prolog

19 0 0
                                    



Kita punya jalan masing masing 

Untuk hidup◗  

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Semua orang punya cara nya Masing-masing untuk hidup, ada yang harus mengejarnya terlebih dahulu, ada yang dikejar dan ada juga yang hanya menunggu.

Namun aku tidak termasuk ke dalam orang yang menunggu, aku harus mengejarnya terlebih dahulu.
Ya setidaknya kehidupan ku sedikit berwarna melalui prosesnya.

Sebagai seseorang yang baru masuk umur 22 tahun kurasa diriku lumayan labil dalam hal pekerjaan dan percintaan.

Berkerja di Museum sebagai peneliti dan juga administrasi itu tak buruk, walau kadang ada tangan mungil menyentuh barang rapuh dalam garis pengaman.

"Ya Tuhan"

Seburuk itulah kehidupan para orang dewasa, menahan amarah dan berpura pura baik.
Setiap hari aku memberikan senyuman palsu ku ini.

"Ini pak, Terima kasih sudah berkunjung di Museum Kerparatna"
Ucapku sambil memberikan sebuah tiket yang berbahan dasar kertas minyak itu.

Dengan senyuman manisku, aku melihat kedua orang itu keluar dari pintu museum.

"Itu orang terakhir hari ini"
Aku langsung menghilangkan senyuman manismu dan mengubahnya menjadi senyuman kecut.

Aku kegirangan akhirnya pekerjaan ku selesai juga, saat nya pulang.
Namun sebelum aku pulang aku harus memeriksa beberapa hal dulu.

Karena tak ada orang lain lagi disini, aku sudah masa bodoh dengan image ku.

Aku mengambil momentum, meloncat dari atas meja dengan gerakan yang lincah membuat pensil case bergetar lp karena energi getaran yang kuberikan secara tiba tiba, mengejar ke depan dengan tubuh yang fleksibel, dan mendarat kan dengan lembut kaki ku di lantai.

Aku mengambil tumbler minuman ku di atas meja dan berjalan ke arah lorong artefak kuno.

Museum ini sepi, ya wajar karena sudah waktunya tutup.
Aku seharusnya takut dengan situasi seperti ini tapi aku sudah 2 tahun disini, aku sudah terbiasa mendengar suara gaduh barang berjatuhan di gudang.

Bahkan kadang aku mendengar patung moai bicara dengan ku.

Dengan headphone yang menggantung di leher sedari pagi akhirnya aku menaruh kembali headphone ku di telinga, memutar lagu Enie Meenie karya justin bieber berkolaborasi dengan Sean Kingston.

Aku mendengarkan, lagu ini tampak sangat syahdu bagiku ditambah lagi disini tak ada suara apapun membuat ku semakin tergoda untuk bergoyang.

Aku sudah masuk kedalam area Artefak mesir kuno.

Disana ada banyak Patung emas para raja Fir'aun termasuk para mayatnya(Mumi).

"Cause shawty is an Enie Meenie miney mo lover"

Aku merapalkan lirik lagu sambil menggerakkan tangan ku ke atas dan kebawah memamerkan gerakan kepada para raja yang tak bisa bergerak sama sekali.
Tak peduli lagi dengan CCTV yang melihat ku sedari tadi, mungkin satpam sedang tertawa di ruang pengawas.

"Shawty is a Enie Meenie miney mo lover"
Aku meloncat ke atas dan kebawah melupakan kemejaku yang mulai berantakan.

Sampai dimana patung Dewi Bastet terpajang bersama dengan patung emas spinhxy yang di tutupi dengan kaca.
Netra mataku bertemu dengan netranya, ia melihat ke arahku.

Akun langsung terdiam dan mulai merasa malu, lantasnya masih ada insan lain di dalam sini.

Ia memiliki rambut coklat dengan sedikit helai putih, mengenakan pakaian kaos jalan santai nya, dan memegang brosur Museum.

Sebelumnya ia sedang duduk memperhatikan ertefak secara dekat namun ketika melihatku ia langsung berdiri.
Kupikir dia hanyalah haluan ku karena kelelahan, tapi ternyata.......


"Aduh keknya salah jalan"




- On Our Way -
- OOW-

On Our Way (Boboiboy X Readers) Where stories live. Discover now