Bab 9 🔞

51.1K 493 52
                                    


Varo memijat kepalanya yang terasa berdenyut sakit. Hanya dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu ia harus kembali berada disituasi sulit seperti ini. Bahkan kali ini terasa lebih parah dari sebelumnya karena Bella yang kesadarannya sudah dipengaruhi oleh alkohol ditambah obat perangsang yang teman-temannya beri mulai tak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Ya, Varo dijelaskan oleh teman-teman biadabnya jika mereka mencampur obat tersebut ke dalam minuman Bella dengan alasan yang sungguh diluar nalar. Mereka berkata ingin memuluskan jalan hubungannya dengan Bella, barulah setelah Varo jelaskan jika Bella adalah ponakannya sendiri mereka semua mendadak bungkam.

Jika tadi sepanjang perjalanan pulang Bella hanya tertidur, maka kini setelah Varo berhasil membaringkan tubuh Bella di atas kasur yang ada di dalam kamar, mata gadis itu tiba-tiba terbuka. Nafas Bella terdengar memberat dan pandangan matanya terlihat sayu.

Varo sadar jika efek obat perangsang yang Bella minum mulai bereaksi. Bella mulai mengerang kepanasan dan tak berhenti menggeliat di atas kasur sambil menggerayangi tubuhnya sendiri. Varo yang kini terlihat kebingungan, tidak mungkin ia meninggalkan begitu saja Bella dalam keadaan seperti sekarang ini.

"Om... Panas!" Mendengar rengekan Bella, dengan segera Varo meraih remot AC, mengatur pada suhu paling rendah. Varo juga berlari ke dapur mengambil segelas besar mineral untuk Bella minum. Tapi, meskipun begitu ternyata tak bisa meredam rasa panas dalam diri Bella. Gadis itu masih terus saja menggeliat di atas kasur.

Terpikir oleh Varo untuk membawa Bella ke kamar mandi, menguyur tubuh gadis itu dengan air dingin sepertinya bisa untuk mengurangi rasa panasnya. Namun, sebelum itu terjadi dengan tiba-tiba Bella bangkit dari tidurnya, beranjak untuk duduk. Lalu, tanpa Varo sangka tangan Bella dengan tak sabaran melucuti baju yang dipakainya.

"Eungh... Panas!" Bella yang sudah dikuasai sepenuhnya oleh alkohol tanpa ragu menelanjangi tubuhnya sendiri hingga bertelanjang bulat, tubuh dan pikirannya sudah benar-benar hilang kendali.

Setelah berhasil melepas semua kain yang menempel, Bella kembali menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Tanpa ragu tangan Bella mulai menggerayangi tubuhnya sendiri, meremasi dada kecilnya juga membuka lebar kedua pahanya. Jari-jari tangannya mulai menyentuh belahan vaginanya sendiri yang sejak tadi terasa berdenyut kencang.

Varo sendiri mendadak diam, hanya bisa mematung di tempat. Melihat Bella sudah bertelanjang bulat dihadapannya membuat Varo kesulitan untuk sekedar menelan ludahnya sendiri. Pikirannya mendadak kosong, tak tahu apa yang harus ia lakukan. Pria itu mati-matian menahan pandangannya agar tetap fokus menatap wajah Bella sambil tangannya mencoba meraih selimut untuk menutupi tubuh telanjang gadis itu. Tapi, tentunya Bella langsung melemparkannya menjauh.

"Sudah, Bella!"

Selama beberapa menit Varo hanya bisa menatap kosong pada tembok, suara erangan dan desahan yang keluar dari mulut Bella membuat kepalanya mendadak pusing.

Melalui ekor matanya Varo melirik ke arah Bella, melihat Bella yang terlihat frustrasi membuat Varo mulai merasa kasihan. Varo merasa bertanggung jawab karena ia juga yang sudah membuat Bella berada dalam situasi ini.

"Bella, stop!" Varo menggeram, frustrasi. Matanya kini mulai berani melirik ke arah tubuh Bella, terutama vagina gadis itu yang terlihat sudah basah oleh cairannya sendiri.

"Om bantu kamu" ucap Varo, dengan suara tercekat. Ia hanya ingin meringankan sedikit siksaan dalam tubuh Bella. Maka kini, dengan sedikit bergetar ia menyingkirkan tangan Bella lalu ia cengkram kedua tangan Bella ke atas kepala gadis itu, kini gantian tangannya yang mulai memberikan sentuhan pada lipatan basah Bella.

Bella sendiri tak menolak. Seakan menyambut sentuhan Varo, gadis itu membuka kedua tungkai kakinya semakin lebar.

Varo hanya memberikan sentuhan kecil dengan menggesekan jempolnya naik turun dibelahan vagina Bella lalu menekan klitorisnya sedikit kencang namun itu saja sudah berhasil membuat suara erangan Bella terdengar semakin kencang.

Om Varo [21+]Where stories live. Discover now