Part 2: Pertama.

4 0 0
                                        

"Rei, Vi, Mir ke kantin yuk. Laper banget nih gue." ajak Citra.

"Gue ga laper sih, tapi ayolah gas pengen cuci mata". Sudah pasti tau dong siapa yang jawab. Benar sekali, Via cewek paling cerewet seantero SMA Harapan Bangsa.

Empat sekawan itupun pergi bersama menuju kantin dan duduk diujung kantin, tepat dekat Mamang Batagor favorit mereka.

"Eh itu siapa sih? Kok gue selama 3 tahun disini baru liat? Anak baru?" tanya Reina sambil berbisik ketika ada seorang laki-laki yang baru dilihat pertama kali sedang membeli batagor Mang Jaja.

"Lo gatau Rei? Makanya jangan suka bolos. Itu Fano, anak baru. Baru masuk semingguan apa yaa. Di kelas 12 IPA 1 dia, anak pinter tuh." kata Citra. Citra memang anak yang paling update dalam segala hal. Apalagi soal cowok.

Tanpa Reina sadari, matanya fokus melihat laki-laki yang baru ia temui hari ini sampai fokusnya buyar sebab disenggol oleh Via karena bel masuk sudah berbunyi.

Selama pelajaran berlangsung, entah kenapa Reina terus memikirkan laki-laki itu. Dia sendiri juga bingung, apa yang membuatnya sangat penasaran dengan Fano. Sampai bel pulangpun berbunyi, akhirnya mereka keluar kelas.

"Rei yakin nih gajadi ikut? Ayolah ikut bentar doang, ntar langsung gue anter lo balik deh." ajak Mira, di parkiran sekolah. Mira memang berangkat sekolah menggunakan mobil dan hari ini mereka semua sudah berencana untuk hangout bersama. Tapi tiba-tiba Reina tidak bisa karena Bunda Lita meminta Reina untuk pulang cepat.

"Kalian duluan aja, kapan-kapan deh aku ikut. Gatau ini tiba-tiba bunda nyuruh cepet pulang. Dah sana, have fun guys"

"Yaudah kita duluan yaa Rei, bye bye!"

Di depan sekolah, Reina menunggu Pak Adi, supirnya. Sembari menunggu Reina fokus bermain HP namun tiba-tiba disebelahnya ada laki-laki yang ikut duduk. Yap benar sekali, laki-laki yang selama seharian ini ada dipikirannya.

"Anak baru juga? Fano." Ucap fano, sambil mengulurkan tangannya.

Reina hanya diam sampai akhirnya ia tersadar, "eh sorry, Reina. Enggak baru sih, cuma seminggu kemarin emang gak masuk ijin."

Tanpa terasa obrolan mereka sudah kesana kemari, sampai Pak Adi pun datang.

"Eh supir gue udah dateng, duluan ya. Bye". Fano pun menjawab dengan isyarat, lambaian tangan.

Di dalam mobil, lagi-lagi Reina kembali memikirkan Fano. Kenapa? Ada apa?

Kebetulan.
Di dunia ini aku sangat percaya dengan kebetulan.
Tapi, aku juga percaya tidak ada kebetulan yang benar-benar kebetulan.
Kebetulan adalah sebuah pertanda.
Entahlah, pertanda seperti apa yang dimaksud.
Reina.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 23, 2024 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dialog RasaWhere stories live. Discover now