21 || Mulai nakal 🍓

Start from the beginning
                                    

"Baiklah, Manu menginap untuk satu hari disini ayah ingin membicarakan ini dengan keluarga Gasena." Manuel kembali mengangguk. "Iya, kita memang berniat untuk menginap satu malam Ayah."

"Yasudah, ayah mau mengabari yang lain. Bunda buatkan minuman itu menantu kita," pinta sang ayah dan sang bunda mengangguk kemudian beranjak dari sana.

Gasena berjalan ke arah Manuel dan duduk menyamping di pangkuan suaminya. "Hihi... Om, Asen tidak paham dengan ucapan bunda dan ayah." Gasena berucap dengan tangan yang mengalung di leher Manuel.

🍓🍓🍓

Manuel membawa nampan berisi susu dalam gelas dan buah-buahan yang sudah di potong dalam piring, bukan Manuel yang mengupas dan memotongnya tapi bunda Gasena Manuel hanya mengantarkan Makanan untuk Gasena.

Manuel melihat Gasena yang sedang bermain dengan anak dari sepupu Gasena, Manuel tersenyum tipis walaupun banyak orang dewasa yang mengobrol Gasena lebih suka bermain dengan anak kecil.

"Mew, duduk sini." Manuel menoleh ke arah pria yang memanggilnya, mungkin usianya dengan Manuel Sama tapi dia sudah memiliki anak kecil, dia sepupu Gasena yang  paling besar.

"Bini Lo lagi anteng tuh," ujarnya setelah manuel duduk di salah satu bangku disana, Manuel mengangguk kecil. "Sayang," Panggil Manuel dan Gasena menoleh karena mengenal suara Manuel.

Gasena yang sedang duduk langsung beranjak dan menghampiri Manuel sebelum pergi terlihat Gasena berpamitan lebih dulu, Gasena berjalan riang ke arah Manuel. "Buah Om? Asen mau!" Seru Gasena duduk di pangkuan Manuel sekarang.

"Susunya di minum dulu setelah itu makan buah," ujar manuel dan Gasena mengangguk setuju. "nanti boleh main lagi kan Om? Adek bayi Gemas-gemas ingin bermain," pinta Gasena dengan wajah berbinar senangnya itu.

"Boleh sayang tapi hati-hati jangan sampai sayang dan adek bayi kenapa-napa, Okey bayi?" Gasena kembali mengangguk dengan mulut yang mengunyah buah strawberry manis yang sudah di potong.

"Halah, mana ada bocah nakal bisa hati-hati." Gasena menoleh saat ada yang berbicara, Pipi Gasena mengembung karena buah yang ada di dalam mulutnya. "Kakak diam saja, Asen tidak nakal! Iya kan om? Asen anak baik, tidak nakal?"

"Tidak, Asen tidak nakal kok Asen bayi yang sangat baik." Gasena menjulurkan lidahnya pada sepupunya yang di hadiahi sebuah kekehan, Gasena itu menggemaskan jadi mereka suka menggoda Gasena hingga Gasena kesal atau sampai menangis.

"Sudah Om kenyang, asen ingin bermain lagi dengan Cici." Manuel mengangguk dan membiarkan Gasena untuk pergi menghampiri keponakannya. "Tetep di pantau Mew, gue gak yakin anak itu diem aja."

"Iya, selalu gue pantau kok." Manuel akan selalu memantau Gasena karena Manuel pun tidak yakin Gasena akan diam saja, Gasena itu sangat aktif tidak bisa diam. 

"Gimana Gasena kak? Dia nakalnya luar biasa 'kan?" Manuel menoleh saat ada yang bertanya, sepupu Gasena yang lain datang. Pria dengan penampilan sedikit urakan, ada tindik di telinganya juga. "Lo gak nyesel kan kak nikahin adek gue?" tanyanya lagi, menatap Manuel menelisik.

"Gak ada kata nyesel buat gue, Gasena anak baik gak nakal kayak ucapan Lo." Pria itu malah terkekeh mendengar ucapan Manuel. "Lo itu Bucin Woy, agak bego yaa CEO satu ini. Tapi Gapapa dengan begitu lo gak akan nyakitin adek gue, walaupun adek gue nakal semua keluarga sayang banget sama dia."

My Little Baby (END) ✓ Where stories live. Discover now