King's Trail

21 2 0
                                    

Sementara itu, Sonetto, seorang gadis dengan berpakaian seragam tengah memantau kapal Regulus dengan menggunakan teropongnya. Tak jarang ia bergumam sendiri demi memahami situasi saat ini. Tak jauh darinya, tergeletak sesosok perempuan yang seumuran dengannya di atas tanah. Ia memang tak sadarkan diri semenjak Sonetto memindahkan posisi perempuan tersebut ke tempatnya dengan portal.

“Kapal Regulus tenggelam…” Kini teropong kecilnya bergerak, beralih kearah tanggul laut yang dimana terdapat Regulus beserta bawahannya tengah berlari, menghindari serangan dari beberapa pengikut yang diyakini berasal dari Manus Vindictae. ”Sampai di darat…Bagus. Mereka sampai di darat dengan aman. Tapi para perusuh itu masih mengejar mereka.  Jika dibiarkan….Ah—“

Pandangan Sonetto beralih ketika dirinya mendengar suara gumaman kecil pada gadis yang sebelumnya tidak sadarkan diri. Ia cepat-cepat menghampiri Vertin—seorang ‘Penjaga waktu’ yang dimana akan menjadi partnernya untuk tugas kali ini. Vertin terduduk di atas tanah. Setelah berdiam beberapa saat ia pun berdiri, Sonetto membantunya bangkit dari tanah.

“Mohon maaf sebesar-besarnya, Timekeeper. Apa kau sudah merasa lebih baik sekarang?” Sonetto bertanya dengan disertai rasa bersalah—terlihat dari raut wajahnya.

Vertin terdiam sejenak, menatap lekat gadis dihadapannya. ”Kau berbicara denganku?”

Sonetto tampak terkejut, matanya memelotot. ”…Tentu saja!” Nadanya cukup tinggi. Setelah sadar dengan apa yang dilakukannya, suaranya kembali memelan lagi. ”Timekeeper, maaf kalau aku tidak sopan."

“Kita ada di…”

“Ini adalah Taman Battersea. Kita ada di seberang sungainya. Aku mengirim permintaan cadangan tanpa izin. Seharusnya aku tidak perlu terburu-buru meminta bantuan. Karena ritualnya belum disiapkan dengan matang, kau mengalami koma ketika diteleportasi kesini. Untung saja kau sudah bangun sekarang,” Jelas Sonetto secara rinci. Setelah terdiam sejenak, ia kembali melanjutkan perkataannya. ”Aku tahu kau masih harus membutuhkan istirahat. Tapi kami tidak memiliki waktu lagi. Keadaan sedang darurat. Tolong izinkan aku melaporkan kejadian saat ini dan meminta bantuanmu!”

Gadis dengan menggunakan topi biru dan pakaian yang berwarna serupa itu mengangguk. ”Silahkan.”

“Kemarin lusa, Regulus menentang kami ketika kami datang dan mendaftarkan dirinya ke yayasan. Rekan-rekan kami juga ditangkap olehnya. Sebenarnya tidak ada masalah, sampai kabar buruk itu tiba. Saat ini, organisasi Manus Vindictae tengah mengejarnya. Sepertinya mereka memiliki tujuan yang sama dengan kami.” Sonetto mengusap wajahnya, terdiam sejenak. Tatapannya kini beralih pada rekan-rekannya yang sedang dikepung  oleh musuh di seberang sungai sana. ”Kita harus menyelamatkan rekan-rekan kita. Selesaikan ‘misi’ sebelum badai, dan kembali ke pusat penelitian yayasan.”

“Tapi…kenapa harus aku?” Vertin mengernyitkan dahinya, menatap penuh tanda tanya pada teman sekelasnya dahulu. ”Aku tidak sepertimu, dan kau tahu itu. Aku belum dilatih secara sistematis untuk pertarungan Arcanum…Benar kan, teman sekelasku?”

Mendengar penuturan Vertin, Sonetto menggeleng dengan cepat. ”Tidak, tak apa!...Kau tidak harus bertarung, Nona Vertin! Biar aku yang menyerang mereka, kau cukup pandu saja di sampingku…Dari semua orang yang kutemui, Timekeeper adalah orang paling perseptif soal Arcanum! Terlebih lagi, dengar-dengar...Dalam 24 jam sebelum ‘Badai’ tiba, kami diizinkan untuk meminta bantuanmu kalau kami mendapat masalah…Benarkan, Timekeeper? Aku membacanya dari ‘Intruksi Evakuasi Misi Lapangan’.”

Vertin menghela nafas. “…Kau memang seorang pembaca yang teliti. Aku akan bantu. Jangan khawatir.” Ia melihat jam tangan digital berbentuk kotak dengan hiasan besi dipinggirnya yang terpasang di lengan bajunya, ada empat kotak yang tertera disana. Tampak angka 0050 di setiap kotaknya yang berwarna orange. ”Sisa lima puluh menit lagi sebelum ‘Badai’ datang. Ayo bergerak.”

Reverse 1999Where stories live. Discover now