"Hari ini kamu pulang sama aku!" Ucap renza tegas.

"Hah?? Aku kan datang sama Davin,harus pulang bareng dia dong"

"Davin ada urusan"

Kiana tak yakin dengan jawaban renza,ia menatap Davin minta jawaban.

"Iya,,, Lo pulang aja bareng dia karna gue mau mampir ketempat lain,gak bisa nganter Lo" jelas Davin.

"Urusan apa??? Keluarga kamu lagi??" Tanya kiana memastikan.

Davin menggeleng pelan "gak,,, ini jauh lebih penting dari pada mereka"

"Lebih penting??" Ucap kiana tambah bingung, hal apa yang lebih penting dari pada keluarga nya.

"Gue titip kiana!" Ujar Davin datar.

"Lo bukan nitip tapi ngembaliin" peringat renza,karna menurut nya ucapan Davin seakan seorang cowok minta di jagain pacarnya,dan ia gak suka itu apa lagi Davin di kenal pacar kiana.

Davin tak menghiraukan renza,ia memilih menatap kiana dengan mata tak bisa di baca,ia berat hati meninggalkan kiana bersama renza karna ia yang membawa gadis itu.

"Maaf ya gue ninggalin Lo sama dia!" Ucap nya penuh sesal.

"Gak apa-apa kok Vin, kamu pergi aja"

Cowok itu mengangguk singkat setelah pamit ia langsung pergi dari sana.

"Ayo na aku antar pulang" ujar renza membuyarkan pemikiran kiana.

"Kamu gak jadi nyusul om-om yang tadi?" Tanya kiana,karna ia sempat melihat orang-orang bersama renza seperti orang penting semua.

Renza diam ia baru ingat jika ia ada meeting di hotel ini,karna bertemu kiana ia jadi lupa.

"Kamu bisa kan ikut aku dulu,habis itu aku antar pulang?"

Kiana mengangguk mengiyakan lagian dia tidak berani pulang sendiri,jadi memilih ikut renza saja...

💞💞💞💞💞

Kiana tersenyum simpul sembari menikmati kue coklat di hadapan nya, sekali-kali ia menyesap jus melon yang manis dan segar,sudah sangat lama ia tak menikmati waktu bersantai seperti sekarang,dimana duduk di sebuah restoran dengan pemandangan cantik di luar sana,ia akan menikmati waktu kesendirian nya tanpa harus memikirkan jalan hidup yang akan ia hadapi,untuk sekarang ia ingin bersantai menikmati makanan nya.

Kiana di suruh menunggu di sebuah restoran dihotel itu,sedang kan renza pergi meeting di meja lain yang tak jauh dari meja kiana,gadis itu melihat renza yang nampak serius sangat berbeda jika di sekolah.

Kiana akui visual renza sangat lah tampan apa lagi memakai jas berwarna biru tua itu,ia tampak gagah dan berwibawa tidak salah jika kiana asli sangat menyukai cowok itu,tapi sayang ketampanan renza tidak berlaku pada kiana yang sekarang,dimana ada jiwa Anisa di dalam tubuh kiana,di mata gadis itu hanya wajah suami nya lah yang ia suka wajah yang saat ini menjelma sebagai Faldo.

Soal Faldo kiana merasa bersalah saat menolak bicara pada cowok itu,jujur ia tidak mau mengabaikan Faldo yang memiliki wajah suami nya,hati nya resah jika melakukan itu tapi mau gimana lagi,Faldo bukan lah suami nya dia hanya remaja yang cuma mirip saja,jika ia terus mendekati Faldo yang ada dia sendiri yang terjerat,sedangkan Faldo pasti menganggap nya sebagai pengganggu saja...

"Kiana!!"

Gadis itu mendongak mendengar suara serak menyebut nama nya,mata nya merejap polos melihat sosok yang jauh lebih tampan dari renza,berdiri tegak di hadapan nya dengan tersenyum tipis.

"Aah om Afgan" seruh kiana girang,pria di depan nya ini adalah kakak Raisa yang duda antagonis di dalam novel yang ia tepati sekarang...

"Kamu kenapa berada di sini?" Tanya pria itu tersenyum senang karna gadis remaja itu masih mengingatnya.

Kiana sedikit termangu melihat senyum Afgan yang langkah,seingatnya terakhir bertemu pria itu tidak banyak bicara atau pun tersenyum.

"Kamu sendirian??" Ucap nya lagi.

"Sama temen om, om sendiri??" Tanya kiana "duduk om"

Pria itu langsung duduk di hadapan kiana tanpa menghiraukan wanita yang bersama nya.

"Pak,bagaimana dengan pertemuan nya??" Tanya wanita itu yang kiana yakini sekretaris atau asistennya.

"Saya ingin disini sementara waktu,kau duluan saja" jawab Afgan dingin.

"Tapi-

Ucapan wanita itu terhenti melihat mata tajam Afgan yang menusuk,wanita itu menunduk sejenak sebelum pergi ia menayangkan tatapan tidak suka pada kiana yang menatap nya bingung.

"Gak apa-apa nih, om nyuruh kakak itu pergi?" Tanya kiana masih menatap punggung wanita itu.

"Iya" balas Afgan singkat.

Kiana menatap meneliti wajah Afgan yang kini juga menatap nya dalam.

"Cewek itu pacar om Afgan ya?" Tanya kiana sedikit berbisik,Afgan seakan tersedak air liur sendiri mendapat pertanyaan kiana.

"Dari pada itu,bisa tidak jangan panggil saya om?? Saya tidak setua itu!" Pinta Afgan gemas melihat wajah bingung kiana.

"Kakak??" Ujar kiana.

"Itu lebih baik,,, dia bukan pacar saya dia hanya partner kerja saja" jelas nya lagi,kiana mengangguk paham sembari tersenyum.

"Kenapa kamu tersenyum?" Afgan merasa heran dengan kiana yang terus tersenyum,ia menjadi salah tingkah atas perbuatan kiana.

"O- eh kak Afgan hari ini keren"

"Kemaren-kemaren gak keren gitu?"

"Keren kok, cuma hari ini kakak kayak bersinar gitu coba senyum kak!!" Suruh kiana memperagakan senyuman manis.

Tanpa sadar Afgan tersenyum sedikit lebar.

"Tuh kan kak Afgan tuh ganteng kalo senyum,jangan pasang wajah kaku terus dong nanti gak laku loh" cerocos kiana ceria.

"Kamu suka?"

"Suka apa??"

"Saya tersenyum?"

"Em... Aku suka liat nya,kakak tuh ganteng saat tersenyum!" Jawab kiana lugas,tanpa tau jika wajah pria dewasa itu bersemu.

Nona mending anda hentikan pujian anda!!

Raut kebingungan kiana tersirat jelas mendengar suara sistem nya.

Kenapa?

Ucapan anda itu akan membuat tokoh antagonis itu menyukaimu!!

Hahaha mana mungkin lah sistem,masa cuma ucapan receh gitu bisa buat orang suka, aneh

Terserah lah tapi saya tidak tanggung jawab loh ya.

Udah lah tenang aja.

Di tengah obrolan mereka mata jernih kiana melihat seseorang yang dia kenal,orang itu berjalan menuju koridor hotel kiana yang melihat itu menjadi penasaran.

"Kak aku pergi dulu sebentar!" Pamit kiana.

"Mau kemana?" Tanya Afgan menahan tangan gadis itu.

"Ada urusan kak,bentar" ucap nya masih melihat orang tadi yang sudah menghilang.

"Yaudah,jangan lama-lama"

Kiana mengangguk lalu pergi menyusul orang tadi,sesampai di lorong hotel orang yang di lihat kiana sudah tidak ada,kiana celingak-celinguk mencari keberadaan sosok tadi namun nihil.

"Dimana ya dia?" Gumamnya menghela nafas,sekian lama mencari ia pun berpikir untuk kembali ke Afgan.

Saat berjalan menuju pintu restoran sebuah sapu tangan membekap hidung gadis itu.

"Hhmmzzt" meski ia memberontak namun ia tetap menghirup obat bius itu hingga lemas tak sadarkan diri.

"Dasar bodoh"

Love Kiana❤️❤️❤️Where stories live. Discover now