Bab 1: Dunia Baru

19 2 0
                                    

Grostad, Berlania, 167

Kota Grostad, kota yang menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Berlania, terlihat beberapa penduduk lalu lalang,  berbelanja di pasar dan melakukan hal lain, tembok besar yang sangat megah memisahkan pusat kota dan bagian pinggirannya, dan ada sebuah kastil yang terlihat mencolok dari semua bangunan, itu adalah tempat dimana Raja Olfduf dan Ratu Lousia memerintah seluruh kerajaan.

"Haaaaah, aku lelah." Ucap Lousia yang sudah kelelahan dengan setumpuk kertas yang menjulanh seakan-akan tidak ada habisnya.

"Disaat seperti ini, suamiku malah pergi ke kerajaan Fruias." Gumam Ratu Louisa, merasa jengkel suaminya pergi disaat dia ingin liburan. "Apa boleh buat, ini soal masalah sengketa wilayah dengan Fruias."

Kemudian seorang pelayannya masuk membawa teh pesanannya."yang mulia ini teh pesanan anda." Ucap si pelayan sambil memberikan teh kepada Louisa.

"Kau terlambat memberikan teh ku lagi." Ucap Louisa dengan nada sedikit marah karena pelayannya membuat kesalahan yang sama, yaitu terlambat memberikan teh paginya.

"Maaf yang mulia, saya berjanji tidak akan membuat kesalahan yang sama lagi." Ucap si pelayan, berjanji agar tidak terlambat untuk memberikan teh paginya, sebelum akhirnya dia keluar dari ruang kerjanya.

Louisa melanjutkan pekerjaannya sambil sedikit menyeruput tehnya,sampai pekerjaannya akhirnya selesai, dan dia merasa senang. "Akhirnya selesai!! Fiuh, selesai juga, apa yang akan ku lakukan selanjutnya yah?"

Dia berpikir apa yang akan dia lakukan setelah selesai dengan pekerjaannya, saat dia sedang berpikir penasihat kerajaan masuk dan memberi ia tugas.

"Kenapa kau disini? Jangan bilang kamu akan memberikanku pekerjaan lain!?" Tanya Louisa dengan nada jengkel, dia sudah terlalu lelah dengan tugas yang baru ia kerjakan.

"Maaf yang mulia, tapi seorang pemburu hadiah sudah menangkap buronan kelas atas, dia mau ratu melihat hasil buruannya." ucap penasihat, sambik memberikan sebuah surat dari sang pemburu hadiah kepadanya.

"Tunggu, siapa yang dia tangkap?" Tanya Louisa ingin tahu siapa yang pemburu hadiah tangkap

"Pemimpin pemberontak Swabia Lunrolf, dia orang yang dicari yang mulia benar?" Jawab Penasihat dengan tatapan seringai di wajahnya.

Raut wajah Louisa berubah dari tadinya cemberut menjadi sebuah senyum jahat. "Sudah tertangkap ya? Fu fu fu, aku akan kesana dan bermain dengannya."

Sementara itu 1km dari gerbang kota

Terlihat Bagas dan Prabu yang masih berjalan menuju kota sambil berbincang-bincang, hingga 12 menit kemudian, mereka akhirnya sampai di gerbang kota Grostad.

"Phew, akhirnya sampe." ucap Bagas, merasa lega telah sampai ke kota setelah perjalanan jauh.

Sementara itu Prabu mempertanyakan kenapa mereka membangun tembok hanya melindungi kotanya "Aneh, kenapa mereka nggak buat tembok buat sekalian melindungi pinggirannya?"

"Biasalah, paling orang kaya nggak mau deket-deket orang menengah kebawah." Bagas dengan enteng menjawab pertanyaan milik prabu.

Dan perkiraan Bagas salah, karena di dalam kota terdapat warga menengah-kebawah yang melakukan aktivitasnya masing-masing, semua hidup tentram.

"Njir gw salah" Ucap Bagas setelah tahu bahwa di kota banya kalangan menengah kebawah.

Tiba-tiba semua orang berlari ke tengah kota untuk melihat sesuatu, Prabu melihat sebuah alat yang terdapat tali di atasnya.

"Kayaknya ada orang yang kena hukuman mati kita liat yuk." Ucap Prabu sambil mengajak Bags untuk melihat orang yang di hukum mati.

"Ayo." Jawab Bagas sambil mengikuti Prabu ke tempat eksekusi mati.

Unity in Diversity Where stories live. Discover now