chapter : 3

1.1K 124 13
                                    

Suara pintu terbuka arsen melihat ke belakang siapa yang masuk ke dalam kamar. Ternyata maverick, arsen kembali duduk di sofa yang berada di kamar.

Maverick mendekat ke arah arsen ikut duduk di sofa bersampingan.

Maverick menoleh kan arsen ke arah nya mata tajam maverick melihat setiap inci tubuh arsen yang mempunyai lebam dan luka. Wajah yang manis serta cantik itu di hiasi lebam di pipi kiri, dagu, serta darah yang mengering di sudut bibir arsen selebihnya luka lecet dan lebam yang lumayan banyak di tubuh ratu nya.

Tangan kiri maverick menyentuh pipi kiri arsen. arsen meringis saat di pegang pipi kirinya.

"mana yang lebih sakit?."

Arsen menyingkap baju lengan kiri nya terlihat lebam yang lumayan besar.

"Sama punggung."

"Berbalik."

Arsen membalikan tubuh nya membelakangi maverick. Maverick menyingkap baju yang di kenakan arsen terlihat di sana lebam besar dengan luka kecil. Maverick menutup kembali baju arsen. Arsen kembali menghadap maverick.

"Sakit sekali?."

Arsen hanya menganggukan kepala sebagai balasan. Maverick menyuruh tabib untuk menyembuhkan arsen.

Tabib kerajaan menghampiri arsen berjongkok dan meminta izin untuk menyentuh tangan kanan ratu lalu tabib itu memejamkan mata nya. Mata arsen berbinar saat tangan dari tabih mengeluarkan cahaya hijau.

'Anjay nih orang dukun fix.' Batin arsen.

Selesai nya arsen di sembuhkan tabib keluar dari kamar lalu pelayan menaruh segelas air di meja dan ikut keluar dari kamar.

"Tabib tadi dukun?, soal nya dari telapak tangan nya keluar cahaya hijau." Tanya arsen pada maverick yang terkekeh dengan pertanyaan dirinya.

"Yang kau liat adalah mana."

"Mana?."

"Iya mana, mana adalah kekuatan yang hanya dimiliki keluarga kerajaan dan orang bangsawan, kau juga memiliki nya."

"Gua punya?! Bisa ajarin ga."

"Boleh, tapi ubah tutur kata mu lebih baik."

"Ck, harus banget? Ga deh gua minta ajarin tabib tadi aja."

"Dia sibuk, sudah ganti baju sana kakak mu mau kesini."

Arsen mengangguk sebagai balasan beranjak dari sana untuk mengganti baju.

Arsen dengan maverick berjalan ke ruang tengah dimana putra mahkota flumen berada.

"Loh bang hansen?!." Hergalin menatap bingung pada sang adik apa dia lupa dengan nama kakak nya.

"Dia lupa dengan semua." Bisik maverick di samping hergalin.

"Kau berhutang penjelasan." Bisik balik hergalin.

"Hai adik ku yang manis ini, nama abang hergalin bukan hansen."

Arsen menepuk jidat nya dia lupa kalau dia berada di buku novel. Arsen menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

"Ohh..iya gua lupa hehe maaf."

Hergalin menggeleng kan kepala melihat tingkah sang adik tangan kanan nya menepuk sofa untuk duduk di samping nya. Arsen menurut dia duduk di samping hergalin.

"Ibu kangen pada mu, tidak mau berkunjung kesana?."

"Kemana?."

"Rumah kita, kerajaan flumen."

enter another world in the book || markhyuck Where stories live. Discover now