CHAPTER 3

20 6 1
                                    

Sejak Cassie mengetahui dirinya terkena diabetes type I, semua cara herbal ataupun medis sudah dilakukan sejak 4 bulan akhir-akhir ini. Mengkonsumsi air rebusan jahe dan kunyit, mengurangi alkohol dan bahkan Cassie iuga sudah mengurangi konsumsi gula. Tapi semua sudah terlambat sejak Dokter Anggie memberikan dosis insulin pada Cassie.

Cassie sendiri seorang immigrant dari Korea. Memang Cassie turun di New York berbasis mahasiswa dan mendapatkan scholarships, tapi dia tidak memiliki asuransi kesehatan Amerika Serikat. Cassie sendiri memang dilahirkan dari ayah berkewarganegaraan Amerika Serikat, tapi ayah Cassie tidak pernah membawa mereka sebagai keluarga pindah dan menyentuh Amerika. Ibu Cassie sudah bekerja keras juga untuk setidaknya bisa klaim asuransi ayah jadi milik keturunan ke Cassie.

But it wasn't works well.

Sampai akhirnya Cassie tiba sendiri di Amerika tanpa ada imaginasi bahwa dia akan membayar dosis insulin lebih dari $700 dalam satu bulan. Dan belum lagi insulin juga harus disuntikan sehari minimal 3-4 kali tergantung intensitas Cassie.

Hari sudah berganti ke 31 Januari. Yang artinya Cassie kali ini akab bertemu dengan Dokter Anggie untuk kali kelima Cassie sejak diabetes. Tadi malam dia baru saja bertemu sosok aneh di depan Bar tempat kerjanya. Entahlah dirinya masih ragu untuk menerima tawaran pria itu atau tidak.

Dirinya sudah googling tentang William Kuznetsov tersebut.

It seems impossible to good to be true.

Dirinya masih belum yakin atas nama Kuznetsov tersebut. Ada satu foto William dengan kakeknya Benjamin Kuznetsov. She knows Benjamin from church. But... She's not to sure to her reality yesterday.

"Cassandra Letisia." Sebut salah satu Ners di depan ruangan Dokter Anggie.
"Yes. I'm here." Buru-buru Cassie memasukan kartu nama tersebut kedalam tasnya.

"Heyyy. Cassandra. So how are you feeling now?" Sapa Dokter Anggie waktu Cassie masuk.

"Hi dok. I'm feeling weak now. The insulin..." Cassie masih ragu unuk melanjutkan kalimatnya.

"Too expensive?" Lanjut Dokter Anggie melanjutkan kalimat Cassie.

Sambil mencatat informasi Cassie.

"I'm not even sure, about my diabetes. It's... sounded impossible. My body are changing. My mom is healthy so did my dad. So why am i suffers from this?" Cassie masih belum bisa menerima penyakitnya.

Cassie sekarang masih menundukan kepalanya. Telapak atas tangan kirinya sudah ada sedikit luka akibat cubitan dari kuku disebelah kanan.

"Cassie. It's hard. I know this. Tapi di satu sisi kamu juga tidak bisa menolak. Ini kondisi kamu. Sekarang kondisi tubuh kamu yang masih terlalu berat untuk menerima ini semua. I completely understand." Dokter Anggie masih tetap sabar berbicara didepan Cassie.

"So. I have this group support. Mungkin itu bisa membantu kamu lebih percaya diri atau everything that may sound impossible, they could help you." Ini kali ketiga Dokter Anggie memberikan brosur group support dari rumah sakit.

Cassie masih memandangi brosur tersebut. Cover di depannya ada 3 orang dewasa yang tersenyum dengan diabetes patch yang ada di perut mereka.

"I don't have anything else to say Cassie. Tapi liat lagi brosur itu. Mungkin kamu bisa datang ke support group itu sekali. Lihat bagaimana perkenalan mereka. Lihat dulu situasinya. Supaya kamu juga bisa menerima kenyataan ini."

"Dosis obat kamu tidak ada yang berubah. Ini resep Insulin kamu. Silahkan tebus di pharmacy manapun. Kamu boleh suntik insulin nya dua atau tiga kali sekarang. Biar kita pantau dulu kondisi kamunya." Jelas Dokter Anggie sambil masih menulis resep dan juga masih memberikan pelukan hangatnya ke Cassie.

Setelah keluar dari ruangan Dokter Anggie, Cassandra menerima pesan,
'I saw you in a hospital - W'

Sebuah pesan singkat muncul di notifikasi handphone miliknya. Tanpa harus mengingat siapa inisial W itu, Cassie lansung menekan tombol dering ke nomor lelaki tersebut.

Cassie masih menunggu nada dering untuk tersambung pada William, Cassie masih menunggu di area taman depan di rumah sakit. Sampai ada ketukan pelan di bahu kirinya.

William sudah duduk disamping bangku kosong sebelah Cassie.
"Hey. Yang tadi malam. William Kuznetsov. Sorry baru bisa say hello sekarang." Sambil memberikan tangan untuk salam.

"Cassandra." Sapa Cassie pelan.
"Siapa yang kasih nomor aku?" Tanya Cassie.

"I'm the boss. So, aku cuma perlu suruh asisten kantor untuk mencari nama kamu."
"And also, Gary di Dead Rabbit itu my uncle." Jelas William.

"Interesting. Jadi ini rasanya kenalan sama 'Most Wanted Bachelor'" Sebut Cassie.
"Do you want us to be in relationship any chance?" Tanya William sambil menatap Cassie dengan keyakinan penuh.

Cassie hanya bisa mendengus lucu. Jadi ini rasanya kenal sama lelaki baru. Ingin rasanya dia tidak ingin bangun dari mimpi ini.

Cassie membalas tatapan William.

"Do you have green card?" Tanya nya.
"Why? Do you need any insurance?" Balas tanya William.

"Mungkin kalau kamu punya kita bisa mulai pacaran. Isn't that what you want?"

"Yeah, let's date! Kasih aku waktu pacaran sama kamu setidaknya 8 kali dates? Or maybe selama 3 bulan kita mulai?" Seru William sambil terkekeh merasa heran dengan wanita di sampingnya ini.
Mau untuk langsung tertarik dalam penawaran William untuk mulai pacaran.

"Okay. I'm fine untuk ketentuan tersebut. But, i have boundaries. I don't want you to be as a boss in my jobs. Let me do my project." Senyum tipis Cassie mulai terlihat dari samping William.

"Let's save my number then." Lanjut William sambil mengambil handphone Cassie.

"Sudah? Let me ride you home. Atau kamu mau visit tempat lain?" William sambil berdiri memberikan lengan miliknya untuk Cassie pegang.

___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

PLEASE LEAVE A MESSAGES, VOTE AND YOUR SUPPORT.

LOVES XOXO 💚❤

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 20 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Marriage Make Us DrownWhere stories live. Discover now