasnya kompak. Ternyata Kevlar. Bukan laki-laki lain.

"Emm ternyata lo Kev. Enggak sih, gapapa hehe. Cuma mau ngobrol sama Ka Prilly,"

"Oh gitu. Mau ngomong apa? Ada yang perlu gue sampein ke Prilly mungkin nanti?" Tanya Kevlar lagi. Penasaran juga kenapa Kaylee telfon Prilly. Si Prilly juga belum ada cerita sama dia soal pertemuannya tadi siang sama Biru. Kan kepo juga.

Kaylee berpikir sejenak, "Gak usah deh. Nanti gue telfon lagi aja. Bilangin Ka Prilly ya,"

"Yaudah kalau gitu. Nanti gue bilangin kalo lo telfon."

"Okey thankyou, Kev. Gue matiin ya. Bye,"

"Bye Kaylee."

Kaylee buru-buru mematikan sambungan teleponnya. Lalu ia melirik abangnya, "Aman bang. Ka Prilly sama Kevlar, bukan sama cowok lain HAHAHA." Katanya kemudian tertawa. Cupu banget ngeliat abangnya yang satu ini. Mau pdkt tapi kok ya maju mundur.

XABIRUWhere stories live. Discover now