Spedears! (1)

16 3 0
                                    

SPECIAL FOR READERS!

Disini saya mengajak para readers untuk menjadi salah satu bagian dari perjalanan menjelajahi dunia dan mengenal para Arcanist yang ada🌹🌹.

WARNING!!!
ALUR CERITA MENGENAI PERJALANAN SANG READER MURNI DARI DIRI SAYA SENDIRI. JADI JIKA ADA CERITA YANG SAMA, SAYA MOHON MAAF SEBESAR-BESARNYA.

TOKOH, CERITA ASLI, DAN SEGALA YANG BERHUBUNGAN ADALAH MILIK BLUEPOOCH SEUTUHNYA.

HAPPY READING!!

.
.
.
.
.
.

"...Aku rasa sebaiknya kau tidak menggunakannya."

Gerakanku yang hendak memakai jaket khusus terhenti, kini beralih menatap lamat-lamat pada sosok pria yang menggunakan pakaian khas nya yang kini juga menatapku dengan matanya yang berbeda itu. Dahiku mengernyit, tanpa bertanya pun dia kembali melanjutkan ucapannya yang terhenti.

X menghela napas panjang. "Mesin waktu ini baru saja selesai dan belum diuji coba olehku. Jadi aku khawatir jika terjadi kesalahan fatal—"

"Rasanya aku sudah mengatakannya padamu kalau aku tidak peduli dengan itu." Aku menggerutu pelan, sudah kuduga kalau dia akan mempermasalahkan soal itu kembali. "Kita tidak bisa membiarkan Foundation membebankan urusan Storm pada Vertin dan tim nya sepenuhnya. Mau mengajukan dengan cara formal? Si Constantine sialan itu bahkan sudah melarangku untuk membantu mereka sebelum aku berhasil meletakkan dokumen pengajuan itu pada kepala Foundation. Setidaknya dengan mesin waktu ini, aku bisa mengetahui dari mana Storm ini berasal."

"Tapi itu terlalu berbahaya! Kau tahu sendiri resiko terburuknya adalah—"

"Terjebak di dalamnya dan mati kan? Aku tahu. Tapi sudah kukatakan, aku tidak peduli."

X kembali menghela napas panjang. Dia menatapku satu detik, dua detik, sampai dia mengalihkan tatapannya pada mesin waktu ketika aku dengan percaya dirinya berkata. "Kenapa kau menatapku seperti itu? Kau menyukaiku?"

"Enak saja. Mana mungkin aku menyukaimu," Kedua tangannya cekatan mengatur tuas dan tombol yang ada di kotak kunci dari mesin waktu. Wajahnya yang sebelumnya ragu-ragu kini berubah menjadi serius. Tatapannya lurus menatap kursor.

Setelah mengenakan pakaian khusus, barulah aku mendekatinya, ikut menatap kursor.

Dan terkejut ketika melihat apa yang X lakukan pada kotak kunci dari mesin waktunya.

"APA YANG KAU LAKUKAN SIALAN?!" Dengan cepat aku menarik tubuhnya yang lebih tinggi dariku untuk menjauh dari alat penting itu, membentaknya dengan nada yang sangat tinggi.

X terjatuh ke lantai, menabrak salah satu mesin ciptaannya yang belum jadi. Dia menatapku dengan tak kalah garang. "CK!" Dia berdecak kesal ketika dirinya tidak bisa berdiri, lantaran betisnya terluka karena tadi tak sengaja mengenai kawat yang berasal dari mesin setengah jadi yang ia tabrak tadi.

Tanpa mempedulikan dirinya yang terluka, tanganku segera mengatur kembali kotak kuncinya. Berusaha mengembalikannya seperti semula. Kotak kunci itu sudah separuh rusak. X ternyata melepas virus-virus yang dimana bisa menyebar dan membuat kendali mesin hancur sehancur-hancurnya dalam waktu kurang dari dua menit.

Aku menelan air liur dengan kasar.

Aku berhasil memperbaikinya walau mesin waktunya hanya bisa berjalan lancar dalam beberapa detik. Aku kembali menatap X, yang kini sedang berusaha berdiri, sedangkan diriku sudah berada di depan pintu mesin waktu. Senyum tipis terukir, menghias wajahku yang sedikit memerah. "Sampai jumpa lagi, X. Jaga dirimu."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 23 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Reverse 1999Where stories live. Discover now