CHAPTER 1

24 8 7
                                    

CHAPTER I

January. 2024

AUTHOR'S POV

Cassandra Letisia seorang seniman. Well, pembelajar seni. Yaitu seorang pelukis (fokus saat ini) terlahir sebagai anak campuran dari ibu Korea Selatan dan ayah Amerika, tapi hanya dibesarkan oleh ibu tunggal dan sudah meninggal 4 tahun lalu. Saat dirinya sampai di New York pertama kali untuk belajar seni di New York Academy of Arts.

4 tahun lalu waktu dirinya 21 tahun. Sendiri di negara asing tanpa orang tua, tanpa kenalan, hanya bersandar pada dirinya sendiri dan lingkungan baru.

Bukan hal mudah. Tidak sama sekali.

Hubungan pertemanan hanya memiliki 2 perempuan lainnya yaitu, Bianca dan Tesie. Hubungan percintaan sangat tipis. Karena Cassie berdarah campuran, masih cukup banyak rasis skenario yang tersebar. Meskipun di New York.

Cassie panggilan akrab Cassandra sejak berada di New York, ibunya dulu sering memanggil Leti tapi karena dia sudah berpisah dengan ibunya Cassandra masih mau untuk berubah dan menerima hal-hal baru yang terjadi selama 4 tahun ini.

4 tahun ini juga Cassie berpindah-pindah apartemen selama 1 tahun sekali. Apartemen pertamanya sangat kecil di daerah Upper East Side, Manhattan, tempat yang approachable tapi biayanya sangat mahal. Satu tahun di Manhattan sudah habis uang Cassie lebih dari $35.000 dan uang sebanyak itu saja sudah di kumpul Cassie sambil bartender dan menjadi pelayan di Cafe dan Bar setiap harinya. Apartemen tersebut sangat kecil sampai tidak bisa muat King Size bed di area Living Room.

Setelah kontrak apartemen di Manhattan selesai Cassie menumpang di tempat share house milik Bianca. Lumayan terjangkau cukup $14.000 dalam satu tahun di East Harlem, Manhattan juga. Cukup terjangkau. Tapi tidak ada dapur dan hanya mengandalkan delivery foods atau Cassie memotong gaji sebagai karyawan dan mendapatkan makan dari Cafe tempat kerjanya. Selama hampir satu tahun juga Cassie hidup di East Harlem bersama Bianca dan satu laki-laki dari NYU dan mengandalkan memasak dari kitchen di Cafe Cordian tempat kerjanya. Untung saja boss Cassie seorang immigrant dari India dan juga paham akan hustle living in New York.

Sekarang tahun kedua Cassie tinggal di Williamsburg, Brooklyn. Tidak jauh dari Parsons tapi juga tidak semahal Manhattan. Meskipun Brooklyn jauh dari budget Cassie. But you have to make a living situation great again. Jadi selain Cassie kerja di Cafe Cordian setiap hari dari selesai kelas jam 3 sore dan lanjut sampai jam 10 malam hingga tutup, Cassie juga bekerja part time di Bar The Dead Rabbit jarak dari Parsons hanya 30 menit mengendarai sepedanya.

Tidak ada satu hari pun dari pertama kali datang ke New York Cassie tanpa bekerja dan sekolah. Meskipun Cassie masuk di Parsons karena beasiswa dari Pemerintah Korea, dia juga butuh hidup di New York. Cassie bukan sosok yang boros. Dari gaji bekerjanya yang ia dapat 60% sudah ditabung di rekening pribadinya. 20% untuk groceries and foods 10% untuk insurance dan 10% lagi untuk biaya emergency dan 60% biaya tabungan sudah termasuk apartement. Dan juga yang paling penting 2 tahun ini Cassie menyadari bahwa ia memiliki Diabetes Type I. Harus gali uang dimana lagi dirinya?

CASSIE'S POV

"Well Cassie it's 2 AM now, you can go home." Sebut Gary manajer di Dead Rabbit. Gary juga yang sudah menerima Cassie kerja disini.

"Thanks Gary. You're the best!" Jawab Cassie dengan semangat.

Kapan lagi bagi Cassie untuk tidak merasa beruntung bisa pulang sebelum jam 3 pagi, biasanya pun Dead Rabbit masih tetap ramai hingga jam 4 pagi. Shift Cassie kali ini selesai karena besok dia masih ada ujian praktek di kampus.

"Bye everyones. I still have my tests tomorrow!" Ucap Cassie di belakang bar setelah beres-beres.

Sekeluarnya dari Dead Rabbit Cassie menemukan sosok yang menunggu dirinya di depan Rubicon Hitam.

"Cassandra Letisia. Right?" Sapa lelaki yang bersender di depan Rubicon hitam tersebut.

"Excuse me, do i know you?" Jawab Cassie.

"Lusa di depan Parsons ada cafe Black Boots. Sekitaraan jam makan siang Meet me there." Sambil memberikan kartu nama miliknya ke Cassie.

"I know you're confused now. But... i promise i won't kill you. Everything. I promised I'll tell you everything next time with many more time."

"Now I'll have to go now." Balas laki-laki itu kemudian sambil membuka pintu mobilnya dan kembali mengendarai.

"William Kuznetsov. CEO of Enigma Corporate."

Cassie masih binggung dengan kartu nama lelaki aneh tadi masih di tangannya.

________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

DON'T FORGET TO LEAVE VOTE AND COMMENTS!!!!!!!!!

Marriage Make Us DrownWhere stories live. Discover now