MPS-12

1.8K 219 10
                                    

pagi hari ini cuaca cukup cerah. di hari minggu seperti ini biasanya mereka akan menghabiskan waktu bersama, mengingat zee yang sudah di perbolehkan pulang dari dua hari kemarin mereka memutuskan untuk menghabiskan waktu untuk berada di rumah.

"cici lagi masak apa? gre sama anin bantuin ya ci"-ucap gracia menghampiri shani yang lagi masak di dapur.

"eh kalian, ini cici mau bikin sop, ayam goreng dan nugget untuk zizi. kalian tolong bantu cici goreng ayam dan nugget ya"-ucap shani yang diangguki mereka berdua, lalu ketiganya mengerjakan tugas mereka masing-masing.

"CI SHANIII"-teriak chika yang tiba di dapur dengan wajah yang panik.

"kamu kenapa chik? kok muka kamu kayak panik gitu?"-tanya anin.

"cii.. zizii ciii"-ucap chika menatap shani, shani yang paham pun langsung berlari naik ke lantai dua menuju kamar adiknya ketiga perempuan yang masih berada di dapur pun menyusul shani.

"dedekkk"-ucap shani menghampiri zee yang berada di dekapan jinan.

"cii, zizi mimisan ci. banyak banget darah nya ga mau berhenti"-ucap jinan kepada shani, di lantai kamar zee sudah banyak sekali tissue dengan darah zee, hidung zee pun masih di sumpal dengan tissue karena darah yang keluar sangat banyak dan tidak mau berhenti.

"cici hiks kok zizi mimisan hiks hiks"-ucap zee terisak, shani yang mendengarnya tak kuat ia langsung memeluk adiknya.

"cici jangan peluk zizi, nanti darah zizi kena baju cici. baju cici kan putih nanti susah hilangnya, liat bajunya kak Jinan udah kena banyak darah zee"-ucap zee ingin melepaskan pelukannya namun shani mendekapnya dengan erat.

"cici ga peduli, gapapa baju cici kena darah dan ga bisa hilang, toh ini darah adik kesayangan cici kok"-ucap shani, ia mengecup kening zee.

"cii, kepala zee pusing, zee kenapa kayak gini ci?"-tanya zee dengan lirih, shani yang mendengar ucapan adiknya mendongakkan kepalanya ke atas supaya air matanya tidak jatuh.

"cici nangis? zee salah tanya ya, ci?"-tanya zee menatap shani dengan tatapan sendu.

"ga. zee ga salah tanya, tapi cici ga suka zee tanya itu"-jawab shani menatap mata zee.

"sakit ci"-ucap zee pelan namun yang lain masih dapat mendengar nya.

"yang mana yang sakit sayang? biar ci ge usapin biar ga sakit lagi"-ucap gracia dengan lirih.

"kepala zoya sakit ci ge, pusing"-ucap zee memukul kepalanya, jinan pun menahan tangan zee agar anak itu tidak memukul kepalanya.

"no no di pukul sayang hiks"-ucap shani yang sudah terisak.

"cici jangan nangis. maaf zee buat cici sedih"-ucap Zee menunduk, shani yang melihatnya tersenyum sembari ia tangkup pipi sang adik.

"cici mohon sama zee jangan pukul kepala zee lagi ya, kalau pusing bilang cici kalau ga yang lain nanti cici pijitin. oke sayang"-ucap shani dengan lembut, zee mengangguk paham.

"ya udah adek sama ci gre dan kak chika dulu ya. kita mau ke bawah untuk lanjutkan masak"-ucap jinan yang diangguki zee. lalu shani, jinan, dan anin turun ke bawah untuk melanjutkan acara memasak mereka.

sementara itu di kamar zee..

"dedek, cici ke kamar mandi dulu ya"-ucap gracia yang diangguki zee.

"kak chika"-panggil zee kepada chika.

"kenapa sayang? zee mau apa biar kakak ambilin?"-tanya chika dengan lembut.

"zee sekarang lemah ya kak? dua hari kemarin setelah di perbolehkan pulang zee sering mimisan, di rumah sakit juga, terus sekarang zee mimisan lagi. selalu banyak darahnya saat zee mimisan, zee lemah ya kak?"-ucap zee, chika yang mendengar ucapan adik sepupunya tak kuat menahan air matanya.

My Possessive SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang